XXIII. Re-wounded
🍂There is no third chance 🍂
.
.
.
Happy reading guys and sorry for typo okey ☺️
.
.
.
Satu bulan telah terlewati kini musim gugur telah tergantikan dengan Musim dingin di pertengahan bulan desember, tak mudah bagi Taehyung untuk bertahan disini di dalam rumah yang lebih mirip seperti penjara bagi dirinya.
Taehyung di ubah layak nya seorang pelayan selama sebulan ini, dia bahkan tak pernah di ijinkan keluar dari dalam rumah. Ponsel dan berbagai fasilitas lain telah Jaejun sita. Bibi Shin sungguh tidak tega ketika Jaejun terus saja memerintahkan Taehyung melakukan banyak sekali pekerjaan rumah seperti menyapu, mencuci hingga menyetrika baju.
Taehyung sudah tidak pernah lagi berhubungan dengan Baekhyun dan Minhyuk akses Taehyung benar-benar telah di putus oleh Jaejun, Taehyung bahkan tidak pernah lagi memeriksakan kesehatan nya setelah operasi hari itu. Jangan kan untuk pemeriksaan hanya sekedar membeli obat Taehyung pun tak bisa.
Jantung nya memang tidak sering berulah setelah pemasangan katup jantung mekanis sintetik atau yang lebih dikenal dengan katup buatan.
Namun Taehyung malah merasakan hal-hal aneh pada tubuh nya yang lain seperti berat badan yang turun drastis, pergelangan tangan dan kaki nya juga sedikit membengkak, Taehyung juga menjadi mudah lelah sekarang dan yang lebih parah adalah rasa nyeri di bagian dada yang menjalar hingga ke rahang, leher, bahu serta lengan. Taehyung sungguh tidak tau gejala apa yang sedang terjadi di dalam tubuh nya.
"Taehyung! dimana kemeja putih ku!"
Taehyung yang semula tengah membantu Bibi Shin mencuci piring mendadak harus berhenti sebab pekikan lantang Jaejun yang memanggil nama nya, dengan cepat Taehyung langsung mengambilkan kemeja yang sang Ayah minta.
"Ini Ayah."
Jaejun seketika merampas kemeja yang berada di pegangan Taehyung dan memakai nya terburu-buru. Taehyung hendak kembali lagi ke dapur namun Langkah nya terhenti sebab Jaejun memanggil nya lagi.
"Nanti malam akan ada acara penting di rumah ini, jadi rapih kan seluruh rumah dan jangan sampai kau mengacaukan nya!"
"Iya ayah."
"Satu hal lagi, jangan pernah memanggil saya dengan sebutan Ayah nanti! Kau mengerti!"
Taehyung mengangguk paham setelah itu kembali berjalan menuju dapur dengan perasaan terluka. Sang Ayah sungguh menganggap dirinya seperti anak pelayan sekarang, tidak ada sapaan manis untuk nya yang ada hanyalah sumpah serapan yang terlontar dari bibir sang Ayah.
Tidak ada perlakuan lembut untuk Taehyung yang ada hanya pukulan dan tamparan keras Jaejun. Taehyung hanya ingin bahagia tapi mengapa hal sederhana itu sangat sulit di jangkau nya? Apakah hidupnya hanya di isi oleh penderitaan dan luka saja? Apa Taehyung tidak pantas hidup tanpa harus terluka kembali?
"Aku tidak ingin terluka lagi, aku hanya ingin bahagia mengapa sulit sekali?"
"Hyung aku mencemaskan Taehyung! Dia tidak datang cek up, tidak menjawab jika di telpon, aku datang ke rumah nya namun pintu gerbang itu selalu tertutup dan tergembok!"
Baekhyun gusar sekali sebab setelah Taehyung kembali kerumah itu dia sama sekali tak pernah memberi kabar akan kondisi nya lagi. Padahal Taehyung jelas-jelas tidak boleh melewatkan jadwal terapi dan juga cek up rutin nya terlebih kondisi nya yang sekarang lebih rentan dan lebih beresiko. Membuat Baekhyun cemas setengah mati di tempat.
"Aku sudah meminta Minki Hyung mencari tahu tentang Taehyung, dia berkata bahwa Taehyung sekali pun tak pernah beranjak dari dalam rumah itu." jawab Minhyuk lesu.
"Atau jangan-jangan si Tua Bangka Kim membun—,"
Minhyuk seketika membekap mulut Baekhyun sebelum bocah itu sempat menyelesaikan perkataan nya. "Augh! Kau terlalu banyak menonton film Thriller Baek!"
"Lepaskan hyung! Tangan mu asin, uwek."
"Eh, maaf maaf."
Baekhyun ingin mengumpat pada Minhyuk sekarang, kenapa tangan seorang dokter bau nya seperti ketiak orang hutan? Terlebih rasa nya asin! Ya walaupun Baekhyun belum pernah mencium bau nya dirinya hanya mengandai saja! ya mengandai.
"Minki Hyung bilang malam nanti akan ada acara pertemuan para pemegang saham di rumah itu, dan Minki Hyung juga datang dia juga berkata akan memberi tahu kita bagaimana kondisi bocah itu. Jadi kau tenang saja oke!"
Baekhyun berpikir sejenak dengan otak seksi nya, kenapa harus menunggu kabar dari Minki? Mengapa tidak langsung datang ke rumah itu saja?
"Hyung bagaimana bila kita datang kerumah itu juga!"
"Bagaimana cara kita masuk kesana Byun Baekhyun!"
"Kau itu bodoh atau bagaimana sih hyung?"
Minhyuk menatap datar wajah Beakhyun, seperti nya manusia pendek ini ingin mengakhiri hidup nya sekarang juga. "Kau menghina ku?!"
"Ah hyung jangan mengalihkan pembicaraan! Saat ini kita sedang membicarakan cara menembus titik pertahanan rumah itu tahu!"
"Jadi tenang oke, baiklah aku lanjutkan. Begini kau tinggal bilang pada Minki hyung untuk mengajak mu juga, jika Presdir Kim bertanya siapa kau bilang saja kau tertarik dengan bisnis dan ingin menanamkan saham di perusahaan nya." tutur Beakhyun mendramalisir.
"Ya! Menanam saham kau pikir murah?!" pekik Minhyuk tak terima, dapat uang dari mana dia untuk menanam saham terlebih lagi perusahaan milik Jaejun bukan perusahaan kecil jadi dapat di pastikan harga saham perusahaan itu pasti mahal sekali.
"Ada aku hyung! Aku akan membantu mu jika masalah uang!"
"Baiklah, lalu kau bagaimana? Presdir Kim kan sudah mengetahui bahwa kau adalah teman Taehyung."
"Kau tidak perlu memikirkan aku hyung, aku punya segudang cara bila kau ingin tahu! Sudahlah kau bersiap saja untuk nanti malam."
Malam hari nya para pemegang saham telah berkumpul di rumah Jaejun untuk marayakan keberhasilan mereka pada proyek besar yang telah berhasil mereka selesai kan.
Jaejun, Taehee, Seokjin dan Jungkook terlihat sangat bahagia di dalam acara itu. Jaejun terus saja membanggakan Seokjin dan Jungkook di depan semua rekan bisnis nya seperti membeberkan fakta bahwa Seokjin telah menyelesaikan pendidikan kedokteran nya dengan nilai sempurna atau menyombong kan tentang prestasi Taekwondo Jungkook di kacah nasional.
Sedang di balik dinding sana Taehyung melihat semua interaksi yang terjadi antara keluarga nya dengan perasan hancur dan terluka.
"Aku juga ingin kau banggakan Ayah, walau hanya satu kali." Lirih nya dengan uraian air mata yang perlahan membasai pipi pucat nya.
Taehyung berlalu dari sana hati nya tak mampu lagi menyaksikan momen kebahagian a mereka tanpa dirinya. Taehyung berjalan menuju kolam renang samping gudang yang kini telah di ubah menjadi kamar nya.
Taehyung mendudukan tubuh di tepi kolam renang dengan kedua kaki yang ia celupkan ke dalam air yang sangat dingin itu. Taehyung menatap langit yang hanya menampilkan beberapa bintang dan satu bulan di sana.
"Kakek, nenek Taehyung rindu. Kenapa pergi tanpa mengajak Taetae, hm?"
Kakek dan Nenek dari pihak Taehee telah meninggal ketika Taehyung duduk di bangku sekolah menengah pertama, Taehyung sangatlah dekat dengan mereka sebab merekalah yang berjasa membesarkan ia dulu. Jika Taehyung boleh memilih dia akan lebih memilih tinggal bersama Kakek dan nenek nya saja sebab mereka menyayangi Taehyung dengan tulus tidak seperti Ayah atau Ibu nya.
"Taehyung ingin ikut kakek dan Nenek saja, Disini sangat menyakitkan. Taetae tidak kuat.. hiks hiks.." lirih nya di sertai isak tangis yang tertahan.
Grep
Taehyung tersentak kaget ketika seseorang tiba-tiba memeluknya dari belakang, ketika Taehyung berbalik airmata kembali tumpah dari pelupuk nya.
"Baek-ie hyung."
"Iya sayang, Hyung disini di samping Taehyung-ie. Jangan menangis lagi, hm." Baekhyun mengusap lembut pipi pucat dan dingin itu.
Entah kenapa Baekhyun ingin menangis juga sekarang. Kenapa keadaan Taehyung menjadi seperti ini? Tubuh yang awal nya kurus kini semakin kurus, bola mata anak itu nampak cekung dengan kantung mata yang terlihat jelas sekali menghitam, bibir dan jari jemari Taehyung juga berubah membiru, serta jangan lupakan pergelangan tangan dan kaki nya yang terlihat membengkak.
"Astaga Tae! Apa yang terjadi pada mu eoh!" bukan menjawab pertanyaan Baekhyun, Taehyung malah tersenyum sebab merasa lucu dengan penampilan Baekhyun saat ini.
Baekhyun menggunakan pakaian para pegawai catering yang mengantar kan makanan untuk acara pertemuan ini. Jaejun memang sengaja memesan jasa mereka sebab mana mungkin diri nya mampu membuat begitu banyak jamuan untuk para tamu yang hadir, Itu terlalu merepotkan bagi nya.
"Hyung kau bekerja part time menjadi pegawai catering?" tanya Taehyung.
"Semua akan aku lakukan untuk bisa bertemu dengan mu tahu! Kau harus nya merasa tersanjung sek—,"
Grep
"Terima kasih Hyung! Terima kasih karena kau sudah mau peduli pada ku hiks hiks..."
"Hei kenapa menangis lagi? Sudah berhenti menangis, kau membuat aku ingin menangis juga bocah jelek!"
Baekhyun mempererat dekapan mereka, dia bisa merasakan detak jantung Taehyung yang terasa lebih lambat di banding sebelum nya, napas anak itu yang berhembus di ceruk leher nya terasa pendek dan terputus-putus. Beakhyun seketika melonggarkan pelukan mereka dan menatap Taehyung kembali.
"Tae, kita masuk ke kamar mu ya? Udara semakin dingin sekarang itu benar-benar tidak baik untuk kesehatan mu."
"Baiklah, tapi tubuh ku lemas sekali hyung. Entah kenapa akhir-akhir ini aku jadi mudah lelah." jawab Taehyung lirih.
"Yasudah ayo naik ke punggung ku." Baekhyun menepuk bahu nya mengisyaratkan Taehyung untuk naik.
"Kau yakin hyung?"
"Tentu saja! Kau itu seperti sumpit. Tinggi tapi tidak berbobot, sudah ayo naik."
Baekhyun menggendong Tubuh kurus Taehyung menuju gudang samping kolam renang yang di sulap menjadi kamar nya. Baekhyun perlahan-lahan menyusuri seluk beluk ruangan itu dengan pandangan kesal, bagaimana bisa ada keluarga setega keluarga ini? Memang apa salah anak malang yang berada di gendongan nya ini? Kenapa mereka memperlakukan Taehyung layak nya seorang hewan?
Siapa yang bisa bertahan di ruangan tanpa penghangat terlebih di musim dingin seperti ini? Hei, Hanya manusia super yang bisa melakukan nya.
"Kau tidur disini Tae?" ujar Baekhyun tidak percaya dan Taehyung menjawab dengan anggukkan.
Sungguh Beakhyun sangat emosi sekarang, kesabaran nya sudah menjulang tinggi bagai gunung everst namun mereka tetap saja tidak berubah. Ini tak bisa Beakhyun biarkan terus menerus, Baekhyun seketika bergegas keluar dari ruang mengerikan itu setelah sempat mendudukkan Taehyung di ranjang kecil yang ada.
"Hyung kau mau pergi kemana?" Taehyung yang melihat Baekhyun pergi pun ikut bangkit berniat mengikuti nya walau dengan langkah pelan dan terhuyung-huyung.
Baekhyun menatap sengit Jaejun, Seokjin serta Taehee yang tengah berbincang bersama Minki dan Minhyuk disudut sana entah membicarkan apa. Perlahan dokter muda itu melangkah menuju meja berisi berbagai jenis jus dan minuman lain, Beakhyun raih dua gelas jus jeruk menggunakan kedua tangan dan kembali melanjutkan langkah nya yang terhenti.
"Permisi Tuan anda ingin segelas jus?" tawar Beakhyun dengan senyuman paling ramah untuk Jaejun.
Mereka semua menatap Beakhyun ramah juga mungkin Jaejun lupa dengan wajah Beakhyun sedang Minki dan Minhyuk menatap aneh akan tingkah Baekhyun tadi, mereka dapat pastikan akan terjadi sesuatu setelah ini.
"Ah terima kas—,"
Dan, Boom!
Byurr....
Byurr....
Sebelum Jaejun meraih gelas di pegangan Baekhyun, Beakhyun sudah terlebih dahulu menyiram Jaejun dan Seokjin yang kebetulan bersebelahan menimbulkan pekikan panik orang-orang yang menyaksikan kejadian itu.
"Apa yang kau lakukan?!"
"Menyiram tubuh Tuan agar semua dosa-dosa Tuan luntur, namun sayangnya dosa Tuan terlalu banyak, jadi air pun takkan pernah bisa mengurangi nya!" ujar Baekhyun dengan Smirk nya.
Bagaimana? Kalian makin uwuuu sama Baek-ie tidak ? 😂🙃
Oke no coment again 👀
Em aku mau ngucapin terima kasih karena kalian udh banyak yang komen dan vote cerita ini... Bahkan nanggep in ocehan dan bualan ga guna Aku 🥺 bersyukur bngt punya reader yang peduli dan respect kaya kalian 🥺😊
Makasih ya semuanya ❤️🧡💛💚💙💜🖤
Ifa 💜❤️
Publikasi : 8 juli 2020
Revisi : 5 maret 2021
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top