IX. Disappointed
🍂There is no third chance 🍂
.
.
.
"ketakutan terbesar ku adalah kembali merasakan kekecewaan dibandingkan kematian."
Kth.
.
.
.
Pukul 06.15 KST
Hari ini Taehyung kembali melakukan Aktivitas yang biasa ia kerjakan setiap hari kecuali hari minggu tentunya. Entah mengapa Taehyung menjadi sangat rindu dengan kehidupan sekolah bahkan ia juga merindukan kang ssaem dan segala petuah yang keluar dari dalam mulut beliau.
Wajar saja Taehyung merindukan nya sebab dirinya sudah tak bersekolah lebih dari dua bulan. Taehyung tersenyum sambil bersenandung saat berjalan menuju ruang makan untuk sarapan, namun saat mendapati ruang makan yang begitu sepi dan hampa Taehyung langsung melunturkan senyuman nya.
Taehyung melirik sebuah note berwarna ungu yang tergeletak di atas meja makan "Sayang maaf, Ibu dan yang lainnya harus segera pergi ke bandara untuk mengantar hyung mu, kami tak mengajak mu karena kau harus sekolah. Dan bila kau lapar minta saja bibi shin membuatkan mu sarapan yah! Sekali lagi Ibu minta maaf sayang!"
"Cih! Mengapa harus repot repot meminta maaf, bukan nya kalian sudah terbiasa hidup tanpa adanya aku."
Taehyung meremat kertas note kecil itu dan memilih pergi dari ruang makan, dirinya sudah tak berselera lagi.
Berbicara jungkook anak itu sudah tidak bersekolah formal lagi sekarang , karena keadaan nya sekarang Tuan dan Nyonya Kim sepakat bahwa jungkook akan bersekolah dirumah saja atau Homeschooling.
.....
Taehyung sudah berada di tempat parkir sekolah, memarkirkan sepeda motor kesayangan nya disana.
"TAEHYUNG-AH!"
Taehyung menoleh saat seseorang berteriak memanggil nama nya, disana terlihat Jimin yang tengah berlari melewati koridor dengan pekikan luar biasa heboh.
"TAE AKU RINDU!"
"AKU TERLALU RINDU, HINGGA INGIN MATI RASANYA!"
Taehyung menutupi kedua telinganya ketika dirasa frekuensi suara itu mungkin saja bisa membuat dia tuli seketika.
"Taekautahutidakakusangatmerindukanmu?!"
Jimin bertanya dengan penuh semangat bahkan bocah itu lupa untuk memberikan jeda pada Kalimatnya.
"Tapi aku tidak merindukan mu tuh!"
Taehyung melengos pergi begitu saja meninggalkan jimin yang berdiri dengan rahang menganga sebab mendapat respon luar biasa cuek.
"Dasar manusia hina! Berengsek sialan! Alien kurang ajar! Ingin ku pukul rupanya ya?!"
Taehyung mulai berlari saat Jimin berteriak dan menyumpah serapahi dirinya, dan berakhir lah mereka kini melakoni adegan berlari larian di koridor sekolah.
Waktu nya istirahat pun tiba, Jimin dan Taehyung kini berjalan menuju kantin sekolah mereka.
"Aku tidak habis fikir kenapa Kang Sseam menjadi sangat menyebalkan sekarang? Huh! aku menyesal telah merindukan nya tadi pagi."
"Kau merindukan guru botak itu Tae? Dirimu? Hahahaha benar dirimu? Merindukan Kang Seamm? Yang benar saja!"
Jimin tertawa dengan raut wajah mengejek nya. Taehyung yang lama kelamaan jengah pun akhirnya mencubit hidung Jimin agar manusia bantet itu berhenti tertawa.
"Aku tidak bisa bernafas bodoh!" Jimin menepis tangan Taehyung dari hidung nya yang sudah memerah.
"Siapa yang menyuruh mu tertawa tadi! Salah sendiri!"
"Dan kenapa kebiasaan buruk mu itu masih kau lakukan hingga sekarang hah!"
"Itu adalah cara yang ampuh untuk menghentikan tawa seseorang tahu!"
Dan berakhirlah jimin menjadi bahan tatapan siswa siswa yang berlalu lalang karena hidung nya yang semerah tomat, sedang Taehyung mencoba menahan kikikan tawa nya sedari tadi.
"Alien jelek menyebalkan! Wajah mu itu sudah seperti orang yang ingin membuang kotoran tahu!"
"Biarkan saja, wajah ku walau sedang menahan pup pun terlihat tampan tuh!"
"Ehmm, jim?" Taehyung mengganti nada bicara menimbulkan gurat kebingungan di wajah jimin.
"Ada apa?"
"Aku sudah lama tak mendengar kabar Yoongi hyung dan yang lainnya, bagaimana dengan mu? Kau masih saling bertukar kabar dengan mereka Jim?"
Jimin terdiam berusaha mengingat, terakhir kali mereka berkirim kabar adalah saat setelah mereka berkumpul di ruang rawat Taehyung tempo hari, setelah hari itu hingga kini mereka belum berkirim kabar. Bila di fikir fikir itu sudah satu bulan yang lalu.
"Semenjak kita berkumpul di ruang rawat mu waktu itu aku sudah tidak pernah mendapatkan kabar mereka lagi Tae."
"Apakah ada sesuatu yang terjadi pada mereka Jim? Aku jadi cemas memikirkan nya."
Mereka berdua sama-sama terdiam, apakah ada sesuatu yang terjadi pada mereka? Mengapa mereka tak pernah lagi mengirimkan kabar walau hanya berupa teks? Biasanya walau sesibuk apa pun itu mereka pasti menyempatkan diri untuk menelepon apalagi Hoseok yang hampir setiap minggu rutin menanyakan keadaan mereka berdua ataupun hanya sekedar berbasa basi menanyakan kegiatan apa saja yang mereka kerjakan selama disekolah.
Brakk
Saat mereka asik bergelut dengan pemikiran masing-masing tiba-tiba seseorang mengebrak meja makan mereka.
"Wah, wah rupanya si pahlawan sekolah sudah kembali ya? Bagaimana keadaan mu bung? Masih sanggup untuk berkelahi dengan ku? Ku dengar kau habis tertembak dan hampir mati saat insiden perampokan itu, jadi apakah sekarang kau menjadi laki-laki yang lemah hm?"
Seseorang itu yang tidak lain adalah Seungjae rival abadi seorang Kim Taehyung, Seungjae adalah anak pemilik sekolah mereka. Membuat dia sering bertingkah seenak nya sendiri juga suka membully dan berbuat onar.
Dan Taehyung adalah satu-satunya orang yang berani melawan Seungjae menjadikan dia pahlawan bagi setiap siswa yang ditolong nya, namun menjadi sasaran empuk para dewan guru untuk melimpahkan semua kesalahan padanya. Mana mungkin mereka menghukum anak pemilik sekolah, bisa-bisa mereka di berhentikan detik itu juga.
"Sudah Tae tidak usah meladeni manusia tercela seperti dia." Jimin menghentikan pergerakan tangan Taehyung yang sudah siap meninju wajah Seungjae.
Seungjae tersenyum miring menatap Taehyung. "Kau masih berteman dengan anak pendek dan gendut di sebelah mu itu ya? Atau jangan jangan kau di bayar untuk mau berteman dengan nya? Ah tidak tidak jangan bilang jika kalian berdua berkencan dan sudah melak—,"
Bugh
Taehyung lepas kendali dan memukul Seungjae dengan tinjuan yang tak main-main. Taehyung menerima jika seseorang menghina diri nya tapi tidak dengan menghina Jimin—sahabat nya. Salah satu orang yang pernah Seungjae bully dulu adalah Jimin, seungjae adalah orang yang membully jimin sewaktu sekolah dasar dulu.
Taehyung terus saja memukuli Seungjae yang hanya tersenyum mengejek nya dan Taehyung tidak perduli, dia masih saja meninju wajah itu walaupun sang pemilik wajah tak melawan nya sama sekali.
"KIM TAEHYUNG! BERHENTI!"
Pekikan guru olahraga atau sebut saja Jang Saemm itu menghentikan kegiatan Taehyung yang hampir meninju wajah Seungjae sekali lagi.
.....
"Jelas kan apa yang terjadi di antara kalian berdua?"
Seungjae dan Taehyung saat ini sudah berada di dalam ruang BK tempat yang paling sering mereka kunjungi di antara semua ruangan yang ada di sekolahnya.
"Jawab Saya!"
Pekikan Lee Ssaem selaku guru BK kembali menggema saat kedua insan tadi sama sekali tak merespon nya.
"Bukannya bapak lihat sendiri luka-luka Di wajah ku ini? Sudah jelas Taehyung yang memukul ku!"
Seungjae mendengus kesal seraya menunjuk luka lebam yang terdapat di wajah nya. Lee Ssaem pun kini menatap tajam Taehyung yang tengah tersenyum miring kepada nya.
"Bukannya kau baru masuk ke sekolah setelah 2 bulan lebih izin? Kenapa kelakuan mu menjadi lebih brutal di banding sebelum nya? Kau memang tidak bisa sehari saja tidak membuat gaduh di Sekolah ini ya?!"
"Cih! Ssaem terlalu lama berbasa basi! Biasanya kau akan langsung menghukum ku entah aku bersalah atau pun tidak."
Taehyung menatap remeh wajah Lee Ssaem yang sudah merah padam menahan emosi.
"Cepat lah Ssaem katakan apa hukuman ku kali ini, tak usah berlama lama berakting seolah olah kau adalah seorang guru yang bersikap adil pada murid murid nya. Maaf aku tak sudi untuk ikut berlakon dalam cerita tidak bermutu milik mu itu Ssaem, cukup kau bela saja pangeran yang kau jilati orang tuanya ini dibanding berpura-pura menjadi seorang guru yang baik dihadapan ku."
Lee Ssaem berdiri dari duduk nya bersiap untuk menampar wajah Taehyung namun lagi lagi Taehyung kembali berucap
"Sudah selesai kan perbincangan kita Ssaem? Kalau begitu aku pergi! Dan silahkan lanjutkan drama menjadi guru yang baik bersama nya."
Blamm
Taehyung menutup pintu ruang BK dengan kasar, sungguh dia muak pada seluruh dewan guru maupun staf yang ada di sekolah ini. Dan Taehyung yakin mereka pasti akan menghubungi Ayahnya lagi, Taehyung tidak tahu bagaimana reaksi Ayahnya kali ini.
Jika dulu Ayahnya akan menghukum dirinya dengan Cambukan atau memukul nya menggunakan tongkat golf tapi kali ini Taehyung sungguh tak tau apa hukumnya.
Taehyung berharap bahwa nanti sang Ayah mau mendengarkan penjelasan nya, bahwa sebenarnya Bukan dia yang salah selama ini melainkan Seungjae.
Tapi di lain sisi Taehyung takut akan kembali kecewa mengetahui respon sang Ayah yang tak sesuai ekspektasi nya.
Pukul tujuh malam Taehyung terlihat berjalan menuju pintu utama rumah nya, saat dirinya membuka pintu itu netra nya seketika melihat Taehee yang berjalan cepat ke arah nya seraya mendorong kursi roda Jungkook.
"Tae, apalagi yang sudah kau lakukan sayang? Kenapa Ayah terlihat sangat marah pada mu nak?"
Ibunya bertanya tapi tidak dengan nada yang seperti dulu, sekarang sang ibu bertanya dengan nada penuh kekhawatiran.
"Hyung, Ayah ingin kau menemui nya di ruang kerja nya, boleh aku ikut bersama mu hyung? aku akan membela mu nanti didalam."
Bahkan adiknya pun yang notabenya adalah anak yang sangat penurut dan patuh pada sang Ayah pun ikut mencemaskan dan siap membela nya.
"Bukan masalah besar kok Bu, dan kau tidak perlu ikut bunny! Hyung juga anak Ayah kan, jadi tidak mungkin Ayah akan melukai ku"
Tiba-tiba sosok yang sedari tadi mereka bicarakan keluar dari ruang kerja nya dan menatap Taehyung "Kim Taehyung! Ayah ingin bicara pada mu!" ucap tegas Kim Jaejun.
"Yeobo! Jangan terlalu keras pada nya."
"Ayah jangan pukul Taehyung-ie hyung lagi!"
Itulah ucapan Taehee dan Jungkook setelah mendengar kalimat tegas dari Jaejun.
.
.
.
"Bisa jelaskan mengapa kau berkelahi lagi Kim Taehyung?"
Taehyung sedari tadi hanya menundukkan kepala saat dia baru memasuki ruang kerja Ayahnya atau tempat biasa sang Ayah mengeksekusi nya dengan Hukuman.
"Kenapa kau diam saja? Kau membuat Ayah malu dan kembali Kecewa pada mu!"
Lagi Jaejun kembali berucap dengan suara tegasnya.
"Bukan salah ku Ayah, Seungjae lah yang memulai pertengkaran pertama kali. Dan Ayah juga harus Tau selama Ini semua kesalahan ku adalah kesalahan nya, orang tuanya membayar semua guru dan staf sekolah untuk melimpah kan kesalahan nya pada ku. Seungjae juga su—,"
Plakk
"Ayah tidak pernah mengajarkan mu untuk menjadi seorang pengecut Dengan melimpahkan kesalahan mu pada orang lain Kim Taehyung!"
Jaejun memandang kecewa kepada putra keduanya yang kini memegangi pipi yang panas akibat tamparan nya.
"Kau mengecewakan Ayah! Kau tau Ayah sudah mencoba untuk merubah sikap Ayah terhadap mu agar kau berubah menjadi lebih baik! Tapi lihat ini bukan nya berubah, sikap mu malah semakin menjadi jadi!"
"Sudahlah Ayah tak ingin berbicara dengan mu lagi! Keluar kau."
Jaejun berjalan menuju meja kerja nya dan Taehyung sekali lagi sukses menelan rasa kecewa yang kembali datang.
"Kapan sikap Ayah berubah pada ku, hah?! Ayah masih sama dengan Ayah yang dulu, seorang Ayah yang tak mau mempercayai perkataan buah hati nya sendiri! Seharusnya biarkan saja aku mati saat itu, kenapa Ayah malah mempertahankan aku jika Ayah terus mengecewakan ku seperti ini."
Ucapan Taehyung sukses membuat Jaejun tergugu dan menegang di tempat nya. Sedang Taehyung buru buru keluar dari dalam ruangan itu.
Taehyung berlari menuju lantai dua melewati kedua orang yang Terduduk di ruang keluarga. Taehee tidak buta untuk melihat bahwa anak keduanya itu menangis.
Namun wanita itu lebih baik diam dan membiarkan Taehyung untuk menenangkan dirinya sendiri. Dirinya juga tak ingin membuat jungkook khawatir bila ia tiba-tiba pergi meninggalkan nya.
.
.
.
Taehyung jatuh Terduduk di lantai kamar nya, dada nya entah kenapa terasa sangat sakit dan sesak sedari tadi. Belum lagi jantung nya berdebar debar menyakitkan.
Taehyung mencengkeram kuat kuat dada nya, mulut nya juga terbuka untuk mengais udara yang seolah menghindar dari sisi nya.
"Uhuk uhuk, shhh hh."
Taehyung terbatuk batuk saat usaha nya mengambil napas malah hanya memberikan rasa nyeri luar biasa. Peluh bahkan sudah membanjiri kening nya sekarang.
Taehyung merasa tubuh nya sangat lemas bahkan untuk duduk sekali pun, dia baru ingat bahwa dari pagi dirinya belum memasukan makanan sedikit pun kedalam perut nya.
Taehyung meluruhkan tubuh lemas nya di atas lantai dengan tangan yang masih mencengkeram kuat dada nya, bahkan dingin nya lantai tak dihiraukan Taehyung. Taehyung terlalu fokus dengan rasa sakit yang menghujam jantung nya, ringisan kesakitan pun turut terlontar dari balik bibir pucat yang perlahan membiru itu.
"Y-yah, Ibu sak-kit. Shhhh eugh~"
.
.
.
"Aku menyesal telah memberikan kalian kesempatan kedua dan membuat ku sekali lagi harus merasakan sakitnya kekecewaan."
.
.
Udah noh aku updete
tdi teyung aku Bujuk pke duit goceng biar mau syuting.
Bilang apa sama Tetet?
Nih
Yaudah gitu aj...
Maaf juga buat typo yang bertebaran bagai bintang di langit, imut lucu walau tak terlalu tinggi, ehh....
Jangan lupa vote plus komen yup
Eh Klo bisa follow akun aku juga hehehe 😂
Buat silent reader makasih loh udh baca cerita aku, aku berdoa supaya kalian sehat sehat aj 😌😁😊
Sudah aku capek, klo bukan karena ga enak sama kalian aku updete nya besok aj.
Aku baik kan?
😂
Publikasi : 26 mei 2020
Revisi : 31 Januari 2021
-Ifa💜❤️
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top