Part 27

Matahari sudah sepenggalah saat Gia membuka buku catatan. Matanya menyusuri perpaduan angka dan huruf yang ditulis rapi pada setiap lembar halaman. Jemari lentiknya menari di buku lain yang diletakkan lebih dekat dengan tepi meja. Adrenalinnya terpacu untuk segera menyelesaikan soal-soal di depannya, padahal Yustin baru sepuluh menit berlalu dari kelas.

Syaraf otaknya bekerja dengan cepat, memecahkan pertanyaan demi pertanyaan untuk menguji kesiapannya dalam mengikuti olimpiade. Sesekali jemari Gia menjentikkan ujung pena sambil mengerutkan dahi. Tak lama kemudian membalik lembar demi lembar halaman buku jika materi yang diinginkan tidak ditemukan.

Gia mengedarkan pandangan tak menemukan siapa pun di kelas. Cuma ada cowok gondrong yang masih menangkupkan wajah di meja. Temannya yang lain sudah menyeruak keluar kelas setelah bel istirahat berbunyi. Begitu juga dengan Disa yang segera kabur ke kantin untuk membeli minuman dingin untuk melawan tenggorokannya yang kering.

Sementara Gia masih berjuang melawan cacing di perutnya. Ajakan Disa ditolaknya dengan berat hati. Kumpulan angka-angka itu akan terus berputar di kepalanya jika belum selesai dijawabnya. Dia berjanji akan menyusul setelah tugasnya selesai.

Gia merasa kepalanya dipenuhi dengan kunang-kunang yang berkumpul kemudian berpendar membentuk irama. Sinarnya yang lemah melawan gelap, berputar membentuk pola. Gia tenggelam dalam diam, menikmati cahaya redup yang berselimutkan hitam. Kumpulan cahaya itu seperti menyimpan teka-teki yang harus dipecahkan segera. Gia akan menemukan jawaban setiap pertanyaan dengan menyimpulkan kode-kode yang ditunjukkan kunang-kunang di kepalanya.

Soal kelima cukup membuat kening Gia mengerut. Belum juga menemukan jawaban, kedua sikunya menopang di meja. Ujung-ujung jarinya memijat dahi, sesekali menggaruk bagian kepala yang tidak gatal. Isi perutnya kembali berontak, meninggalkan kunang-kunang yang kembali berpendar di kepalanya.

Gia menutup mata rapat sambil menekan ujung kelopaknya. Biasanya dia akan menemukan wajah Jae yang tersenyum sambil memberikan semangat di sana. Sesederhana itu dia akan tersenyum. Sudah dua hari tak ada kabar dari Jae, tanpa pesan singkat atau telepon. Setiap kali menatap ke pintu kelas, dia juga tak menemukan Jae di sana.

Jangan-jangan benar yang dikatakan Disa, Jae sudah punya gebetan baru. Bodoh! Bodoh! Bodoh! Sekarang apa yang harus kulakukan?

Gia menghentikan monolog di kepalanya yang mulai berkedut. Tubuhnya terasa limbung. Dia teringat tak sempat sarapan tadi pagi. Diraihnya botol minum yang diselipkannya di salah satu sisi tasnya.

Jae sudah seperti magnet, dalam hitungan detik bisa menyulut adrenalinnya. Secepat itu pula mood Gia akan memburuk jika tak mendapatkan kabar dari Jae. Diraihnya sesuatu dari saku roknya, tak lama kemudian jemarinya sudah menari di atas layar ponsel. Gia membaca ulang pesan yang sudah selesai diketik, menghapus kata yang membuatnya semakin gusar sebelum mengetiknya lagi.

Berkali-kali jemarinya melakukan hal yang sama seolah otaknya tak menemukan kata yang benar-benar pantas untuk dikirimkan ke Jae. Akhirnya Gia menghapus semua pesannya dan menutup fitur whatsapp. Diletakkannya kembali ponsel ke dalam saku dengan kasar. Kabut hitam menyelimuti hatinya.

Ujung jari Gia memijat kepalanya yang berdenyut. Katup matanya menutup, menemukan kunang-kunang yang terus berputar. Kemudian membentuk garis lurus, tak lama kemudian bergerak melingkar yang menimbulkan hentakan keras di kepalanya.

Pola kunang-kunang itu membuat bentuk yang hampir sempurna di benak Gia. Senyumnya merekah, kunang-kunang berhasil menggambar wajah yang ingin dilihatnya. Ya, dia menemukan wajah Jae sedang tersenyum dari balik katup matanya. Ada sesuatu yang dingin menyentuh rongga dadanya.

Kumpulan seperti batu pijar kembali datang, terbang masuk ke dalam pola yang semakin jelas bentuknya. Kumpulan batu pijar itu menggeser kunang-kunang membuat wajah Jae memudar. Sosok lain muncul dari balik cahaya, Gia berusaha mengenali namun tetap tak menemukan apapun di sana.

Brak!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top