18. Melelahkan
“Peluang itu seperti apa? Kenapa peluang selalu muncul saat aku sudah muak?"
***
Little menangis sepanjang malam usai naskah yang ia kirim tak kunjung mendapat email balasan. Ini sudah dua bulan lebih, artinya naskah tersebut benar-benar ditolak. Ia merasa sangat gagal sekarang. Setelah mengorbankan waktu belajar dan bermain dengan temannya, Little tidak mendapatkan apa-apa selain waktu yang terbuang percuma.
Ia mencoba menarik napas, menyambut sinar matahari yang menyusup dari celah jendela. Kamarnya tampak temaram berkat dirinya yang malas menekan saklar lampu.
"Little, buka pintunya! Apa kamu pengantin baru, mau sampai kapan kamu berdiam di kamar?" tanya Big dari luar, sambil menggedor-gedor pintu.
"Berisik!" teriak Little.
Big tersentak mendengar nada Little yang tak kalah tinggi. Dia mungkin sedang melewati masa pubertas, tetapi sejak kecil, adiknya itu memang sensitif.
"Buka pintunya, Little!"
Tidak ada jawaban. Big pun menahan napas sesak. Ketakutan tiba-tiba merayap di hatinya.
Ini tidak benar.
Haruskah dia mendobraknya?
.
.
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top