BERLIAN DAN POHON- POHON
“Vin, bulan depan kita bisa nikah!”
Gadis muda yang sedang menikmati Sop Konro itu, langsung tersedak. Setelah beberapa teguk air mineral, ia pun mulai mengejar kata-kata sang kekasih.
“Kamu sudah dapat uang yang diminta Papa?”
“Sudah, dong. Di tabunganku sekarang ada 160 juta. Uang panaimu cuma 150 juta, kan?” Pria itu memperlihatkan isi buku tabungannya dengan bangga.
Dua purnama lalu, hati Andi menciut ketika mendengar kalimat dari bibir bakal calon mertuanya. Kedua orang tua Vinna meminta uang panai sebanyak 150 juta. Menurut mereka, itu merupakan angka sepadan untuk gadis yang bergelar Sarjana Ekonomi. Andi yakin, itu hanya akal-akalan orang tua Vinna. Bagaimanapun mereka tidak pernah menyetujui anak gadisnya dipersunting seorang pedagang bunga. Maka dibuatlah persyaratan yang dianggap tidak mampu dipenuhi oleh sang pemuda. Uang panai 150 juta harus tersedia dalam kurun waktu tiga bulan. Namun, malam ini hati Andi kembali mekar. Setelah ia mendapat rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.
“Kamu dapat uang dari mana? Ngerampok?” Vinna masih tak percaya ketika melihat sembilan digit angka yang tertera.
“Enak aja! Dari jualan, dong.”
“Andi! Aku serius!”
Andi tersenyum mendengar geraman gadis berkulit putih itu. Namun, ia masih mengacuhkan pertanyaan sang kekasih. Vinna menarik napas panjang.
“Kamu nggak jual ginjal, kan?”
Andi terbahak. “Aku nggak segila itu, Vin.”
“Who knows? Mungkin kamu depresi dengan syarat papa, dan akhirnya jual ginjal.”
“Kalau aku nggak memenuhi syarat itu, kamu pasti ikutan depresi juga, kan? Mana mungkin kamu mau dijodohkan dengan Daeng Basso. Walaupun super tajir, dia tetap seorang kakek tua.”
“Terus, uang ini darimana? Halal nggak?”
Andi menopang dagu sambil menatap mesra pada Vinna. Gadis yang telah merebut hatinya sejak di bangku SMA.
“Halal, Vin. Itu hasil keringatku.”
“Hasil keringat yang mana?”
“Jual pohon dan bunga.”
Vinna menghembuskan napas tidak percaya. Sejujurnya, ia takjub melihat kegigihan pria di hadapannya. Kehancuran perusahaan sang ayah, membuat Andi harus berhenti kuliah di tahun ketiga. Pria yang bersikukuh dengan passionnya di bidang pertanian itu, kemudian memutuskan untuk berbisnis tanaman hidup.
“Apa orang itu memborong seluruh tanamanmu?”
Andi menggeleng, “Dia hanya membeli 36 pohon dan 24 bunga. Semua dibayar dengan dua butir berlian. Satu berlian sudah aku jual seharga 160 juta. Satu lagi aku simpan untuk tabungan kita.”
“Orang bodoh mana yang mau beli tanaman seharga itu?”
“Entahlah. Pria berkulit kuning dengan logat aneh. Nggak jelas dari mana. Yang pasti, ini rezeki kita. Jelas kehalalannya.” Andi mengangkat kedua bahu sambil meraup satu potong besar burasa dari piring.
💎🌳💎🌳💎🌳
Di balik samudra sebuah tanah merah.
“Zyxr, kau sudah dapatkan apa yang diminta Ayah?” Qre menyambut sang kekasih yang baru saja turun dari pesawat.
Beberapa waktu sebelumnya, hati gadis itu terus diliputi kecemasan. Ia memikirkan perjalanan sejauh 630 juta kilometer yang ditempuh oleh calon suaminya. Zyxr tak buru-buru menjawab. Pria itu hanya mengerling ke arah pesawat pribadinya, mengisyaratkan jawaban yang diminta sang kekasih. Qre pun menghela napas penuh kelegaan.
“Lima puluh pohon dari planet hijau-biru. Aku lebihkan sepuluh agar ayahmu senang.” Zyxr berbisik pada gadis pujaannya.
“Penyamaranmu?”
“Tenang saja. Dengan teknologi canggih kita, kujamin, tidak ada yang curiga,” ucap Zyxr sambil menggandeng sang kekasih menuju lobi yang tersedia di landasan.
Qre adalah putri kesayangan seorang ilmuwan jenius. Ilmuwan yang mencoba memperalat sang calon menantu untuk kepentingannya. Sebenarnya, kepentingan itu juga akan dinikmati oleh seluruh ras mereka. Lima puluh pohon dari planet bernama Bumi, menjadi syarat pernikahan yang ia minta. Dengan kekayaan dan kemampuan Zyxr, harusnya itu merupakan hal yang mudah.
“Sejujurnya, aku lebih tertarik pada cerita petualanganmu di sana,” ucap Qre.
Zyxr mengangguk. Ia sangat mengenal sifat Qre yang haus akan rasa ingin tahu. Pria itu lalu membimbing sang kekasih untuk duduk di ruang santai lobi. Ia pun mengaktifkan tombol di punggung tangannya. Proyeksi dari teknologi canggih tanpa layar mulai terpampang vertikal di udara.
“Kau tahu, planet hijau-biru merupakan tempat yang sangat indah. Planet itu … ah, aku tidak sanggup menggambarkan. Sangat berbeda dengan yang kita pelajari selama ini,” terang Zyxr sambil terus memencet berbagai tombol.
“Banyak pohon-pohon di sana. Jauh berbeda dengan tempat tinggal kita. Tunggu sebentar, aku sudah mengambil beberapa gambar. Kau harus lihat sendiri.”
Qre mengikuti arah pandang kekasihnya. Dadanya berdebar menantikan kejutan dari pria berkulit kuning itu.
“Lihat! Pohon ini dipenuhi warna indah. Mereka menyebutnya Sakura.” Zyxr menunjukan gambar dengan warna dominan merah muda.
“Yang ini Tulip, ini Cherry Blossom, ini Mimosa. Warna mereka sangat beragam, kan?”
Qre terperanjat setiap kali gambar berbeda bermunculan.
“Tapi, aku sangat mengagumi yang ini.” Zyxr berhenti pada satu gambar. Hijau memenuhi hampir seluruh layar. Walaupun, ada beberapa warna cokelat dan hitam yang menghiasi.
“Aku menemukan ini di tempat yang mereka namakan hutan hujan tropis.”
Qre memperbaiki posisi duduknya. Ia begitu terhanyut dengan cerita dari bibir pria di sampingnya.
“Indah. Indah sekali.” Qre tidak menyembunyikan ketakjubannya. Zyx pun tersenyum puas.
“Oh ya, bagaimana kau mendapatkan pohon-pohon itu? Apa kau menggunakan senjata? Atau mengosongkan seluruh harta yang kau bawa?” Qre tersadar pada hal penting yang ingin ia tanyakan.
Zyxr menggeleng, “Percaya atau tidak, semua pohon itu aku tukarkan dengan dua butir batu hujan yang tertempel di pesawat.”
“Batu hujan dari gumpalan gas raksasa?” Mata Qre membelalak.
“Hu-um. Aku iseng melewati atmosfer gas raksasa. Ternyata sedang hujan di sana. Beberapa butir batu hujan menempel di badan pesawat. Setelah mendarat, aku membersihkan pesawat, dan membawa batu itu kemana-mana. Khawatir mereka mengotori planet hijau-biru.”
“Lalu?” kejar Qre.
“Orang yang aku temui terlihat tertarik pada batu hujan yang aku pegang. Aku menawarkan dua butir untuk ditukar dengan enam puluh pohon. Dia setuju.”
Qre berdecak penuh keheranan.
“Oh ya, mereka menyebut gas raksasa sebagai Jupiter, dan tanah kita sebagai Europe. Satelit dari Jupiter,” lanjut Zyxr.
“Kau tahu, Qre? Jupiter lebih terkenal daripada tanah kita. Sungguh lucu. Padahal itu hanyalah gumpalan gas. Mungkin, karena gas raksasa itu lebih mudah terlihat dibanding tanah kita.”
“Mungkin. Kita abaikan saja hal itu.” Qre tampak tak peduli. “Tapi, aku masih takjub. Kenapa orang itu mau menukarkan pohon yang sangat bernilai dengan dua butir batu tak berharga?”
“Aku juga tidak mengerti. Dia menyebut batu itu berlian. Sesuatu yang sangat berharga. Orang itu berkata, berlian bisa mewujudkan impiannya. Padahal menurutku, pohon-pohon itu lebih berharga. Setidaknya, pohon-pohon itu bisa mewujudkan impianku untuk memperistrimu.”
Qre tertunduk malu.
“Namun, ada yang membuatku sedih,” lirih Zyxr.
“Apa?”
“Yang kita pelajari ternyata benar. Sebagian dari mereka terus-menerus menebang pohon-pohon, membuat jumlahnya terus berkurang.”
“Kau tahu darimana?”
“Orang yang memberi pohon-pohon bercerita padaku.”
Qre terperanjat. Kilatan amarah terlihat jelas di matanya.
“Sungguh penduduk tak tahu diuntung!”
“Sabar, Qre. Doakan saja penelitian ayahmu sukses. Sehingga pohon-pohon bisa hidup di tanah kita. Jika tidak, kita terpaksa harus mengabaikan perjanjian antar galaksi dan menjalankan keputusan Raja Xrok. Kita akan melakukan invansi ke planet hijau-biru demi menjaga kelangsungan hidup pohon-pohon di sana.”
“Aku rasa, hal itu tidak melanggar perjanjian," tukas Qre. "Bukankah itu mimpi kita semua? Menjadikan planet hijau-biru tetap terjaga. Hingga di masa depan, planet itu bisa menjadi salah satu destinasi wisata galaksi. Bukan hanya dinikmati oleh mereka.”
💎🌳💎🌳💎🌳
End.
Catatan:
*Uang panai: uang belanja dalam adat Bugis, yang diberikan oleh calon mempelai laki-laki pada calon mempelai perempuan, untuk keperluan pernikahan.
*Dr. Kevin Baines (peneliti NASA) bersama koleganya mengungkapkan fenomena hujan berlian terjadi di Saturnus dan Jupiter.
*Europa/ Jupiter II adalah salah satu satelit dari Jupiter, yang atmosfernya terdiri atas oksigen. Keberadaan samudra di bawahnya membuat para ilmuwan berspekulasi bahwa Europe bisa saja menyimpan kehidupan.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top