Who are you?
Chapter 16
PPOV
Di tengah malam, aku terbangun. Kulihat tangan suamiku memeluk ku dengan erat, wajahnya yang tampan masih memperlihatkan kecemasan disana. Dia pasti sangat khawatir kepadaku. Aku masih ingat, wajahnya yang sungguh khawatir tadi malam saat menolongku. Entah kenapa air mataku pun menetes lagi mengingat kejadian malam itu.
Flashback ; Toilet.
"Hai..." sapa seorang perempuan kepadaku. Dia cantik, mungkin lebih cantik dari ku. Aku pun bingung melihatnya. "Ternyata ini istrinya Ali, seleranya ngak banget." Katanya padaku sambil melipat kedua tangannya di atas dada, terlihat begitu angkuh.
"Maaf, mba siapa ya?" Tanya ku penasaran padanya
"Nanti lo juga tau siapa gue. Gue cuma ngak suka aja lo deket2 sama cowok - cowok gue. Kecentilan banget lo!" Katanya lagi.
"Cowok - Cowok? Maksudnya mba?" Tanya ku yang makin bingung sama dia.
"Ga usah belaga bego deh lo." Teriaknya padaku sambil menjambak rambut ku.
"Awwww... " rintih gue
"Denger ya... gue ngak bakalan bikin lo bisa bahagia di atas penderitaan gue." Kata perempuan itu. Kemudian dia pun mencoba merobek lengan panjang gaunku. Sesaat kemudian dia mengeluarkan sebuah gunting dari tasnya.
"Mba apa - apaan sih... toloooong... tolooooong..." teriak gue.
"Percuma lo minta tolong, ngak bakalan ada orang kesini." Kata dia. Setelah lengan gue sobek, dia pun mencoba merusak gaun ku kembali. Aku mencoba untuk melawannya, karena badan dia lebih besar dariku akupun kalah telak, aku terjatuh. Dan dia berhasil merusak gaun ku sampai bagian bawah. Semuanya sudah terkoyak. Air mataku pun tak terbendung lagi.
"Ini baru permulaan and see you next time." Serunya sebelum pergi. Setelah itu dia pun pergi meninggalkan ku dengan senyum jahat penuh kemenangan. Aku pun berusaha bangun berkali2,sampai akhirnya aku masuk kesalah satu toilet dan duduk disana. Aku tak mungkin menemui mas Ali dengan keadaan seperti ini. Aku harap mas Ali bisa menemukan ku disini.
Aku pun mencoba bangun, memindahkan tangan suami ku agar dia tak terbangun. Ku ambil wudlu, setelah itu aku pun shalat malam. Aku hanya ingin menenangkan hatiku yang masih kacau.
Adzan subuh pun terdengar, aku terbangun dari tidurku. Ternyata aku tertidur di lantai, diatas sajadah dan masih memakai mukenah ku. Ku lihat suami ku masih tertidur. Aku putuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah itu aku bangunkan suami ku. Ku cium keningnya dan ku usap bagian tengkuknya seperti biasa.
"Sayang... bangun yuk. Dah adzan nih." Kata ku
"Hmmmmm...." balasnya sambil mencoba membuka matanya. Aku pun tersenyum.
"Ayo sayang... kita shalat subuh." Kata ku lagi. Ku bantu dia untuk bangun, ku berikan dia air minum agar dia cepat tersadar dari tidurnya. Setiap pagi selalu seperti ini, mas Ali memang susah bangun.
Setelah dia sadar, dia pun tersenyum. Mencium pipi kanan dan pipi kiriku, keningku, hidungku dan juga bibirku.
"Morning kiss." Katanya sambil tersenyum. Kemudian aku pun membalasnya, sama seperti yang mas Ali lakukan tadi. Ritual kami setiap pagi, ngak setiap pagi juga sih. Setiap akan melakukan sesuatu, hehehe.
Setelah shalat, aku pun langsung pergi kedapur. Memasakkan sarapan untuk suami ku dan juga aku sendiri. Hari ini aku membuatkan Mashed Potatoes untuknya pagi ini.
Seperti biasa, suami ku memelukku dari belakang dan Menciumi leherku. Wangi parfum favoritenya pun sudah bisa aku cium. Dia pasti sudah rapi dan tampan.
"Bikin apa sayang? Dah selesai?" Tanyanya padaku
"Udah nih, aku bikinin mashed potatoes. Mas mau minum apa?" Tanyaku balik.
"Kayaknya enak nih. Mas mau Milo aja." Kata suami ku yang masih memelukku. Ah mas Ali, pagi2 bikin.kretek2 aja.
"Beres. Sekarang duduk dulu gih. Ini biar dingin dulu ya. Aku mau siap2 dulu" kataku padanya. Kemudian ku cium singkat bibirnya.
"Jangan lama2 dandannya, lapar yank..." Teriaknya padaku.
Hari ini aku menggunakan kacamata untuk menutupi mata sembab ku. Sebenarnya mataku memang minus, namun aku tak suka memakainya, walaupun aku sering merasa pusing atau terlihat tak jelas saat melihat sesuatu. Selama sarapan mas Ali tak pernah menanyakan kejadian kemarin malam. Aku pun belum bercerita dengannya. Mungkin nanti, aku masih belum siap. Selesai sarapan mas Ali pun mengantarkan ku berangkat kerja, kali ini dia tak mengijinkan ku berangkat sendiri.
Sesampainya di sekolah, aku pun pamit pada suamiku. Mencium punggung tangannya.
"Nanti pulangnya mas jemput. Kita makan diluar. Ya!" Katanya padaku sebelum aku turun dari mobil Range Rover nya. "Telpon mas nanti kalo dah pulang. Hati2 ya! Baik2 juga disana!" Katanya balik. Aku pun tersenyum melihatnya, dia masih khawatir padaku.
"Iya sayang... " balas ku lembut.
APOV
Pagi ini gue sengaja dateng ke hotel terlebih dahulu, sebelum gue pergi kekantor, untuk lihat rekaman cctv semalam. Gue masih penasaran, siapa yang ngelakuin itu sama istri gue. Istri gue Prilly juga belum cerita yang sebenarnya. Bikin gue makin stress.
Gue lihat rekaman cctv itu satu persatu, sayangnya di lorong toilet tak ada cctv. Damn!! Ternyata orang itu sudah merencanakan semua, ngak mungkin di toilet ada cctv. Gue pun ngacak2 rambut gue. Gue sama sekali ngak bisa fokus kerja hari ini. Semoga nanti siang istri gue Prilly bisa ceritain semuanya. Karena sore nanti ada meeting penting dan ngak bisa di cancel. Gue harus bisa focus lagi buat meeting penting itu.
Setelah menjemput Prilly, gue pun ngajak dia untuk makan siang di restaurant favorite nya. Tapi ternyata dia tak mau makan disana, dia ingin cepat2 pulang. Di tengah perjalanan.
"Sayang... makan itu yuk. Aku pengen itu." Pintanya pada gue sambil nunjuk pedagang ketoprak di pinggir jalan. Gue nglirik dia bingung.
"Yakin mau makan disitu??" Tanya gue penasaran. Ini pertama kalinya istri gue Prilly meminta makan di pinggir jalan. Gue sih ngak masalah mau makan dimana aja, jaman sekolah dulu juga sering makan di pinggir jalan. Tapi istri gue?? Gue ngak yakin dia pernah makan di tempat kaya gini.
Dan istri gue pun mengangguk. Sumpah bro, wajahnya imut banget. Kaya anak kecil yang minta dibeliin es krim. Prilly... Prilly... bisa aja bikin gue melting. Akhirnya gue pun menepikan mobil gue. Gue parkir mobil keren Range Rover gue di pinggir jalan. Mencolok banget kelihatannya. Semua orang melihat kami sesaat setelah kami turun.
Gue yang pake kemeja biru muda bergaris2 dengan dasi biru tua polos, celana biru dongker dan sepatu pentofel hitan. Dan istri gue yang pake baju warna salem pastel, dengan celana hitam dan blazer yang senada serta high heelsnya serta kacamata yang membuatnya semakin manis dan terlihat dewasa. Gue bukain pintu mobil buat istri gue, terus gue gandeng dia. Dia langsung duduk di tempat duduk yang sudah disedia kan. Gue pun akhirnya memesankan ketoprak untuknya. Sumpah ya demi apa, istri gue kaya orang nyidam. Hadeh...
"Pak, ketopraknya dua. Jangan pedes2 y pak, sedangan aja." Kata gue pada penjual ketoprak itu.
"Iya mas... minumnya apa mas?" Tanyanya balik.
"Teh botol aja pak, dua." Jawab gue.
Gue lihat senyumnya manis banget. Dia kelihatan seneng banget makan disini. Gue hampiri dia, gue elus pucuk kepalanya dan gue pun duduk di sampingnya sambil melipat lengat baju gue dan sedikit melonggarkan dasi gue.
"Dah pernah makan disini sayang?" Tanya gue. Dia tersenyum kemudian menggeleng. "Belum pernah?" Tanya gue balik.
"Huum... ini pertama kalinya makan dipinggir jalan. Kayaknya enak." Jawabnya sambil tersenyum. Bahagia banget gue lihatnya.
"Sayang... sayang... kamu kaya ngidam aja sih." Kata gue. Dia malah tertawa.
"Emang Mas dah siap kalo aku ngidam?" Tanyanya pada gue. Gue pun kaget dengarnya. Masa iya istri gue hamil? Cepet banget, hahaha.
"Mang kamu hamil?" Tanya gue balik. Tawanya makin pecah. Dia pun menggeleng.
"Belum. Oneday, maybe you must be ready. Ya kan?" Kata istri gue.
"Insyaallah siap ko sayang. Kemana aja aku turutin, asal jangan aneh2 aja." Kata gue. Dia pun tertawa. Akhirnya pesenan kami pun sampai. Istri gue makan dengan lahapnya. Sampai habis tak tersisa.
"Mau lagi?" Tanya gue
"Emmm... ngak ah dah kenyang. Kapan2 kesini lagi ya mas." Pintanya padaku.
"Gampang sayang..." jawab gue. Gue mulai menatap wajah istri gue, gue pengen tanyain masalah kemarin malam. "Sayang... Kamu udah ngak kenapa2 kan?" Tanya gue hati2. Sumpah gue dah penasaran banget. Dia pun mulai natap mata gue.
"Mas, dulu waktu SMA pernah punya pacar?" Tanyanya pada gue. Gue hampir kesedak saat minum.
"Mas kan dah pernah bilang, kamu itu yang pertama buat mas, dan juga yang terakhir. Mas ngak pernah punya pacar. Dosa tau,hehehe." Jawab gue. Tapi dia tetap serius, padahal gue coba buat santai sambil sedikit bercanda. "Tapi mungkin yang fansnya banyak, hehehe. Kenapa sayang?" Tanya gue balik.
"Aku ngak tau tadi malam itu siapa. Perempuan itu cantik. Dia tiba2 dateng dan bilang dia ngak suka lihat aku deket2 sama cowok - cowoknya. Dia juga bilang dia ngak akan biarin aku bahagia diatas penderitaannya. Aku ngak tahu maksudnya apa, aku kira dia mantan mas dulu." Cerita istri gue yang mencoba menahan air matanya. "Dia menjambak rambut aku, terus dia juga merobek robek gaun aku. Aku coba buat melawan, tapi dia lebih kuat dari aku. Sampai aku jatuh. High heels ku patah." Lanjut istri gue. Gue pegang tangannya.
"Mas ngak pernah punya pacar sayang. Jadi mas ngak punya mantan. Kalo kamu ngak percaya, tanya aja sama kaia, atau sama kevin, mila, ka kirun atau Ricu. Mas selalu maen sama mereka." Jelas gue. Dia masih natap gue. "Maaf ya, mas ngak bisa jagain kamu. Mas pastiin, suatu saat mas temuin orang itu." Kata gue.
"Mas dah jagain aku ko, mas ngak usah minta maaf. Lagian masa iya ke toilet harus dianter sama mas, malu kali sayang." Kata nya pada gue sambil tersenyum. "Lagian kayaknya ini resikonya deh punya suami yang ganteng maksimal." Lanjutnya kemudian tertawa. Gue pun tersenyum. Gue cubit pipi chubynya.
"Awww... sakit sayang..." teriaknya. Dan gue pun mengelus elus pipinya yang tadi gue cubit. Mau gue cium lagi di pinggir jalan.
"Jangan buat mas khawatir lagi ya. Kalo ada apa - apa langsung cerita sama mas. Mas sayang banget sama kamu. Mas ngak mau kamu kenapa - kenapa." Kata gue pada istri gue. Dia pun tersenyum kemudian meluk gue. Sumpah demi apa, orang2 langsung ngelihatin kita. Gue jadi salting. Untung muka gue ngak berantakan, hehehe.
"Aku juga sayang banget sama mas." Ucapnya pada gue. Karena sadar dia pun langsung melepas pelukan nya, pipinya langsung blushing. "Yuk mas kita pulang." Ajaknya pada gue. Gue pun menganguk dan terkekeh melihat istri gue salting tersipu malu. Hehehe.
Akhirnya gue dah tau kenapa istri gue jadi nangis histeris kemarin malam. Sedikit lega, tapi gue masih belum lupain kejadian itu. Gue bakalan berusaha cari perempuan itu. Se'engak nya gue bisa lebih sedikit tenang. Kayaknya gue mulai harus over protect sama istri gue. Gue ngak mau dia kenapa2 lagi.
Hi readers...
And hi my secret admirers...
Masih mau dilanjut ngak nih??
Kira2 tu perempuan siapa ya, authornya bingung nih, hahaha.
Yawdahlah ya, yang penting couple kita ngak gegana.
Jangan lupa tinggalin jejak ya guys, please....
(Vote and comment please...)
Makasih semua yang dah pada mau baca, dan dah mau bersabar nunggu cerita selanjutnya.
Keep reading ya!
Semoga bisa menghibur.
Mmmuuuuaaach....
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top