31 : 8 Months Later
Delapan bulan kemudian...
Aku tak percaya jika sudah delapan bulan lamanya aku berada di luar rumah, menghibur para penggemarku yang berada di seluruh dunia walaupun, aku tidak bisa menemui mereka semua. Red Tour diadakan di lebih dari enam puluh negara di sekitar Amerika dan Eropa.
Red Tour Amerika dan Eropa selesai. Sekarang, saatnya aku bersantai dan mempersiapkan diri untuk menyambut libur panjangku. Hei, tak terasa, sebentar lagi aku akan bertemu bulan kesukaanku, Desember. Masih satu bulan lagi sebelum bulan Desember. Itu tak lama menurutku.
Akhirnya, setelah menempuh perjalanan cukup panjang dari Eropa ke Amerika, lebih tepatnya ke New York, aku sampai juga di rumahku. Aku sangat lelah dan benar-benar butuh istirahat. Sudah delapan bulan aku tak menginjakkan kaki di rumah ini. Sudah delapan bulan pula aku tak tidur di dalam kamarku, kamar kesayanganku.
Sesampainya di dalam rumah, hal pertama yang aku cari selain kedua orangtua dan Austin adalah Meredith. Aku tak menemukan mereka semua di sini padahal, aku sudah memberitahu terlebih dahulu jika aku pulang hari ini. Sekarang, aku malah di rumah seorang diri.
Aku melepaskan high heels yang aku kenakan sesampainya di ruang tamu. Aku memutuskan untuk masuk ke dalam kamarku, tanpa menggunakan high heels yang sudah benar-benar menyiksa kakiku. Aku tak membawa apapun saat ini. Bawaanku yang sebenarnya ada di Tom. Aku meminta Tom meletakkannya di sebuah kamar kosong yang ada di samping kamarku.
Biasanya, tamu akan tidur di sana tapi, sayangnya, di rumahku jarang ada tamu yang menginap jadi, kamar itu aku jadikan sebagai tempat penyimpanan hadiah-hadiah yang penggemar-penggemar berikan kepadaku, sepanjang tour kemarin. Jumlahnya sangat banyak. Aku hanya membawa sebagian yang menurutku dapat aku gunakan dan cukup berkesan. Sisanya-bukannya aku tak menghargai mereka-aku berikan kepada manajemenku untuk mengurusnya. Tenang saja, manajemenku tak membuang hadiah-hadiah itu. Aku tahu persis ke mana mereka memberikan semua hadiah itu. Mereka selalu mengirim hadiah-hadiah dari penggemarku itu ke sebuah panti asuhan. Bukankah itu jauh lebih bermanfaat?
Aku membanting tubuhku ke atas ranjang. Aku menatap ke langit-langit kamarku, berpikir, ke mana orangtuaku, Austin dan Meredith pergi? Biasanya, mereka pasti akan menyambut kepulanganku seusai tour. Tapi, sekarang? Mereka malah tidak ada. Tak ada yang menyambutku sama sekali.
Aku baru ingin memejamkan mataku dan beristirahat dengan cara tidur saat pintu kamarku terketuk. Tak apalah. Setidaknya, masih ada orang yang ada di rumah ini, yang mungkin saja ingin memberikan aku sambutan hangat atas kepulanganku.
Sepertinya, jika bukan Mom, pasti Austin yang mengetuk pintu kamarku. Dad tidak mungkin mengetuk pintu kamarku. Dia tidak pernah melakukan hal itu. Dia lebih suka langsung membuka pintu ruanganku. Jika tidak terkunci, dia akan sangat bersyukur dan jika terkunci, Dad akan melupakan niatan awalnya menghampiriku.
Aku membuka pintu kamarku dan terkejut mendapati beberapa sahabat dan orangtuaku datang dengan sebuah poster yang mereka buat sendiri, bertuliskan: Welcome Back Taylor!!
Aku tersenyum lebar dan memeluk mereka semua bersamaan sambil berkata, "thank you so much. I miss you all!"
****
Keesokan harinya, aku memutuskan untuk menghabiskan hariku bersama kedua sahabatku, Lily dan Karlie. Keduanya adalah model VS dan keduanya sangat cantik. Terkadang, aku merasa paling buruk saat berada di antara mereka berdua tapi, masa bodoh. Yang jelas, aku hanya ingin bersenang-senang saat ini.
Kami bertiga shopping, selayaknya gadis-gadis lainnya di sebuah toko pakaian dengan brand ternama. Kami membeli sangat banyak pakaian dan aksesoris unik. Bahkan, kami membeli beberapa pakaian yang sama jadi, mungkin saja saat kami bertemu lagi nanti, kami akan mengenakan pakaian yang sama itu. Bukankah akan terlihat sangat cute?
"Apakah kita harus pergi makan siang?" Karlie bertanya saat kami bertiga sudah berada di dalam mobil yang akan kukendarai sendiri, setelah puas shopping. Aku beralih menatap Lily, meminta jawaban darinya.
Lily mengedikkan bahunya. "Aku ingin makan siang tapi, bagaimana jika kita memakai pakaian yang baru kita beli dan berdandan terlebih dahulu di rumahmu? Setelah itu, kita bisa pergi ke restoran, tempat karaoke atau bermain bilyard, mungkin?" Lily menyarankan.
"Ide bagus!" Aku menyetujui saran Lily. Karlie juga menganggukkan kepala setuju.
Akhirnya, aku mulai mengendarai mobilku kembali ke rumahku. Hari ini pasti akan menjadi salah satu hari yang menyenangkan!
****
Butuh waktu dua jam untuk aku, Lily dan Karlie berdandan. Lihat kami sekarang. Sudah sangat terlihat baik. Kami mengenakan pakaian yang baru kami beli. Lily mengenakan dress selutut berwarna biru langit dengan bahan yang sangat nyaman, Karlie mengenakan kemeja longgar kuning dengan hotpants, sedangkan aku mengenakan kaus baseball hitam bernomor 13 dengan hotpants yang serupa dengan milik Karlie.
Setelah merasa cukup dengan eksperimen mengenai penampilan, aku, Lily dan Karlie memutuskan untuk mencari tempat makan siang walaupun, sudah bukan waktunya makan siang. Tapi, siapa peduli akan jadwal makan siang. Kami lapar dan kami butuh makan.
Ah, ya, sebelum pergi dari rumahku, kami sempat meminta Austin untuk memotret kami bertiga dengan kamera polaroid baruku. Aku mendapatkan sebuah polaroid dari seseorang. Aku tak tahu siapa, yang jelas, polaroid itu ada di meja rias kamarku kemarin dengan sebuah kertas yang bertuliskan: for Taylor.
Aku mengendarai mobilku dengan santai. Karlie duduk di sampingku dan Lily di belakang. Selama perjalanan mencari tempat makan yang menarik, kami bertiga bernyanyi lagu-lagu yang diputar di radio.
"Let me be your ruler. You can call me 'queen bee'. Baby I rule......"
Kami bernyanyi dan saat kami tak bisa mengimbangi suara Lorde yang memang sangat luar biasa, kami saling menertawakan satu sama lain. Sangat senang rasanya, menghabiskan waktu bersama kedua gadis ini, setelah tak bertemu selama delapan bulan belakangan.
Aku menghentikan mobil di halaman parkir sebuah restoran yang sekiranya tak cukup ramai tapi, terlihat sangat menarik. Aku ke luar dari mobil, begitupun Karlie dan Lily. Kami bertiga berjalan masuk ke dalam restoran sambil terus saja meluncurkan lelucon ke satu sama lain.
Ternyata, restoran itu memang tak cukup ramai. Ada beberapa pengunjung yang tampak memerhatikan kami tapi, siapa peduli? Selagi aku tak menganggu mereka dan mereka tak mengangguku, sepertinya, semua akan baik-baik saja.
Kami mengisi meja yang berhadapan langsung dengan sebuah akuarium raksasa yang ada di restoran ini. Terlihat sangat bagus. Banyak ikan-ikan hias yang ada di sana.
"Apa aku bisa masuk ke dalam akuarium itu?" tiba-tiba saja Lily bertanya yang membuatku dan Karlie tertawa.
"Jauhkan pikiran gilamu, Lily!"ujar Karlie. Lily hanya terkekeh.
Tak lama kemudian, pelayan datang membawa sebuah menu makanan. Yang melihat menu adalah Karlie dan sejujurnya, menu makanan kami bertiga sama. Ya, kami memang mempunyai banyak kesamaan yang membuat kami nyaman berada di dekat satu sama lain.
Seraya menunggu, kami bertiga melanjutkan obrolan kami di rumahku tadi. Obrolan wanita tentu saja.
"Hei, Taylor. Bukankah kau masih berpacaran dengan Harry Styles?" Aku terdiam mendengar pertanyaan dari Lily itu. Aku lupa. Hanya Karlie dan Lorde sepertinya yang aku beritahu tentang kandasnya hubunganku dengan Harry. Kandas? Atau break? Entahlah. Tak jelas. Dia bilang, dia mau menungguku.
"Jangan bahas pria bodoh itu, Lily. Taylor sudah melupakannya dan sudah tidak mau berhubungan lagi dengannya. Benar, kan, Taylor?" Karlie menoleh kepadaku dan meminta jawaban ya dariku. Aku hanya diam, bingung harus menjawab apa. Aku tidak benar-benar melupakan pria itu, sungguh. Bahkan, seringkali wajahnya muncul di antara para penonton konserku di tiap negara.
"Sounds great, Tay. Kau memang harus benar-benar menjauh dari pria itu. Lagipula, dia sudah punya mainan baru sekarang," ujar Lily yang membuatku secara refleks bertanya, "apa kau serius? Bagaimana kau tahu?"
Lily menarik nafas dan menatap ke suatu arah. "Dia baru saja datang bersama mainan barunya yang adalah salah satu dari The Kardashians."
Aku dan Karlie mengikuti pandangan Lily dan mendapati Harry dan Kendall yang berjalan memasuki restoran. Bergandengan tangan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top