Kelas Seni

Aku menguap lebar, tidak ada yang lebih membosankan selain melakukan hal yang tidak kau suka.

Aku pergi ke ruang guru saat jam istirahat untuk membawakan berlembar - lembar pr teman sekelas. Mereka 'meminta bantuan'ku padahal jelas - jelas aku saat itu sedang membuka bento. Lagi pula bukan aku yang memiliki kewajiban untuk membawa tumpukan beban itu.

Yah, namanya juga ketua kelas, keputusannya itu disetujui oleh orang - orang dan aku sebagai warga kelas biasa harus menuruti apa yang dikatakan si ketua kelas, bintang utama sekaligus protagonis di kelas ini.

Aku melihat jam tangan, masih ada 15 menit untuk menghabiskan bekalku. Tak apa, aku bisa menghabiskannya dengan cepat.

TAK!

aku menghentikan langkah, aku saat ini sedang berada di lantai 5, dan sedang menuju lantai 4. Ruang guru ada di lantai 6 jadi otomatis aku harus melewati lantai 5 kalau ingin ke lantai 4.

Harusnya tidak ada orang di sini, hanya ada kelas pratikum, dan para siswa lebih suka menghabiskan waktu di kantin.

Aku mendekati ruang seni rupa, aku mengintip dari balik kaca.

Cat - cat minyak yang berserakan, kuas - kuas serta dua kanvas terbaring di lantai bersama dengan seorang siswa laki - laki yang seragamnya dipenuhi warna cat.

Orang itu Someya-san.

Ia nampak tidur dengan lelap dan damai meski dirinya terlihat berantakan.

Sedang apa ia di sana?

Aku ingin masuk dan mencari tahu, namun tanganku terhenti saat ingin membuka pintu.

Jangan terlibat dengan orang lain.

Kata - kata itu langsung muncul di kepalaku.

Ya, memang kami ada hubungan apa? Hanya teman satu sekolah, aku juga bukan teman dekatnya seperti Matsui-san, aku juga bukan orang tuanya.

Aku hanya orang luar yang tidak punya wewenang untuk masuk ke dalam teritorinya.

Kuurungkan niat untuk masuk ke dalam, dan hanya memandang dari balik jendela.

Hah... Aku sedikit kecewa, dari sini lukisan yang dibuat oleh Someya-san sangat indah, apalagi kalau aku melihatnya dari dekat.

Ya sudahlah, daripada aku bersinggungan dengan hal - hal yang mungkin tidak kuharapkan.

Kulangkahkan kaki menuju kelas tanpa menoleh ke belakang.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top