PROLOG

Annyeong!
Ini aku lagi, Lee Eunsang.

Aku datang bersama surat ini. Entah sudah surat keberapa yang kutulis dalam sepekan ini. Yang jelas, aku benar-benar menjadi lelaki penulis surat sekarang.

Pertemuanku dengan dirimu memang tidak sengaja dan aku selalu menantikan kapan kita akan bertemu lagi. Jadi, ketika kita sudah bertemu hari ini, aku harap tidak pernah ada kata perpisahan.

Sekarang ini aku rindu bermain bersamamu di antara hamparan bunga indah. Aku rindu mendengar tawamu, menatap kedua bola matamu, menghirup aroma parfum buah-buahan yang khas darimu. Aku rindu semua tentangmu.

Apa kau juga merindukanku?

Kau teman---tidak, kau lebih dari itu, tapi sahabat---terbaik yang kutemukan. Kalau kala itu aku tidak bertemu denganmu, mungkin aku akan menyesal.

Kau juga senang bisa berteman denganku, bukan? Buktinya kau selalu tertawa kalau aku ada di dekatmu, berbeda dengan kau yang dulu hehehe. Kurasa aku bisa dengan bangga menyebut diri sebagai laki-laki yang mampu menarik perhatian seorang perempuan.

Kau bisa memberiku semangat dengan cara yang lain, cara yang tak biasa. Cara yang sederhana, tapi aku menyukainya.

Im Nari, aku tidak suka jika kau menghilang. Jangan pernah mengabaikanku lagi. Setelah kau membaca suratku ini, jangan lupa untuk mencariku, ya! Aku menunggumu!

Eunsang melipat kertas berisi pesan singkatnya kemudian memasukkan benda persegi panjang itu ke dalam amplop berwarna biru. Sengaja, warna itu adalah warna kesukaan perempuan yang sejak tadi dituliskan namanya.

Laki-laki yang masih berseragam sekolah itu segera beranjak dari kursi. Merapikan beberapa alat tulis yang tersebar di atas meja. Sebelum meninggalkan meja, Eunsang tersenyum lebar sembari memandangi benda di tangannya.

Ia menoleh, memandangi meja lain yang terletak di dekat jendela. Ukurannya tidak begitu besar dan hanya ada satu vas bunga berukuran kecil dan sebuah kotak. Kotak yang cantik dengan hiasan pita di atasnya.

Kakinya melangkah pelan menuju benda itu. Sebelum membuka kotak cokelat tersebut, Eunsang menarik napasnya dalam-dalam. Barang itu berisi tumpukan kertas warna senada dengan apa yang ada di tangan Eunsang. Kenyataannya, lelaki itu sudah banyak menulis dan bahkan mengumpulkan surat-surat sejenis untuk sahabatnya, Nari. Namun, satu lembar kertas yang sangat mencolok ada di tumpukan paling atas.

Potret dua manusia itu selalu menarik hati Eunsang untuk mengambilnya. Terlihat jelas gambaran dirinya dengan Nari. Sebelumnya, foto itu selalu bisa membuatnya tersenyum bahkan tertawa ketika mengingat kejadian saat gambar itu diambil. Sekarang berubah, usai apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Hanya tatapan sendu yang bisa ditunjukkan oleh Eunsang, sesekali matanya berkaca-kaca.

"Eunsang-ah, kau sudah selesai?"

Suara itu membuat Eunsang segera mengucek matanya supaya tidak ada orang yang tahu kalau ia sedang bersedih.

Setelah menutup kembali kotaknya, tubuh lelaki itu berbalik. "Hyung? Eung."

"Kita pulang sekarang?"

"Nari akan baik-baik saja, 'kan, Hyung?"

Youngmin merangkul bahu Eunsang ketika adiknya sudah sampai di dekatnya. Menepuk-nepuknya pelan dan berkata, "Tentu. Kau tidak perlu khawatir."

"Baiklah, Hyung. Kita pulang sekarang."

Nari, berjanjilah kau akan menghampiriku setelahnya, ya.

🍒🍒

Fanfiction Lee Eunsang perdana!
Tau siapa itu Eunsang? Dia salah satu trainee di ajang Produce X 101 yang kalau udah nyanyi, adem banget suaranya. Yang suka bikin orang-orang oleng kalau udah senyum. Yang gemesin pokoknya!

Don't forget to support him! 💜💜

Selain Eunsang, bakal ada beberapa trainee PDX lainnya di chapter selanjutnya, so wait for them~

Dan semoga kalian suka dengam cerita ini. Masih seputar anak sekolah, mostly about friendship, tapi juga ada bumbu romance di sini. Mungkin alurnya sedikit mainstream, tapi akan aku kemas semenarik mungkin!

Jadwal update belum ditentukan, tapi diusahakan setiap minggu akan update^^

See you!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top