PENAWAR LUKA YANG MENGGODA (3)

THIS WORK BELONGS TO NURMOYZ (Nurmoyz)
VOTE DAN KOMEN YANG BANYAK

🔥🔥🔥

Aku mengembuskan napas lelah saat melihat mobil Alex keluar dari pekarangan rumah. Entah sampai kapan aku bisa bertahan dengan pernikahan ini. Sering tebesit dalam hati niat untuk bercerai, tapi apa aku bisa? Seperti kata Alex, tak ada orang yang tidak mengenalku sebagai anak dari Aditya Lesmana, mantan menteri BUMN yang dituduh melakukan korupsi.

Bahkan hingga detik ini orang-orang masih mengingat itu. Jejak digital memang sangat kejam, karena gara-gara itu pula aku tak memiliki kesempatan untuk mengembangkan karier sebagai jurnalis. Setiap perusahaan yang aku datangi selalu menolak begitu mereka tahu latar belakangku. Namun, beberapa hari lalu secercah harapan itu hadir. Sebuah perusahaan media yang belum lama berdiri tiba-tiba menghubungiku untuk melakukan wawancara langsung. Setelah sekian lama putus asa, akhirnya aku mulai berani bermimpi. Tapi lagi-lagi Alex mematahkan sayapku yang ingin terbang.

"Apa maksud kata-kata kamu tadi?"

Aku terkesiap kaget dan refleks menoleh ke belakang di mana Rafa kini sudah berdiri di anak tangga. Degup jantungku lagi-lagi tak bisa diajak kompromi saat sosok tegap nan tampan itu mendekat. Tanpa sadar aku mundur ke belakang hingga punggungku akhirnya membentur dinding. Aku terhipnotis mata coklat madu milik Rafa yang kini berjarak hanya dua langkah di depanku. Napas hangatnya membelai wajahku. Mengirimkan getar rasa yang sanggup meluluh lantakan pertahanan yang aku buat.

"Kata-kata yang mana?" Aku menatap Rafa bingung karena benar-benar tak paham dengan arah pembicaraannya.

Mendengar jawabanku, Rafa memutar mata bosan. Dia semakin mengikis jarak di antara kami hingga wajahnya benar-benar sejengkal lagi akan menempel, aku pun langsung memalingkan muka untuk menghindari hal di luar prediksi.

"Ck ... kenapa nggak mau tidur dengan adik iparmu? Apa aku ini kurang tampan?"

"Apa maksud kamu, Raf? Meski kamu lebih tua, aku ini tatap kakak iparmu, bicaralah yang sopan." Tegasku sambil mendorong tubuh Rafa agar dia menjauh, lalu beranjak dari sana karena tak ingin terjebak godaan yang dia tawarkan.

Namun, laki-laki itu tiba-tiba menarik tanganku dengan cepat hingga sebuah benda kenyal nan lembab terasa mendarat di bibirku. Aroma rokok bercampur mint masuk ke indra penciuman. Bibirnya terasa manis dan maskulin di waktu bersamaan.

Tak butuh waktu lama, Rafa pun melumat bibirku dengan paksa, aku berusaha menutup mulut rapat-rapat agar dia tak bisa melesatkan lidahnya ke dalam mulutku. Namun, tenagaku kalah kuat karena Rafa terus menekan tengkukku agar memperdalam pagutan kami. Tak butuh waktu lama aku akhirnya menyerah pada hasrat yang kian memuncak. Lidah Rafa pun berhasil melesat masuk ke rongga mulut, mengobrak-abrik pertahanan diriku dengan mencecap lidah, menghisap dan melumat bibirku tanpa ampu. Aku tanpa sadar mulai membalas setiap ciumannya, mengalungkan tangan ke leher Rafa dan sesekali meremas rambutnya gemas. Tangannya bergerak menekan bagian belakang pinggangku agar semakin mendekat.

Tubuh kami yang menempel erat membuatku bisa merasakan milik Rafa yang mulai menonjol. Sementara area intimku rasanya semakin berdenyut-denyut karena menginginkan sentuhan Rafa yang lebih dari sekedar bercumbu. Decapan pun mulai terdengar karena permainan kami yang berubah menggebu.

Ini tidak boleh terjadi, aku harus segera menghentikan kegilaan kami atau aku benar-benar akan lupa diri dan terperangkap dosa yang memabukkan ini, nanti apa kata orang kalau sampai mereka tahu aku bermain gila dengan adik ipar sendiri. Moral ku berteriak menolak, tapi hati dan tubuhku tak sejalan.

"Raf ... egh ... to ... long ... ah ... he ... hentikan!" Nafasku mulai tersengal, kala lidah Rafa mulai menyusuri bagian leher, belakang telinga dan turun ke pundak, sementara tangannya menyusup ke balik gaun, mengusap pahaku dengan gerakan seringan kapas lalu naik ke atas hingga nyaris saja menyentuh area sensitif.

Seolah kesadaran menghantam nurani, aku refleks mendorong tubuh Rafa keras-keras agar dia menghentikan aksi gilanya. Dengan napas yang memburu karena hasrat yang masih bergejolak, aku mengarahkan tatapan tajam. Harga diriku sedikit terluka, tapi aku juga menginginkannya. Dewi batinku berteriak bimbang dan gelisah.
Aku harus bagaimana Tuhan? Haruskah aku mengabaikan norma yang ada demi kenikmatan yang Rafa tawarkan? Laki-laki ini benar-benar iblis berwujud manusia, karena selalu menggodaku dengan hasrat yang memikat.

"Jangan pernah lakukan hal seperti ini lagi sama aku. Atau aku akan mengadukannya pada Mas Alex kalau kamu sudah melecehkan aku."

Rafa bukannya gentar, dia justru tersenyum sinis. "Silakan saja, aku tinggal bilang padanya kalau istri cantiknya ini yang lebih dulu menggodaku." Rafa balik mengancam.

"Dasar baj-"

"Lagi pula bukannya kamu juga menginginkan ini? Nggak usah pura-pura, Kayra, aku tahu kamu ingin aku menyentuhmu lebuh dari tadi bukan?" Rafa memotong kalimat makian yang ingin aku lontarkan. Tangannya menjegal pergelangan tanganku yang hendak melayangkan tamparan. Sementara matanya menatap lurus ke arahku.

Aku terdiam ... tak mampu menjawab semua tuduhan Rafa yang memang benar adanya, sebut saja aku jalang, murahan atau pelacur. Tapi pesona Rafa benar-benar melumpuhkan logikaku. Mengaburkan batas antara norma dan dosa.

"Seburuk apa pun Alex, dia tetap suamiku dan kamu adalah iparku. Meski aku menginginkanmu sekalipun, apa ada jalan agar kita nggak dihakimi seluruh manusia di negeri ini? Aku sudah cukup menderita karena semua hinaan orang tentang keluargaku. Hidup ku hancur karena fitnah mereka, apa harus kamu tambah dengan hubungan terlarang yang coba kamu tawarkan?"

Mendengar perkataanku Rafa terdiam, matanya tiba-tiba berubah sendu, seolah dia ikut merasakan rasa sakit ini. Atau mungkin itu hanya persepsi ku yang terlalu percaya diri? Entah lah ... laki-laki di depanku ini benar-benar tak bisa ditebak. Jegalan tangan Rafa akhirnya mengendur, tak menyia-nyiakan kesempatan aku langsung  pergi. Namun, baru beberapa langkah, Rafa kembali bersuara.

"Jangan terlalu percaya pada Alex. Dia nggak sebaik perkiraanmu."

Aku pun berhenti dengan posisi masih berdiri memunggunginya. "Aku yang paling tahu Alex, dia memang kasar, tapi aku percaya kalau dia nggak akan mungkin mengkhianati pernikahan kami di belakang." Aku menjawab perkataan Rafa tanpa berniat menatapnya. Kutepis jauh-jauh keraguanku pada Alex.

"Lalu ini apa?" Rafa  melangkahkan kakinya mendekat dan berdiri tepat di depanku. Lalu dia menyodorkan beberapa foto yang menampilkan gambar Alex tengah berciuman mesra dengan seorang wanita yang tak lain adalah Cassandra.

Aku tercekat, dengan tangan gemetar kuraih foto-foto sialan itu. "Kamu pikir aku bodoh? Semudah itu akan percaya? Bisa saja ini hanya rekayasa AI." Aku masih berusaha menyangkal meski dalam hati merasa takut dan bimbang.

Namun, hal itu justru membuat Rafa tersenyum sinis. "Buka matamu dan lihat kenyataan, berhenti menjadi wanita bodoh yang mudah diperdaya, Kayra!" Rafa mencengkeram bahuku dengan kuat. Matanya menatapku penuh harap, seolah meminta agar aku lekas bangun dari mimpi buruk yang selama ini Alex berikan.

"Temui aku di hotel Nirwana hari Sabtu besok, jam empat sore. Akan aku buktikan sama kamu bagaimana Alex sebenarnya. Setelah itu kamu bebas menentukan pilihan. Tetap bertahan dengan luka ini setiap hari atau datang padaku, maka aku akan menolongmu keluar dari neraka yang Alex ciptakan." Setelah mengatakan kalimat itu, Rafa pergi dari hadapanku.

Kalimat yang baru saja dikatakanya bagaikan sebuah rayuan iblis yang tengah menggoda manusia. Terdengar manis dan penuh kenikmatan. Seolah menuntunku untuk masuk ke jurang neraka. Haruskah aku melupakan aturan Tuhan dan datang padanya?

Aku menatap punggung tegap Rafa yang kian menjauh dengan perasan tak menentu, bisakah aku percaya begitu saja padanya dan menghianati Alex? Satu-satunya keluarga yang aku miliki saat ini. Satu-satunya laki-laki yang mau mengulurkan tangan kala semua orang dulu pergi meninggalkan aku. Tapi mengapa Rafa melakukan ini? Apa yang sebenarnya laki-laki itu inginkan? Apa tujuan di balik kedatangannya ke rumah tanggaku dengan Alex?

***

Mulai seru?

Stay tuned, tunggu besok lagi.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top