Bagian 2 "Bagas dan Hanida"
Eri mengenakan sepatunya serta membawa tas kecil yang dapat di bawa kemana-mana, diletakkan di sekitar pinggang berguna untuk menyimpan benda berharga seperti HP.
"Mama, aku pergi dulu..! " teriak Eri.
"Hati-hati di jalan.. "
Eri keluar dari rumahnya yang nampak memang normal itu tapi tidak berjalan kaki namun menggunakan kendaraan matic karena Eri hanya bisa matic. Eri pergi ke tengah kota ke tempat dimana kemarin ia mendaftarkan diri untuk menjadi seorang Maker. Sebenarnya Eri telah menjadi Maker sejak dirinya bisa membuat berbagai macam Monster Data tetapi karena sistem baru yang merubah nama game jadi Monster Hologram, pihak sana mengharuskan Eri untuk mendaftar ulang.
Eri tidak menolak, sebaliknya ia sangat menyukai. Karena Monster Hologram sekarang Eri dapat bertemu dengan Monster Data yang selama ini ia buat.
"Permisi.. " seru Eri memasuki satu toko di seberang tempat pendaftaran, toko itu bertuliskan 'MH'.
"Selamat datang---? Hei, bukanlah kau yang kemarin? "
"Hm? " Eri bertemu lagi dengan si pengawas yang jadi lawan pertamanya memainkan Monster Hologram.
"Kakak bekerja disini? "
"Benar sekali. Kau bisa memanggilku bos..."
"Ok, bos.. "
"A-aku cuma bercanda.. " masamnya. "Aku Izal salam kenal, Top Venom! "
"Hahhaa, kak Izal bisa saja. Aku Eri, kak.. " Eri melakukan pertemanan dengan Izal.
"" Owalah!!? ""
"..? "
"Lihat dia. Aku tidak tahu kenapa orang itu terus main mulai kemarin tapi harus aku akui perempuan itu memiliki Monster Hologram yang kuat... "
"Seekor kucing hitam? " melihat Eri.
"Sepertinya, tapi berbeda.. "
"Ya, aku bisa melihat ada Elemen File yang digunakannya, sama seperti yang aku lakukan. Tidak mengira jika dia adalah seorang pemula. Siapa perempuan itu sebenarnya? " terang Eri.
"Siapa tahu. Yang penting dia bayar untuk bermain disini dan juga sekalinya 'cuci mata'.. "
"Cuci... Mata? "
"Apa kau buta tidak melihat gunung kembar yang besar itu, Eri!? "
"Kak Izal kekerasan. Haha, saya akan tertarik jika itu tujuan saya.. " sahut Eri sembari berkeringat.
"Tujuan? Kemarin kau mengatakan itu juga.. "
"........ " Eri diam.
"Terserah. Aku tidak perduli juga. Hei Eri, kau mau main'kan? Kenapa tidak kau tantang perempuan itu? "
"Ide bagus. Melawan Monster Hologram yang kuat dapat memberi informasi bagi Venom.. "
"Tidak bisa! "
""!? "" Eri dan Izal membalikkan badannya ke gadis berseragam SMA.
"" Siapa?? ""
.
.
.
Eri dan Izal kini bertatapan dengan gadis SMA yang diketahui bernama Riri.
"A-ada masalah? "
"Maaf sebelumnya, kakak-kakak sekalian. Tapi aku tidak bisa membiarkan kakak menghadapi perempuan itu, aku punya dendam kepadanya karena telah mengalahkanku semalam.."
Eri dan Izal saling menatap.
"Aku ingin menantangnya lagi tapi aku tidak punya uang untuk bermain. Maka dari itu.. " jedanya menatap Eri. "Bertarunglah denganku, kak. Jika aku menang berikan uang untuk bermain. Saya mohon?! "
""....... HEEEE EEEEH!???!? ""
"Tidak-tidak, anak muda. Itu tidak baik. Bertaruh? " panik Izal.
"Saya mohon!"
"Dia keras kepala sekali. Bagaimana, Eri? "
"Namamu... Riri? " Eri menatap ke tag nama pada seragam. "Kau---kita tidak perlu segitunya. Jika kau mau bermain aku bisa membantumu. Aku bisa memberimu uang. "
"Eh? "
"Aku tahu kau kesal karena 'teman'mu yang itu kalah tapi berbuat hal tidak baik bukanlah jawaban.. " Eri menyerahkan uang 40ribu ke Izal.
"Hari ini aku yang mentraktir.. "
Kedua mata Riri bersinar. "Makasih banyak, kak?!"
"Ayo kita main.. "
"Baik, kak.. "
"Heh. Eri sepertinya mendapat anak buah.. " kekeh Izal.
Eri dan Riri mendekat ke ruangan nomor 3 dimana ada perempuan bersurai putih panjang mengenakan sweater hitam.
"H-halo, bisa kita bicara sebentar.. "
"....... "
"Adik kelasku ini mau melakukan tanding ulang denganmu. Soal pertandingan biar kami yang membayar bagaimana? "
"Itu tidak bisa. Dia sudah kalah melawan, kak Hanifa.. " seorang laki-laki berbadan tinggi memotong percakapan mereka.
"Aku tidak keberatan. Lebih banyak musuh, lebih baik.. "
"Kak Hanida mesti menjaga kondisi kesehatan sebelum kualifikasi.. "
"Dia ikut kualifikasi!? "
"Pengalaman saat ini lebih penting. Jika mereka ingin tetap menentang mereka harus mengalahkanku dulu?! "
"Ugh. Buat saja.. " Riri dihentikan oleh Eri saat ingin menghadapi lelaki yang menghalangi mereka.
"Biar aku yang melawannya.. "
"Kak Eri.. "
"Riri fokus ke pertarungan selajutnya saja.. "
"Ho~? Kau yakin sekali bisa menang menghadapiku.. "
"Aku tidak yakin jika tidak memiliki kesempatan untuk menang.. " balas Eri. Kini keduanya berdiri berseberangan pada Meja Monster.
Dimohon untuk memasukkan data monster anda.
Sekali lagi medan pertempuran mereka dilakukan secara acak dan mendapat medan rawa dalam hutan. Seekor buaya keluar dari permukaan air menatap ganas ke depan walau tidak ada lawan, Monster Hologram itu adalah milik lelaki yang menjadi lawan Eri.
"Semoga beruntung, Bagas.. "
"Kak Hanida tidak usah mendoakan saya. Saya pasti menang. Yah, aku beruntung medan tempurnya ada di rawa. Kemenangan ini sudah dipastikan telah menjadi milikku.! "
"Kak Eri!? "
"Ayo kita tunjukkan kekuatan kita, Venom! " batin Eri menatap nama Monster Hologram nya.
Sssssez!!!?!
Cahaya ungu bersinar di depan biaya, asap ungu tanpa sengaja masuk ke dalam air membuat buaya menerima efek teracuni.
"Efek Khusus Kemunculan? Sama seperti kak Hanida!? " terkejut Bagas.
"........ "
"Kau akan kalah berkat medan tempur ini dalam 15 detik..! "
"Heh. Jujur aku terkejut tapi Crocker tidak selemah itu. Aktifkan [ Wild Lust ]! "
Roar..!
Crocker meraung bersama aura yang keluar dari tubuhnya.
"Skill peningkatan? Bisa gawat jika aku terkena langs--!? "
Crap!!!
Crocker berenang sangat cepat dan memakan dahan pohon besar yang menjadi tempat Venom berada, Eri sempat menggerakkan Monster Hologram nya untuk menghindar.
"K-kuat.. " kaget Riri.
"Dia memang kuat dan juga cepat tapi racun yang dimiliki Venom jauh dari itu... [ Dead Fang ]."
Venom melompat masuk ke dalam air dan mengigit badan Crocker dengan racunnya.
"Dia cepat sekali.. " Bagas menggerakkan Crocker sehingga gigitan Venom terlepas.
"Pengendaliannya sangat berbeda dari Maker yang pernah aku lawan. Dia akan jadi teman latihan yang bagus.. " bisik Hanida, Bagas yang mendengar itu nampak kesal.
"Sial kau! "
"!? "
Crocker tiba-tiba menyerang secara acak di dalam air, tidak perduli racun yang semakin kuat dan memendekkan health Crocker.
"[ Poison Shot ]"
Bagian atas Venom naik ke atas, mulutnya kemudian terbuka dan menembakkan cairan ungu yang menyelimuti Crocker selama berenang ke tempatnya.
"Bagas... Kau kalah! "
"K-kak Hanida!? "
Set!!?
Crocker berhenti tepat di depan Venom berada, cairan racun sudah menghabiskan seluruh health milik Crocker.
Pertarungan selesai. Pemenangnya... Eri Maretoko.
Bagas menatap kesal ke kakinya sendiri.
"Kau kalah telak, Bagas.. " ucap Hanida pelan.
"M-maafkan saya, kak Hanida.. "
"Kak Eri, kakak hebat?! " heboh Riri. "Haha, aku hanya beruntung medan tempur ada airnya memudahkan racun Venom menyebar dengan cepat, " merendah dia.
"Tapi tetap saja kakak hebat. Venom juga kuat sekali. Aku jadi bersemangat..! "
"Kalau begitu mari kita lanjutkan pertandingannya.. " potong Hanida berdiri di tempat Bagas sebelumnya. "Jika aku menang, aku ingin bertanding denganmu, " lanjutnya menatap Eri.
"Aku tidak akan kalah, kak Eri.. "
"Tunjukkan kekuatan Monster Hologram mu, Riri.. "
"Baik, kak?! "
Hanida dan Riri login menggantikan kedua Maker sebelumnya. Mereka memasukkan data Monster Hologram masing-masing dan pertarungan antara monster terulang kembali.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top