10 : Come Back...Be Here
Sebulan telah berlalu sejak Harry pergi ke London dan belum ada tanda-tanda jika dia akan kembali. Sebulan pula aku mencoba menjalani hidup normalku tanpa pemuda itu. Rasanya sangat aneh. Biasanya, aku selalu melihat senyuman pemuda itu tapi, sekarang? Tidak lagi. Dia juga tak menghubungiku. Padahal, dia berjanji untuk menghubungiku. Apa dia berbohong? Tidak, Tay. Jangan berpikiran negatif. Mungkin saja dia tengah sibuk. Bukankah dia sedang mempromosikan album terbarunya?
Lagipula, aku juga sibuk di sini. Aku akan mengeluarkan album baru berjudul Red lusa. Dan ada sebuah lagu, yang aku masukkan sebagai bonus track, yang aku ciptakan untuk pemuda berambut curly itu. Judul lagunya adalah Come Back...Be Here.
Aku meraih gitar yang ada di sudut kamarku dan terus memandang ke luar jendela. Ke jalanan kota New York yang sangat ramai. Aku menghela nafas dan secara perlahan, mulai memetik gitar, seraya menyanyikan lagu Come Back...Be Here.
You said it in a simple way
4 AM, the second day
How strange that I don't know you at all
Stumbled through the long goodbye
One last kiss, then catch your flight
Right when I was just about to fall
I told myself don't get attached
But in my mind I play it back
Spinning faster than the plane that took you
And this is when the feeling sinks in
I don't wanna miss you like this
Come back, be here, come back, be here
I guess you're in New York today
I don't wanna need you this way
Come back, be here, come back, be here
The delicate beginning rush
The feeling you can know so much
Without knowing anything at all
And now that I can put this down
If I had known what I'd known now
I never would have played so nonchalance
Taxi cabs and busy streets
That never bring you back to me
I can't help but wish you took me with you
And this is when the feeling sinks in
I don't wanna miss you like this
Come back, be here, come back, be here
I guess you're in London today
I don't wanna need you this way
Come back, be here, come back, be here
This is falling in love in the cruelest way
This is falling for you and you are worlds away
New York, be here
But you're in London and I break down
'Cause it's not fair that you're not around
And this is when the feeling sinks in
I don't wanna miss you like this
Come back, be here, come back, be here
I guess you're in New York today
I don't wanna need you this way
Come back, be here, come back, be here
I don't wanna miss you like this
Come back, be here
Come back, be here
Aku menghela nafas saat menyelesaikan lagu tersebut. Baru beberapa menit mengatur pernafasan, tiba-tiba saja, ponselku bergetar. Tanda jika ada sebuah pesan masuk. Aku segera meraih ponselku dan melihat pesan yang masuk tersebut.
Jantungku berhenti berdegup selama sesaat saat membaca pesan tersebut. Aku diam, berusaha memastikan apakah pesan ini benar. Sedetik kemudian, aku tak yakin dengan apa yang aku lakukan. Aku berteriak senang seraya melompat-lompat di atas ranjang tidurku, menatap ke layar ponselku.
Aku baru saja mendapat pesan dari Harry, yang berbunyi: What's up, New York?
Aku terkekeh dan dengan gerakan cepat membalas pesan Harry tersebut. Aku membalas dengan kalimat: Hello, London. New York's good. How's there?
Tak lama kemudian, Harry membalas dengan kalimat yang membuatku tersenyum lebih lebar. Kalimat itu adalah: Not good as it seems. I miss New York and a girl that's living there.
Aku membalas dengan candaan: Who's that girl? Kendall Jenner, eh?
Balasan kali ini, aku harus menunggu cukup lama. Sekitar lima belas menit dan balasannya pun masih berhasil membuat senyuman bertahan di bibirku. Balasannya adalah: Not her. But, the girl who's reading this message now.
Aku membalas sangat singkat: Liar.
Faktanya, Harry membalas dengan cepat: I am not gonna lie to you, Babe. I will always be honest to you. I miss you. PS: I'll call you later. Have to go now. Hope you have a nice day, Ladycat.
Aku tersenyum dan meletakkan ponselku di atas ranjang. Sepertinya, hari ini aku akan mendapatkan hari yang cukup indah.
****
Harry tersenyum seraya memasukkan ponselnya ke dalam saku celana jeansnya saat keempat rekannya menghampiri. Zayn menepuk pundak Harry yang sepertinya belum sadar jika teman-temannya berada di sekitarnya saat ini.
"Kau baik-baik saja, Harry?" tanya Zayn cemas.
"Aku baik-baik saja." Harry menjawab cepat seraya melemparkan tubuhnya ke sebuah sofa berwarna merah yang ada di dekatnya.
"Kau tersenyum sambil menatap layar ponselmu. Apa yang kau lihat di sana, Styles? Foto model-model majalah Playboy?" Niall menerka-nerka. Ketiga teman Harry yang lainnya terkekeh geli.
Harry memutar bola matanya. "Bukankah kau yang menyimpan foto model-model majalah Playboy, Horan?"
"Tapi, kita sering melihatnya berdua, Harry." Niall tertawa. Harry hanya tersenyum kecil.
Louis menghampiri Harry dan duduk di samping pemuda itu. Louis merangkul Harry. "Sepertinya, sesuatu terjadi di New York. Setelah kau pulang dari New York, kau terlihat sangat aneh, Hazza. Kau seringkali melamun dan gelisah. Apa kau meninggalkan sesuatu di sana?" tanya Louis.
"Tidak. Aku tidak meninggalkan apapun. Kalaupun iya, bukankah aku bisa mengambilnya lagi nanti?" Harry mencoba membuat dirinya tak mendapat pertanyaan-pertanyaan bodoh dari teman-temannya.
"Mungkin, Harry meninggalkan hatinya di sana." goda Niall. Harry menatap Niall garang dan ketiga personil lainnya menatap Harry tajam.
"Apa maksudmu Kendall Jenner?" tanya Liam. Niall menggelengkan kepala dan segera bangkit berdiri, berusaha menghindari Harry yang juga mulai bangkit untuk menerkam Niall.
"Bukan Kendall! Selebriti lainnya! Coba tebak!" Niall melompat-lompat menggoda seraya berlari ke sana-sini saat Harry mulai mengejarnya.
"Paige!" Terka Louis.
"Bukan, Louis! Memangnya Paige termasuk selebriti?" tanya Zayn polos. Harry masih sibuk mengejar Niall yang berlari ke sekeliling ruangan.
"Emily!" terka Zayn, kali ini. Niall menggelengkan kepalanya. "Bukan, Zayn! Coba tebak lagi! Kau dan aku sering menyanyikan lagunya di dalam mobil!" Niall memberikan clue dan Harry semakin geram. Niall dan Harry masih kejar-kejaran sementara, Liam, Louis dan Zayn sibuk berpikir keras.
"Lagu yang sering aku dan Niall nyanyikan di dalam mobil? Tunggu. Ehm, Niall, apa maksudmu lagu We Are Never Ever Getting Back Together?" tanya Zayn yang sontak membuat suasana hening seketika.
Harry berhenti mengejar Niall, begitupun Niall. Jeda cukup lama terjadi di antara kelima pemuda tampan tersebut sebelum akhirnya, Louis dan Liam berkata bersamaan, "Taylor Swift!"
"YA!" Niall bersorak senang karena teman-temannya berhasil menebak. Saat Niall sedang bersorak, saat itu pula Harry menerjang Niall dan memberikan gelitikan-gelitikan di sekujur tubuh pemuda asal Irish itu, hingga pemuda itu mengaku kalah dan meminta ampun.
Harry pun kelelahan menggelitiki Niall. Pemuda beriris hijau cerah itu melangkah dan duduk kembali di sofa, mulai pasrah saat yang lain menatapnya tajam dengan wajah yang sudah pasti akan memberikan banyak pertanyaan layaknya wartawan kepadanya.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top