The wedding party

Chapter 3.

PPOV.

"Ali, nanti kalian diantar mas Dony ke kamar kalian. Baju ganti buat kalian sudah ada disana. Dan baju buat nanti malam juga sudah siap disana. Kalian istirahat ya, nanti malam masih ada acara lagi. Prilly, baik2 y sayang. Kalo Ali rese, lapor aja sama mama." Ucap mama resi pada Ali dan aku.

"Ya elah mah, rese sama istri sendiri g papa kan?? Hehee..." balas Ali sambil melirik ku. Dan aku membalasnya dengan senyum kecut.

"Yawdah, kalian baik2 ya. Ali, mama nitip prilly ya." Ucap mama ku.

"Siap mah." Kata ali

Aku dan Ali pun berpamitan kepada kedua orang tua kami. Ali menggandeng ku menuju kamar yang di sedia kan khusus untuk kami. Sepanjang perjalanan menuju kamar, tak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut kami. Kami hanya saling terdiam satu sama lain. Akhirnya kami pun sampai di kamar 1526. Entah suatu kebetulan atau kesengajaan, angka nya sama seperti mas kawin kami tadi pagi. Angka yang menunjukkan tanggal kelahiran kami berdua.

Sesampainya di kamar, Ali langsung melepas baju pengantin nya, dan langsung menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang yang berukuran king size. Aku pun memutuskan untuk membersihkan make up ku yang masih menempel di wajah ku dan mengganti bju ku. Aku melihat Ali sedang tertidur. Aku pun membantu Ali untuk membersih kan make up tipis yang masih menempel di wajah nya. Dengan pelan aku mengusap cleansing untuk membersih kan wajahnya.

"Oh God... what is it? What does it feel??" Bathin ku.

Mama benar, Ali memang tampan. Dia teramat sangat tampan. Matanya, Alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung serta bibirnya yang merah natural dan tipis, semua terlihat sempurna. Aku yakin banyak wanita yang mengaguminya. Mengagumi suami ku.

Karena bingung, aku memutuskan untuk tidur di sebuah sofa panjang di kamar kami. Acara resepsi kami masih berlanjut, nanti malam pukul 7 akan di adakan resepsi untuk teman dekat dan rekan2 kerja orang tua kami.

Suara lagu Problems -Ariana Grande membangun kan ku. Ya Iphone ku berbunyi. Aku pun mencari sumber suara itu.

"Astaghfirullah... ko bisa disni?" Ucap ku kaget. Aku terbangun di atas tempat tidur. Pasti Ali yang mindahin aku.

"Tapi dimana dia sekarang?" Bathin ku.

Aku pun mengambil iphone ku di sofa, kulihat mama yang menelpon ku.

Via telp.

"Assalamualaikum mah..." kata ku

"Walaikumsalam sayang, kamu baru bangun? Dah mandi??" Tanya mama

"Iya mah, ketiduran tadi. Lum mandi juga. Ada apa mah? Pake telp2 segala. Knp ga kesini aja sih mah?" Tanyaku pada mama.

"Nanti mama ganggu lagi. Oia, cepetan mandi, miss sheila mau.dandanin kamu. Kalo dah slesai mandi, bbm mama ya." Lanjut mama

"Iya mah. Aku mandi dlu." Kataku pada mama.

Entah kemana Ali pergi, tapi jam dan dompetnya semua masih ada dikamar. Aku pun memutuskan untuk mandi terlebih dahulu. Saat aku membuka kamar mandi,

"Astaghfirullahaal' azhim..." teriak ku sambil menutup wajahku menggunakan kedua tanganku. Aku melihat Ali yg bertelanjang dada dan sedang menggunakan handuk setengah badan.

"Makanya kalo mo masuk ketuk pintu dulu." Kata Ali

"Mang lo ngak bisa apa pake baju sekalian di kamar mandi?" Tanya ku pada Ali.

Duukk...

"Awww..." teriak ku lagi.

"Tuh kan. Makanya Kalo jalan itu matanya di pake sayang. Lagian ngak dosa ini kan lihat suami telanjang?? Lo mesti biasain lihat badan gue yang habis mandi. Kita kan udah sah. Hehe..." ledek Ali yang mulai mendekat ke arah ku.

"Mma... mau ngapain lo?" Tanyaku gugup pada Ali. Aku mulai mencium wangi tubuhnya, dia semakin mendekat. Jantung ku mulai berdegup tak beraturan. Tatapan Ali, oh my God...

"Sakit? Mau di obatin ga?" Tanya ali pada ku sambil menyentuh dahi ku yang kejedot tadi.

"Sini gue obatin" lanjut Ali

Cup...

Mata ku terbelalak. Ali mencium keningku yang kejedot tadi. Napas ku terasa sesak, aku seperti kehabisan oksigen sekarang.

"Dah sembuh kan??" Tanyanya padaku yang masih kaget.

"Ga usah kaget gitu istriku. Nanti, gue bakal sering ngasih lo kejutan, haha..." lanjutnya sembari meledek ku

"Modus lo!" Balas ku kemudian aku pun masuk ke kamar mandi.

Selesai mandi, miss sheila pun mendandani ku. Seperti tadi pagi, aku memintanya untuk mendadani ku se-natural mungkin. Rambut di tata sesuai permintaan ku, tidak terlalu formal dan tidak terlalu rapi. Aku ingin menjadi diri sendiri malam ini. Dengan dress burkat hitam bercampur warna magenta selutut, dan high hells hitam. That is me.

Dan suamiku Ali, dia menggunakan kemeja putih, dasi bergaris dan jas hitam yang di lipat sedikit serta sepatu pentofel hitam yang wow. Dengan gaya rambut yang sedikit berjambul, namun terlihat rapi. Tak terlalu formal, seperti nya memang itu style dia. Sedikit berantakan, namun terlihat tetap cool dan tampan, amat sangat tampan.

Can you imagine that?? My Ali.

Oh God, He's the best gift from You.

"Yuk..." Ali mengulurkan tangan nya padaku. Mengajakku untuk ke tempat resepsi yang akan segera dimulai. Tepat pukul 7 malam, kami pun mulai meninggalkan kamar. Ali mengandeng tanganku dengan lembut. Senyumnya mulai membuat semua orang melihat ke arah kami. Aku mengenggam tangannya dengan erat, karena aku semakin gugup. Aku tidak suka jika banyak mata yang memperhatikan kami. Alipun melirik ku sepertinya dia tau apa yang aku rasakan, dia tersenyum.

"Be confident baby, you look so beautiful tonight. Trust me!" Bisik Ali padaku.

"Thank You." balas ku.

Akhirnya kami pun sampai di tempat resepsi kami. Berbeda dari acara tadi pagi. Malam ini suasananya sungguh berbeda. It's like garden party. Pesta yang di adakan di luar hotel, di sebuah taman yang di sulap menjadi tempat yang romantis. Tak banyak meja atau kursi disana, karena mungkin konsepnya standing party. Ada sebuah panggung namun disana terdapat banyak alat musik, mungkin hanya untuk hiburan. Ali mengajak ku duduk didepan panggung, terkadang kami pun berbaur dengan tamu2 yang lain.

"Prilly... cantik lo ngak ada habis - habisnya ya." seru seseorang yang tidak asing untukku, sahabatku itte.

"Itte... Makasih ya udah nemenin aku terus dari kemarin." Balas ku sambil memeluknya.

"Sama - sama sayang. Besok kalo gue nikah, Lo mesti gantian nemenin gue." Ucapnya padaku

"Pasti itu. Anything for you." Lanjut ku sambil tersenyum.

"Ehem... cuma itte nih yang di peluk?" Suara itu mengagetkan ku. Ya suara suami ku, Ali. Aku pun hanya mengernyit kan dahi.

"Apaan sih..." balasku datar.

"Hai te..." sapa Ali pada itte, kemudian dia melingkarkan tangannya dipinggangku dengan erat.

"Hai Li." Balas itte sambil tersenyum.

"Ih Ali kan malu." Ucap ku pada Ali.

"Oh... jadi kalo di kamar dah gak malu dong?? Haha..." balas Ali. Aku.pun mencubit perutnya.

"Awww..." teriak Ali "sakit sayang..."

"Haha... Lagian lo Prill, ngapain malu orang suami lo ini. Semua orang yang datang kesini juga pengen lihat lo sama Ali mesra - mesraan kali. Hahaa..." ledek itte.

"Yawdah, gue kesana dulu ya, brian lagi di toilet tu. Jagain sahabat gue ya Li, awas lo!!" Sembari meninggalkan ku dan Ali.

"Dah pasti Te!" Ucap Ali tegas.

"Hai bro... congratulation ya." Ucap pria yang gantengnya sedikit kalah dari suamiku,hehee. Di ikuti perempuan yang sedang dipeluknya.

"Selamat ya Li, akhirnya bidadari lo ketemu juga. " ledeknya pada Ali

"Hai bro. Thanks Mil. Bisa aja lo, mana yang lain??" Tanya Ali

"Masih di belakang tuh." Balasnya

"Kenalin nih istri gue, Prilly." Ucap Ali sambil memperkenalkan temannya padaku.

"Kevin." Ucap laki - laki itu. Kami pun bersalaman.

"Mila" Perempuan cantik itu memperkenalkan dirinya. Kami pun saling tersenyum.

Acarapun dimulai, banyak sambutan tentunya, mulai dari papa, papa Ali, dan beberapa rekan kerja mereka. Ali pun tak luput memberikan sambutan. Beberapa saat kemudian, hiburan pun di mulai. Tentunya para artis papan atas yang menghibur kami semua. Ada Afgan, Rossa, Andien, Ungu, serta masih banyak yg lain. Pesta ini seperti konser. Aku pun tersentak saat Ka Raffi Ahmad dan Ka Luna Maya memintaku dan Ali untuk menyanyikan sebuah lagu. Aku pun menatap Ali dengan aneh. Ali pun mengulurkan tangannya, memintaku untuk naik ke atas panggung. Wish me luck.

Entah sejak kapan, gitar kesayangan ku berada di atas panggung. Gitar berwarna coklat yang diukir dengan namaku Prilly. Di sebelahnya juga ada gitar berwarna coklat sedikit gelap, dengan model yang unik. Aku mengambil gitarku, dan Ali mengambil gitar yang di sebelah ku.

"Ladies first" ucap Ali padaku sambil tersenyum padaku. Aku pun.menatapnya bingung.

"Selamat malam semuanya. Terima kasih buat semua para tamu dan teman2 yang sudah berkenan hadir di acara kami. Kami juga berterima kasih atas doa2nya buat kami. Dan malam ini, kami akan membawakan sebuah lagu sebagai ucapan terima kasih kami. Semoga semua bisa terhibur. Sebuah lagu dari Glenn Fredly - You are my everything " Ucap ku

Aku pun melirik Ali, dan Ali pun tersenyum padaku, sambil mengangguk memberi isyarat padaku untuk memulainya terlebih dahulu.

Aku pun mulai memetik gitarku, mengambil nada sesuai suaraku.

Cruising when the sun goes down
Acrross the sea
Searching for, something inside of me

I would find all the lost pieces
Hardly feel, deep and real
I was blinded now I see

Hey hey hey you're the one - prilly
Hey hey hey you're the one - Ali
Hey hey hey I can't live without you - April

Take me to your place
Where are hearts belongs together
I will follow you
You're the reason that I breathe

I'll come running to you
Fill me with your love forever
I'll promise you one thing
That I would never let you go
'Cause you are my everything

You're the one, you're my inspiration
You're the one, kiss, you're the one
You're the light that would keep me safe and warm
You're the one, kiss, you're the one

Like the sun goes down, coming from above all
To deepest ocean and highest mountain
Deep and real deep I can see now

Tepuk tangan pun bergemuruh. Ali menatapku dan tersenyum. Aku pun membalas senyuman nya.

"The best day ever..." bathin ku.

Ali menghampiriku dan menggenggam tanganku.

"Thank you..." ucap ku dan Ali berterima kasih atas aplouse para tamu. Kemudian kami pun menundukkan badan kami seperti orang jepang yang memberi salam.

---

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top