Kagome baru saja pulang dari supermarket. Ia mengecek barang-barang yang tadi dibeli. "Udon, nori, kecap asin, ikan sanma, menma juga sudah. Terus pembalut, bedak, sayur, wortel, pangsit juga oke." Siang ini gadis manis berambut hitam sepunggung hendak memasak sup pangsit dan capcay.

Di depan pintu luar, berdiri sosok jangkung menunggunya. Sorot mata tajam, wajahnya datar tanpa ekpresi menghampiri Kagome. "Kau sudah selesai?"

Kagome mengangguk mantap. "Sudah, tapi aku tak menemukan lobak. Padahal enak tuh sup pangsit pakai lobak." Ia menyesali tadi harus gerak capat berebut lobak dengan geng ibu-ibu pemburu diskon.

"Ayo." Ia menggandeng lengan Kagome. Entah ada angin apa Kouga datang menghampiri Kagome. Sesshoumaru sebal lihat tingkahnya. Norak!

"Kagome," pemuda berkuncir tinggi tersebut memegang kedua tangan Kagome. Otomatis Sesshoumaru menjadi panas. Pria itu langsung menepis tangan Kouga.

"Jangan pegang-pegang!"

Kouga tidak mengindahkan peringatan Sesshoumaru. "Kagome, kau tahu? Aku ketagihan sama perasaan saat aku memikirkanmu."

"Kouga, aku ...."

"Terimalah perasaanku ini, Kagome." Kouga menunggu jawaban Kagome harap-harap cemas.

Sesshoumaru langsung mendorong bahu Kouga agar pemuda itu tak menyentuh kekasihnya. "Kau tahu? Sejak kenal kau, bawaannya ingin menghajarmu terus dan terus!"

END.

Wakakakakaka!!!