Lukisan
Hari ini ada begitu banyak anak yang sedang mengantre di kelas sebelah, sedang ada pameran seni mini hasil dari tugas yang telah dilakukan beberapa hari yang lalu.
Biasanya aku tidak akan tertarik dengan hal semacam ini, namun tiba - tiba saja aku teringat dengan Someya-san yag kulihat di ruang kesenian beberapa waktu yang lalu.
Apa mungkin, lukisannya dipamerkan sekarang?
Berbekal rasa penasaran yang sangat kecil itu , aku membawa diri untuk mengantre dengan anak - anak yang lainnya.
"Tolong nanti berikan kami nilai ya!" ucap perempuan berkuncir dua dengan pita berwarna hitam legam.
Oh, sepertinya ini bukan sekedar pameran unjuk gigi saja.
Guru mereka pasti Miwaki Sensei, yah orang itu memang selalu unik. Kemarin saja penilaian prakarya kelasku ditentukan berdasarkan dadu yang dilemparkan ke karya kita.
"KYA!! Itu Mii senpai!"
Wah, sepertinya bakal ada persaingan tidak sehat. Mii atau yang lebih kukenal sebagai Kikuri-san adalah model terkenal.
Sudah pasti banyak siswi yang mengidolakannya, dan tentunya memberikan penilaian yang super duper 'objektif' pada karyanya.
Aku melihat - lihat karya yang ada. Kebanyakan adalah lukisan buah atau pemandangan alam.
Ada satu lukisan abstrak, karya itu sudah pasti milik Matsui-san. Namanya juga tercantum di bawah lukisan dengan tulisan yang abstrak juga.
Kukira orang lurus seperti Matsui-san akan memiliki karya yang mencerminkan dirinya. Sepertinya anggapanku salah.
"Oh ini,"
Aku akhirnya sampai di depan lukisan milik Someya-an. Seperti yang kuduga, memang melihat dari jarak dekat adalah keputusan terbaik untuk menikmati karyanya.
sebuah lukisan perempuan, yang sedang membuat buket bunga di pagar, gaun yang dipakainya berwarna biru dan terlihat sederhana namun indah.
Aku bisa merasakan bagaimana Someya-san menumpahkan semua perasaannya di lukisan ini. Aku seperti melihat seorang wanita dari balik jendela, bukan sekedar lukisan, ia terlihat nyata.
"Wah, aku senang kau menatap lukisanku lama,"
Aku terkejut, mendapati Someya-san yang tiba - tiba saja sudah ada di sampingku.
"Lukisanmu bagus," pujiku tulus
Someya-san terdiam, kedua matanya mengedip dengan cara yang lucu.
"Kalau begitu kau haris membayarnya dengan nilai yang semprna," bisik Someya-san, lalu nyengir.
"Tentu saja," sahutku, "ngomong - ngomong, siapa yang membuatmu terinspirasi dalam membuat karya ini,"
Someya-san yang awalnnya menatapku lantas menatap lukisan miliknya. ia mengambil napas panjang serta memejamkan mata.
"Tentu saja seorang wanita yang cantik, orang yang kucintai."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top