Bab 4 Take Off
Permisi, aku mau disclaimer dulu. Berhubung Bang Sesshy lagi ngambek, jadi aku yang membacakannya.
"Sesshoumaru ini tidak marah, Aiko." Pria yang wajahnya di atas rata-rata dan digilai para gadis meraih lembaran. Kemudian membaca dengan suara seksinya yang dalam.
Diaclaimer:
This story belongs to Aiko. All the half-brother characters that Sesshoumaru hates belong to Rumiko Takahashi. The author doesn't take any advantage. All of this is just entertainment, but Aiko wants Sesshoumaru and Kagome to be together forever.
"Makasiy."
"Hn."
Cerita kali agak berbeda dari biasanya. Gadis cantik bernama Kagome Higurashi sedang berada di ruang pelatihan pramugari di Tokyo. Para pilot dan co-pilot duduk dengan manis. Anggap saja mereka penumpang sedang mendengarkan instruksi.
Pramugara dan pramugari unjuk kebolehan dalam memberi instruksi di ruang simulator pesawat. Seorang pria berambut silver duduk diam tak terbantahkan. Kepalanya menggeleng pelan pertanda tak puas dengan apa yang ia dengar.
"Kau kenapa, Capt?" Miroku selaku co-pilot Taisho Airlines menoleh dengan pandangan bertanya. Ia sudah lama mendampingi Captain bernama Sesshoumaru dalam dunia penerbangan.
Yang ditanya malah diam.
"Wajahmu menunjukkan kau tak puas," tebak pria berkuncir rendah. Raut wajahnya geli.
Sesshoumaru mendengkus. "Bukan urusanmu."
Salah satu wanita berumur 45 tahun memanggil gadis mendapat nomer paling akhir. "Higurashi, kau sudah siap?"
Gadis itu berdiri, membetulkan rok biru navy di atas lutut ia berjalan anggun. Cara berjalan pun sudah diatur sedemikian rupa selama di pelatihan.
Higurashi menundukkan kepala sedikit. Sebagai tanda hormat ia menyilangkan salah satu tangan kanan ke dada. "Ya. Saya siap, Kimi-Sama."
Manik emas pria itu teralihkan mendengar nama Higurashi. Kini fokusnya menatap gerak gerik gadis itu. Rambut digelung rapi, sapuan make up natural di wajah manisnya. Bibir ranum terpoles indah lisptick merah muda memberi kesan segar. Bulu matanya lentik hanya sedikit diberi mascara hitam. Baju putih dengan dasi merah garis-garis memeluk lekat tubuh langsingnya.
Hatinya tergelitik. Dia penasaran oleh sikap gadis itu. Tenang, santun, tidak berlebihan, dan ia termasuk tinggi. Sesshoumaru menilai, pasti 168cm dengan berat badan 48kg. Ukuran dadanya cukup besar. Cukup proporsional. Cukup seksi. Aduh jangan sekarang ... Tangan kanan Sesshoumaru menutup separuh wajahnya.
"Apa yang kamu lakukan apabila penumpang takut naik pesawat? Bagaimana cara kamu mengatasinya?"
Gadis itu terpaku sejenak. Kemudian timbul lampu kuning muncul di atas kepalanya. "Saya bisa mengatasinya."
Wanita bernama Kimi itu tersenyum dingin. "Kalau begitu tolong praktekkan sebelum pesawat take-off di hadapan kami semua."
Ia mengangguk. Maju selangkah mengambil telepon dan mengarahkan ke bibirnya. Senyum terus terpahat walau dalam hati sudah pegal karena tersenyum mulu. Dengan percaya diri ia memulai ....
"Selamat datang para penumpang yang terhormat, yang cintanya tak kunjung merapat di hati. Selamat datang bapak ibu di pesawat Taisho Airlines."
Salah satu alis Sesshoumaru berkedut. 'Gaya macam apa itu?' benaknya. Selama dia menjalankan pesawat, belum pernah pramugara atau pramugari bicara seperti itu. Telinganya menangkap beberapa kru yang pura-pura menjadi penumpang tertawa geli. Dari ekor mata, ia melihat mereka mulai rileks dan terhibur.
Sesshoumaru penasaran dengan step berikutnya.
"Baju pelampung dapat juga dikembangkan cara meniup pipa karet, bukan pipa sedot, maka lampu akan menyala jika sumbat batre dilepas di dalam air. Jika tidak menyala, berarti lowbatt." Gadis itu terus berpantun, tak peduli dengan orang sekitar. Bibirnya menyunggingkan senyum, oke mereka terhibur.
Kemudian melanjutkan, "Apabila tekanan kabin berkurang saat tiba-tiba masker oksigen akan keluar secara otomatis dari tempatnya, kecuali di kamar kecil. Jangan terkejut, jangan teriak, dan jangan lebuay bapak ibu. Tetaplah duduk dan kenakan sabuk pengaman anda. Masker ke arah anda tidak dikenakan biaya dan bagi yang enggak dapat anda belum beruntung. Bernapaslah seperti biasa."
Miroku tertawa terbahak-bahak. Bahkan Naraku selaku pilot maskapai yang sama hanya menahan tawa. Di sebelahnya, bahu Kagura terguncang.
Mau tak mau Sesshoumaru ikut menyunggingkan senyum setipis-tipisnya. Sungguh, ia mulai menikmati.
"Selanjutnya di bawah kursi anda, terdapat kartu mengenai cara penyelamatan diri dalam keadaan darurat. Ingat bapak ibu, jangan rebutan ya. Silakan membacanya dengan seksama. Mendarat nanti kita Ujian Tengah Semester. Jangan kasih nomer telepon, alamat rumah, dan siapa bapaknya."
Para pramugara seperti Inuyasha dan Kouga tertawa keras. Kana, selaku pramugari senior tak kalah tergelak.
"Bapak ibu yang terhormat, sekali lagi ini adalah penerbangan bebas asap rokok. Bagi yang masih saja ingin merokok, MEROKOK DI LUAR PESAWAT!"
Semua yang hadir pada meledak tawanya. Termasuk Sesshoumaru, pilot berdarah dingin terkenal sangat smooth menerbangkan pesawat jenis apapun. Ia hanya tersenyum, jemarinya menopang pipi kiri, kepalanya dimiringkan sedikit. Manik emasnya menatap lembut sang pramugari cantik.
Kimi pun sampai sesak napas dibuat oleh Higurashi. Wanita cantik itu langsung menghadap ke belakang demi menjaga wibawa. Wiiibawa uang!
"Kisah kasih sepasang muda mudi bertemu di kampus Todai. Terima kasih atas perhatian anda. Selamat menikmati perjalanan yang memakan waktu dua jam 30 menit. Salam manjah dari sayah."
Desah terakhir meluncur dari bibir merekah Higurashi membuat sang Captain tergelitik. Ia tertarik padanya dan ia ingin gadis itu berada di dalam pesawatnya nanti. Ia ingin mengenal lebih jauh.
"Ikan paus makan tomat, ai lap yu somat. Saya pacarnya Levi Ackerman umdur diri." Ia membungkuk, "Terima kasih." Ia tak dapan menahan malu. Sudah pasti wajahnya memerah.
'Siapa itu Levi Ackerman? Kekasihnya?' Benaknya meraung protes. Ia merasa tertanggu dan iritasi.
"Waduh, halu nya tingkat tinggi. Levi Ackerman di anime Attack On Titan," Miroku ngakak dan menggeleng kepala.
Oh, jadi Levi itu di anime Attack On Titan, ya. Oke, ia mencatat dalam benak dan mencari nama itu di of Google nanti.
Tepuk tangan menggema di ruang simulator pesawat. Mereka benar-benar puas dan menikmati hiburan yang ia berikan. Walau dalam hati kecilnya yah enggak lucu-lucu amat. Syukurlah gombalan maut dan rayuan sudah membuat orang tertawa.
Setelah sepi, Sesshoumaru berjalan anggun. Ia menghampiri wanita itu. "Kimi, Sesshoumaru ini ingin gadis tadi berada di dalam pesawatku."
"Kau terhibur, ya?"
"Gadis seperti dia lah yang kami butuhkan." Hatinya berteriak, bukan 'kami' tapi 'aku'. Ia tak akan terang-terangan mengakui itu.
"Higurashi!"
Gadis itu memutar tumitnya. "Ya, Kimi-Sama?"
"Mulai besok kau akan terbang bersama Captain Sesshoumaru dan Co-Pilot bernama Miroku."
Ia membungkuk. "Terima kasih." Alis hitam terangkat sebelah tatkala Miroku mengulurkan tangannya. Baru saja tangannya hendak bergerak, pergelangan tangan Miroku sudah ditepis oleh Sesshoumaru. Tangan kokoh pria itu mendorong bahu kanan si First Officer agar menjauh.
"Jangan pegang-pegang!"
Miroku mendecih. Ia sudah hapal karakter teman sepenerbangannya. Jadi tak perlu diambil hati. "Dasar tak berkepribayian," sungutnya.
Kini mereka ditinggal berdua, diam seribu bahasa. Merasa tak enak, gadis itu mengundurkan diri. "Senang berkenalan dengan anda, Captain Sesshoumaru," ujarnya sambil berlalu.
Sesshoumaru sedikit panik. Tunggu! Ia belum tahu namanya. "Katakan, siapa namamu?"
Gadis itu berbalik. Senyum manis mengembang. Pria di hadapannya ini sungguh tampan. Beneran, tampan banget. Kemeja putih lengan pendek, setrip empat garis emas di bahu kiri kanan. Dasi biru navy melengkapi penampilan. Gagah! Ia harus bersikap profesional.
"Kagome Higurashi, Capt."
Seulas senyum tipis merayap di wajah tampan Sesshoumaru. "Besok kita terbang ke Korea Selatan jam 4 subuh. Jangan sampai terlambat, Kagome!" Tegasnya sambil lalu.
Barusan sang Captain menyebut namanya. Yang jelas ia senang sekali. Tak sabar menunggu hari esok. "Siap, Capt!"
END.
AN: Cerita ini terinspirasi dari seorang pramugara di pesawat Citilink.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top