XXI. Kim Nara

🍂There is no third chance 🍂
.

.

.

Happy reading guys and sorry for typo okey ☺️

.

.

.


Nara tengah menyuapi Taehyung dengan semangkuk bubur hangat saat ini, beruntung bocah itu tidak banyak mengeluh ketika Nara yang memerintahkan ia untuk makan.

Ngomong-ngomong sudah sembilan hari Taehyung menjalani perawatan, kini kondisi nya juga sudah bisa dikatakan lebih baik di bading sebelum nya. Selang yang ada di dada nya sudah Minhyuk lepas kemarin dan masker oksigen juga telah di ganti dengan selang nasal cannula.

"Taetae ingin mendengar cerita masa lalu Mama tidak?" tanya Nara dengan tangan yang asik mengaduk bubur di pegangan nya.

"Tentu saja, Tae tidak sabar mendengarkan cerita nya." tutur Taehyung antusias.

"Araseo! Ayo Satu suapan lagi."

"Baiklah."

Setelah suapan terakhir itu Nara mulai menceritakan tentang kisah nya di masa lalu.

Kim Nara nama lengkap nya, wanita cantik anak pemilik panti asuhan kecil di pinggiran kota Seoul, panti yang sama dengan tempat Minseok di besarkan. Mereka berdua tumbuh besar bersama layaknya kakak beradik, setelah Ayah Nara meninggal Minseok lah yang menanggung tanggung jawab atas anak-anak panti dan segala kebutuhan nya.

Hingga keajaiban datang seorang pengusaha kaya yang merasa kasihan pada nasib panti pun dengan suka rela memberikan sumbangan di setiap bulannya. Anak pengusaha itulah yang setiap bulan datang menengok keadaan panti dan memberi sumbangan yang Ayah nya berikan.

Pemuda tampan dengan hati mulia itu yang perlahan-lahan mengambil hati seorang Kim Nara, Kim Jaejun adalah nama pemuda itu.

Tanpa di duga ternyata Jaejun pun memiliki perasan terhadap Nara, setiap berkunjung Jaejun selalu menyampat kan diri nya untuk bertemu dengan Nara. Lama kelamaan mereka saling mencintai dan akhirnya menjalin hubungan.

Bertahun tahun mereka berkencan tanpa sepengetahuan orang tua mereka, namun suatu hari mereka tertangkap basah saat tengah berkencan secara diam-diam.

Orang tua Jaejun marah besar kala itu dan langsung mengirim Nara pergi keluar negeri untuk melanjutkan pendidikan nya, dan tanpa sepengetahuan Nara Jaejun di nikahkan dengan Anak sahabat orang tua Jaejun yang tidak lain adalah Taehee.

Kehidupan Jaejun di awal pernikahan tak berlangsung mulus namun lama-kelamaan mereka nampak cocok dan mulai saling mencintai.

Dan tiga tahun berlalu, Nara kembali dari study nya di Berlin dan berniat menemui Jaejun kembali. Ya mereka akhirnya bertemu kembali dengan Nara yang tidak mengetahui sama sekali bahwa Jaejun telah menikah dan memiliki seorang putra.

Nara bekerja di perusahaan Jaejun dan kembali menjalin hubungan tanpa sepengetahuan Taehee. Berbulan-bulan lama nya mereka menjalin hubungan hingga pada suatu malam mereka melakukan hubungan di luar batas wajar hingga berujung dengan Nara yang mengandung. Karena hal inilah Nara terus saja memaksa Jaejun untuk menikahi nya.

Namun Jaejun selalu menunda dan beralasan bahwa dirinya tengah fokus pada proyek besar dan Belum bisa menuruti kemauan Nara, dan ya Nara memahami nya. Setelah proyek itu selesai Jaejun kembali beralasan bahwa mereka menikah setelah Nara melahirkan terlebih dahulu.

Dan Nara kembali memahami Jaejun untuk menunggu kembali. Hingga kandungan Nara hampir berusia sembilan bulan, ketika itu tiba-tiba saja seorang wanita datang kepada nya dan menjambak rambut hitam panjang milik nya.

"Dasar jalang gila! Wanita murahan! perusak rumah tangga orang lain."

Awal nya Nara tidak mengerti maksud dari perkataan wanita itu, wanita yang mengaku bernama Taehee itu pun memberitahukan suatu fakta yang amat menghancurkannya.

Fakta bahwa Jaejun telah menikah dan memiliki seorang putra serta wanita ini adalah istri sah seorang Kim Jaejun. Nara tentu tidak percaya akan fakta ini namun wanita itu memberikan sebuah bukti kuat untuk nya yaitu sebuah foto pernikahan antara Taehee dan Jaejun.

Sejak saat itu Nara sama sekali tidak ingin menemui Jaejun dan memutuskan untuk mengakhiri hubungan mereka yang menurut nya sangat menjijikan ini.

Malam itu Nara nampak sangat kesakitan sebab seperti nya dia akan melahirkan saat ini juga. Nara tinggal seorang diri di rumah hasil jerih payah nya selama bekerja sebagai sekretaris Jaejun.

Nara berjalan perlahan lahan menuruni satu persatu anak tangga, di pertengahan dirinya sudah sangat kesakitan dan tidak sanggup lagi untuk menopang tubuh nya.

Brukkk...

Tubuh Nara jatuh dari atas tangga tanpa seorang pun mengetahui nya. Dengan tangan bergetar Nara meraih Ponsel hitam yang selalu ada di dalam saku baju milk nya.

Nara menghubungi nomor telpon Jaejun, panggilan pertama tidak di jawab panggilan kedua dan ke empat pun sama saja. Hingga panggilan terakhir Nara baru mendapatkan jawaban, namun suara nya sukar sekali untuk dia keluarkan. Yang keluar malah suara pekikan kesakitan dan setelah itu Nara langsung jatuh tidak sadarkan diri.

.

.

.

Hal pertama yang Nara lihat ketika dirinya tersadar adalah langit-langit ruangan berwarna putih tulang, Nara merasa tangan nya di genggam oleh seseorang entah siapa.

Ketika Nara menggerakkan kepala nya ke samping ia langsung mendapati presensi Jaejun di sana dengan cepat Nara menarik lengan nya yang sedari tadi di genggam oleh Jaejun.

Karena pergerakan itu Jaejun pun terbangun dan menatap cemas wajah Nara. "Kau baik-baik saja Nara?"

"Aku baik bila kau pergi dari hadap... akh!" Nara berniat mengusir Jaejun dari sini namun saat mencoba bangkit tubuh nya luar biasa sakit terlebih di bagian perut.

Nara seketika teringat kejadian kemarin dimana dia jatuh dari atas tangga, lalu bayi nya?! Nara menyentuh perut nya yang kini rata, kemana bayi kecil yang ada di dalam sana!

"Kemana bayi ku?! Kemana? Bayi ku baik-baik saja kan! Di mana dia?!" rancau Nara di hadapan Jaejun.

"Nara tenangkan dirimu."

"Bagaimana aku bisa tenang! Bayi ku tidak ada Berengsek!" Teriak Nara frustrasi.

Nara bangkit dari posisi berbaring nya tidak perduli dengan bekas jahitan operasi yang berada di perut nya. "Lepaskan aku! Aku harus mencari di mana anak ku, bayi kecil ku hiks hiks."

"Lepaskan aku, aku mohon hiks hiks." Nara terus saja memukul bahu dan dada Jaejun berulang-ulang sebab Jaejun tidak membiarkan nya pergi.

Hancur, jiwa Nara seakan hancur. Sakit, raga nya bagai di cabik-cabik tanpa ampun oleh perasan kehilangan. Bayi nya, putra kecil nya yang sama sekali belum mengenal dunia dan bahkan belum sempat menatap Nara —ibu nya harus rela pergi dan kembali kepada Tuhan sang pencinta.

Nara bagai mayat hidup ketika dokter memberitahukan bahkan putra nya meninggal saat berada di dalam rahim nya yang telah rusak, iya rahim Nara rusak dan harus di angkat membuat nya benar-benar seakan mati rasa dan tak berguna.

Nara terduduk di atas ranjang seraya menggenggam sebuah baju bayi dengan pandangan kosong. Sudah tiga hari berlalu setelah kejadian yang merenggut putra kecil nya itu terjadi, namun Nara masih saja meratapi kejadian itu.

Nara memutuskan hubungan nya dengan Jaejun sebab Nara berfikir semua ini tidak akan terjadi jika Jaejun langsung menjawab panggilan dari nya, putra nya tidak akan mati jika Jaejun cepat datang dan menolong nya. Hanya ada satu kata yang ada di hati Nara ketika mendengar nama Jaejun yaitu kebencian.

Nara bahkan sudah seperti orang yang tidak waras dan sering melukai dirinya sendiri, dia sering tertawa, menangis dan sesekali berteriak tiba-tiba entah karena apa.

Kondisi ini terus saja terjadi hingga berminggu-minggu, membuat Minseok sangat sedih dengan kondisi Nara— seseorang yang sudah dia anggap sebagai adik nya sendiri. Maka atas saran Hana Minseok pun membawa putra bungsu nya untuk sedikit menghibur Nara.

Berhasil, Nara sedikit demi sedikit mulai berubah menjadi seorang Nara yang dulu. Nara sangat senang sebab Minseok seiring menitipkan putra bungsu nya.

Hingga kejadian penculikan itu terjadi membuat Nara kembali terpuruk dan menyalahkan dirinya karena tidak bejus mengurus putra Minseok, hari-hari Nara hanya di habiskan untuk mencari keberadaan putra Minseok.

Nara bahkan jarang pulang kerumah nya yang nampak sepi dan hampa, Nara sudah mirip seperti gelandang sebab dia sama sekali tak mementingkan penampilan karena fokus nya hanya kepada bagaimana cara agar dia bisa menemukan anak itu dan mengembalikan nya pada Minseok.

Dua bulan berlalu namun usaha nya tak membuahkan hasil, Tubuh Nara bahkan sudah sangat kurus dan berbalut pakaian yang sama dengan yang ia gunakan dua bulan lalu.

Brukkk...

Nara pingsan di depan supermarket sebab tubuh nya sudah sangat lelah dan kekurangan nutrisi. Saat itulah dirinya di pertemukan dengan laki-laki berhati malaikat yang mau menolong nya—Byun Baekho.

Baekho membawa Nara pulang ke rumah nya, memberikan Nara makanan dan baju milik mendiang istri nya. Baekho bahkan mau membantu Nara mencari putra bungsu Minseok tanpa imbalan apapun.

Entah apa yang membuat mereka dekat hingga mereka memutuskan untuk menjalin hubungan dan setelah itu melangsungkan pernikahan. Kehidupan Nara berubah menjadi lebih baik, dirinya hidup bahagia bersama suami dan anak tiri nya walau tak bisa di pungkiri Nara selalu di bayang-bayangi oleh perasaan bersalah.

Nara menghentikan cerita nya ketika Taehyung kembali terlelap, seperti nya cerita Nara membosankan hingga membuat Taehyung tertidur.

"Cerita Mama membosankan seperti nya." kekeh Nara.

"Bukan karena membosankan Mama, tetapi memang ini adalah efek dari obat yang Taehyung minum."

Baekhyun menjelaskan, ya sedari tadi Baekhyun beradaan di ruang rawat Taehyung mendengarkan cerita Nara juga. Dia datang setelah Taehyung menghabiskan makanan nya, dia datang sembari membawa obat rutin yang harus di minum oleh Taehyung.

"Ya sudah Mama juga harus makan sekarang, ayo aku antar hingga kantin rumah sakit."

Baekhyun menarik lengan Nara dan membawa nya pergi dari ruang rawat Taehyung. Nara hanya bisa pasrah tanpa perlawanan dia mengikuti kemana Baekhyun menarik tubuh nya pergi.

"Tidak apa kita meninggalkan Taehyung sendiri di ruang rawat nya?"

"Minhyuk Hyung sebentar lagi datang ke ruangan nya untuk melakukan pemeriksaan Ma, jadi tenang saja oke." jelas Baekhyun.

Ketika mereka berjalan tiba-tiba Nara menghentikan langkah kaki nya ketika iris mata kelam nya menangkap figur seseorang. Figur seseorang dari masa lalu nya yang teramat dia benci.

"Mama kenapa berhenti disini?" tanya Baekhyun namun Nara sama sekali tak merespon, Nara masih saja memfokuskan penglihatan pada objek jauh di depan nya.

Baekhyun yang merasa aneh pun langsung mengikuti kemana arah pandangan Nara tertuju, ternyata Nara tengah menatap Jaejun yang tertawa seraya terus mendorong kursi roda Taehee di ikuti oleh Jungkook dan Seokjin di belakang nya.

"Mama mengenal mereka?" tanya Baekhyun.

"Ah, ti-tidak kok! Mama hanya merasa keluarga mereka sangat bahagia." jawab Nara dengan suara tersendat entah karena apa.

"Bahagia? Ck! Mereka bahagia tanpa memperdulikan anggota keluarga mereka yang lain, yang saat ini tengah berjuang sendirian dengan rasa sakit nya." ujar Beakhyun meremehkan.

Nara menatap bingung Beakhyun "Apa maksud mu Hyun-ie?"

"Mereka keluarga Taehyung Mama." lirih Beakhyun.

Deg!

"keluarga Taehyung?"

"Ya mereka keluarga Taehyung, presdir Kim Jaejun dan Mantan dokter bedah Kim Taehee adalah orang tua Taehyung mama."

Takdir buruk macam apa ini, ya Tuhan? Bagaimana bisa ia malah menyayangi anak dari seseorang yang teramat Nara benci? Rasa nya amat memuakan dan menggelikan bagi Nara sekarang, dia merasa seperti membesarkan bayi singa di dekapan yang kapan saja bisa meraung dan melukai nya.

"Kita harus menjauh dari mereka baek! Termasuk dia—,"

" Kim Taehyung!"

Tertawa jahat dulu 🙃😌

Bagaimana? Buat Nara benci sama teyung iya atau tidak?! Hehehe

Yaudah aku tidak ingin berkata2 lagi

Dahhh

ifa💜

Publikasi : 6 juli 2020.
Revisi : 1 maret 2021.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top