Jamuan Makan Malam
Aku tidak pernah membayangkan akan berada di tempat yang sangat tidak cocok denganku ini. Apalagi dalam acara yang tidak aku sukai.
Pertemuan dengan rekan bisnis Otou-sama.
Kegiatan seperti itu memang biasanya membosankan, tidak ada gairah dan sesuatu yang formal dipaksakan untuk menjadi santai, aku juga lebih banyak diam disana, keberadaanku disana lebih mirip sebuah patung yang bisa bergerak. Meski aku ingin, aku tidak bisa menolak dengan gampang, apalagi beliau mengancam akan memotong uang bulananku. Bagi seorang gadis SMA, itu adalah perbuatan yang sangat kejam
Dan setiap pertemmuan bisnis, aku adalah yang termuda.
Ayah memesan reservasi di sebuah restaurant outdoor, dengan alasan malam ini cuacanya cerah dan bintang - bintang biasanya terlihat indah di bulan - bulan ini.
Sangat romantis.
Seperti biasa, aku berada di mobil yang berbeda dengan Otou-sama dan Okaa-sama. Kami sampai di sana setelah satu jam perjalanan. Aku ingin sekali tidur di mobil, tapi aku tidak melakukannya karena sayang kalau riasan yang telah ditempelkan padaku menjadi rusak.
Aku tidak ingin mengecewakan kerja keras maid di kediamanku.
Kami duduk di meja yang telah dipersiapkan. Tidak ada pelanggan lain selain kami di sini. Huh, rupanya Otou-sama mengeluarkan uang yang cukup banyak rupanya.
Baiklah, aku akan melewati dua jam dengan mulus seperti biasa, siapkan senyum profesional ketika bertemu dengan rekan bisnis, semangat! Demi uang jajan!
Rekan bisnis Otou-sama juga membawa keluarganya, terdiri dari lima orang, dua orang lelaki dewasa, satu perempuan dewasa, satu orang lelaki kelewat dewasa alias kakek - kakek, dan satu orang remaja.
Remaja itu adalah Someya-san.
Aku terkejut karena bisa bertemu dengannya di luar sekolah seperti ini, tiba - tiba aku merutuki kebiasaanku yang selalu tidak peduli dengan informasi menengenai rekan bisnis yang akan makan malam bersama.
Saling menundukkan kepala, memberi salam basa - basi, perkenalan singkat anggota yang diajak.
Berbeda dengan di sekolah, Someya-san nampak lebih kalem, ia juga mengenakan tuxedo coklat gelap yang senada dengan warna rambutnya. Ia nampak lebih dewasa hari ini.
Percakapan lebih banyak didominasi oleh orang dewasa, aku hanya sempat mengatakan, "Kabar Saya Baik." dengan intonasi yang pas.
Beberapa kali aku dan Someya-san bersitatap. Tidak ada adegan malu - malu kucing atau tersipu, toh kamu berdua sudah saling kenal rupa, untuk apa tersipu karena mengenakan pakaian selain seragam sekolah?
"Saya izin untuk pergi ke belakang bersama Nakama-san,"
Satu kalimat itu meluncur dari mulut Someya, sepertinya ia menggunakan diriku sebagai alasan untuk kabur dari meja.
"Silahkan, silahkan, anak muda memang perlu banyak waktu bersama teman," balas Otou-sama.
"Haha... mungkin percakapan kita kurang seru untuk anak SMA," kata si Kakek.
Yah, sadar juga kalian.
Someya mengulurkan tangannya padaku, aku menyambutnya dan kami bergandengan tangan sampai keluar dari pengelihatan mereka.
"Huaaa!! Sankyu Nakama-san!"
Someya-san langsung duduk di kursi setelah melepas tanganku.
"Sama - sama, aku juga,"
Kami berada di bagian restaurant terluar dan tersepi. Tidak ada pelayan yang lewat.
"Hari ini ada livestreaming Aku tidak boleh melewatkannya,"
Someya-san langsung membuka ponsel dan kembali menjadi Someya-san si Otaku yang kukenal di sekolah.
"Kalau sudah selesai, tolong bangunkan aku," ucapku
"Oke," sahut Someya-san
Aku mengambil beberapa kursi dan menata mereka agar bisa kujadikan sebagai kasur darurat.
Ini kali pertama kali aku kabur dari perbincangan bisnis diatas meja makan malam, dan aku pun tidak peduli dengan apa yang mereka katakan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top