Jujur atau tantangan

Apa yang harus kulakukan ketika festival musim panas di mulai?

Tentu saja, sebagai warga kelas yang baik hati dan bertanggung jawab, aku menjaga stand minuman dingin dengan pakaian berwarna warni, hasil design Sashihara-san. Katanya agar lebih meriah dan senada dengan barang yang kami jual.

Minuman dingin yang kami jual memang berwarna, ya karena yang kami jual itu jus buah.

Aku berada di bagian belakang, tempat meracik minuman, mungkin karena penampilanku yang tidak terlalu menarik. Aku tidak terlalu mempermasalahkannya juga, lagi pula mau di jaga di depan atau di belakang, tetap saja aku harus menghabiskan waktuku untuk mengabdi pada kelas.

"Oi! Oi!"

Suara anak - anak laki - laki yang sedang bermain-entah apa itu, di seberang stand minuman.

Oh ya, kami berada di tengah lapangan sekolah, bukan di kelas.

"Wah... Lihat itu... Sekumpulan cowok tampan!"

"Untung ya kita dapat tempat ini!"

"Kalau begini sih aku mau jaga walau panas,"

Tiga orang siswi, teman sekelasku, sedang mengagumi lelaki, yah, itu memang biasa, toh kami berada di masa pubertas, masa - masa dimana kami harus sering cuci mata untuk bisa membedakan mana bibit unggul dan mana yang bukan.

"Hah... Aku tidak percaya geng idol itu ada di sini, bagaimana menurutmu Nakama-san? Kalau saja salah satu dari mereka mau berjaga, mungkin penjualan kita bisa meroket dan habis," ucap Morigana-san

Ia bertugas di belakang bersamaku, berbeda dengan musim semi kemarin, Morigana-san memotong rambutnya pendek dan mengecatnya dengan warna  pirang.

Ia sempat ditegur, namun gadis itu nampak tidak peduli.

Kami melanjutkan tugas kami, merapikan bagian dalam sekaligus mempersiapkan bahan, anak - anak basket akan selesai bertanding, dan stan kami pasti diminati. Aku yakin karena tahun kemarin stan kakak kelas yang menjual minuman kelabakan.

"Ayo! Ayo!"

Sorakan dari anak laki - laki menggema aku dan Morigana menoleh. Ke sumber suara.

Di sana ada Someya-san, hari ini tidak ada Matsui-san di sampingnya karena Matsui-san menjadi perwakilan sekolah untuk olimpiade matematika yang juga di laksanakan hari ini.

"Woi! Woi! Kenapa dia kesini?!" ucap Morigana.

Someya-san berjalan ke arah kami berdua, mengabaikan tiga siswi yang berjaga di depan.

"Ayo!" ucap Someya-san

Ia menarikku ke luar stan, tepat di hadapan anak - anak yang lain.

"Dare! Dare! Dare!"

Tunggu! Tunggu! Tunggu! Mereka sedang bermain truth or dare nih? Kenapa aku diseret juga?

Apa tantangannya harus aku?!

Padahal aku tak ikut - ikutan!

"Bantu aku Nakama-san," bisik Someya-san

Ikuta-san, siswa dengan rambut jabrik bersiap dengan kamera di tangan.

"Pose seperti ini!" ucapnya sambil memperagakan pose yang di maksud.

Dua orang yang berdiri berdampingan, serta membuat tanda love dengan tangan mereka.

Seperti foto pasangan saja.

Meski sedikit malas aku tetap melakukannya karena aku teman satu sekolah yang baik.

"Cheers!"

Aku melirik bayangan kami berdua.

Hm, bagus juga.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top