New student ??!!


}Alicia{

" Baiklah seperti yang kalian sudah dengar, hari ini kita kedatangan murid baru, Romeo ayo masuk," ujar Mr. Smift.

Pria dengan rambut hitam kelam masuk kekelasku.

Aku mengenalnya. Sungguh sangat mengenalnya...

" Romeo silahkan perkenalkan namamu," ujar guruku itu.

Matanya memandang seisi kelas, " Namaku Romeo Aquasya Alberca."

" Hanya itu Romeo??" tanya Mr smift.

Romeo mengangguk mengiyakan.

" Ada yang ingin kalian tanyakan ??" tawar Mr.smift.

" Romeo apa Ayah dan Ibumu seorang dewi?" tanya Prisca. Siswi paling centil di kelasku.

" Kenapa kau tanyakan itu ?" kepala Romeo sedikit ia miringkan.

" Kau sangat tampan," ujarnya blak blakan.

" Mungkin saja," ia membalas santai.

Apa apaan jawaban itu. Aku bahkan ragu ia mengetahui kapan ia lahir. Jujur saja jika aku tidak melihat tubuhnya. Aku pasti berpikir dia adalah anak seusiaku. Badannya yang seksy meski kotak kotak pada perutnya belum terbentuk sempurna.
Astaga apa yang aku pikirkan ?!

" Romeo kau duduklah di samping Meory. Meory angkat tanganmu," ujar Mr Smift.

Romeo melangkah santai menuju meja di samping Meory.

Ah lihatlah gadis itu, beberapa hari yang lalu ia bermesraan dengan Mantan pacarku. Sekarang ia malah tebar pesona pada Romeo.

……………………………………………………

Bel istirahat berbunyi nyaring. Aku tergesa gesa menuju meja Romeo di belakangku.

" Kita harus bicara, " ujarku padanya. Ia mengangkat wajahnya hingga mata kami bertemu.
Senyum remeh muncul di sana.

" Tentu," sahutnya. Romeo bangkit dari tempat duduknya melangkah mendahuluiku.

Apa apaan sikapnya itu. Memangnya dia sudah mengenal tempat ini. Ku doakan dia nyasar baru tahu rasa.

" Hey tunggu aku, " aku berujar kesal. Ku susul langkahnya kemudian segera meraih tangannya. Menggengam tangannya membawanya kebelakang sekolah.

" Bagaimana kau bisa ada di sini ??!!" ujarku setengah berteriak.

" Aku berjalan," sungguh apa ada yang mau memberikanku pisau ? terserah pisau apa! Tapi jika boleh aku minta pisau daging yang besar, demi Tuhan aku ingin menyincang pria tampan di depanku ini.

" Tentu saja kau berjalan mana mungkin kau terbang, jangan bilang kau mengikutiku. Tapi mana mungkin kau bisa mengikutiku. Aku berlari secepat yang aku bisa menuju sekolah," ujarku panjang lebar.

" Pertama jika aku mau aku bisa saja terbang, kedua aku memang mengikutimu, dan ketiga aromamu darahmu masih tertiggal di udara membuatku lebih mudah mengetahui keberadaanmu," jawabnya santai.

Tubuhku menengang.

   dia ini...

         mahluk apa ???

" Ba-bau darah ??" ujarku terbata bata.

" Ya bau darahmu. Bau manis yang memabukan. Ah membicarakannya membuatku haus." bola mata biru kelam itu bergulir menatapku dengan serigai di bibirnya.

Ia melangkah maju selangkah.

Tubuh kami berdekatan sejengkal saja ia bergerak maju maka tubuh kami akan benar benar menempel.

" A-apa, apa yang mau kau lakukan ??" tanyaku terbata bata.

" Menurutmu apa yang akan orang lakukan bila haus ??" tanyanya balik.

Tubuhku menegang kaku. Otak dan jantungku menjerit untuk berlari menjauh.

Deg deg deg deg

Jantungku berdetak menggila

   Nafasku semakin cepat.

Kenapa tubuhku menolak untuk bergerak ?

Seperti ada magnet pada tubuhnya yang membuat tubuhku tidak dapat bergerak menjauh.

Kepalanya menunduk, nafas hangatanya menerpa kulit leherku.

Deg...

Mendadak kurasakan tempat kedua titik tatto di leherku terasa ngilu. Padahal taringnya belum menancap di leherku.

Ketika ku katakan belum. Itu berarti aku yakin taring itu pasti akan menancap di leherku.

Nafasku tercekat merasakan belaian hangat di leherku.

" ARRRGGGMMMMMN, " aku nyaris berteriak saat ku rasakan kedua taring itu kembali menembus leherku.

Mulutku di bekapnya erat membuat teriakanku tertahan.

Mataku berair menahan rasa sakit di leherku.

Kurasakan darahku terhisap keluar. Air mataku menetes keluar membasahai telapak tangannya.

Berlahan ku rasakan taringnya keluar. Bergerak selembut mungkin seolah tidak ingin menyakitiku.

Ia menarik kepalanya. Mengusap darah yang tertinggal di leherku dengan lembut.

Jari dengan noda darah itu ia arahkan ke bibirnya dengan sensual.

Ku lihat lidahnya terulur mencicipi darah yang tertinggal di jarinya.

Ia menatapku lembut.

" Manis, " bibirnya bergerak.

" Dengar Alicia…"

" Aku tidak mengerti.... Aku bahkan tidak paham dengan apa yang terjadi. Tapi yang pasti aku tidak suka kau berada jauh dariku." jantungku berdetak kencang.

Perasaan ini....

       deg ....deg... Deg... Deg.

Jantungku....
     berdebar dengan tidak biasa.

Lebih dari debaran saat  saat Lucas menyatakan ekhhemmm perasaannya padaku.

Ku angkat kepalaku. Mendongak beradu pandang dengan mata biru kelam itu.

Mencari setitik kebohongan di sana.

    Yang kudapati hanya ketulusan.

Tangannya bergerak menangkup wajahku.

     " Aku tidak suka mendengar kau ingin pergi dariku," ujarnya menatapku dengan pandangan tersiksa.

TUNGGUUU !!

kapan aku bilang aku akan meninggalkannya ?!

Tunggu-tunggu apa jangan-jangan dia salah sangka saat aku bilang aku akan pergi....

       ke
   
            sekolah. -_-

Jangan bilang.

  Astaga aku tidak mengerti jalan pikiran pria tampan di depanku ini.

" Aliciaaaaa." aku bergerak refleks menjauhkan tubuhku dari
Romeo mundur beberapa langkah.

Liana berdiri agak jauh dariku dan Romeo.

Ia menatapku dan Romeo dengan wajah bingung.

" Apa…aku mengganggu ??" ujar Lia dengan wajah bingung.

" Ti-tidak sungguh," balasku cepat.

" Sebaiknya aku segera pergi." Lia berbalik cepat.

" Lici kau berutang penjelasan," ia berteriak sambil berlari.

Mataku membelak.

" Tu-tunggu Lia kau salah paham,"  aku berlari menyusulnya.

Ku coba mengerjanya dan

      HAP

Kudapat tangannya.

" Kenapa ?" senyum menggoda tercetak jelas di wajah cantik itu.

" Kau kau salah paham, ini tidak seperti yang kau pikirkan," ujarku blak blakkan.

" Memangnya kau tau apa yang ku pikirkan?"

" itu.... Emnnn", aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

" Aku hanya tidak menyangka kau bisa move on secepat itu" Lia menyentuh pipinya pura-pura berpikir.

" Dan ya tuhan kau dengan titisan dewa yunani itu, apa kalian sepasang kekasih ?" tanya Lia penuh semangat dengan mata berbinar binar.

Tubuhku menegang merasakan sepasang lengan memeluk pinggangku. Ku rasakan kepala seseorang di bahuku.

" Mungkin bisa di bilang seperti itu," suara Romeo terdengar membalas ucapan Lia membuat tubuhku menegang.

" KYYYYAAAAAAAAAAAA," Lia berteriak histeris.

TBC....

ZIZI KE HABISAN KATA KATA. TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN. ZIZI JADI SEMANGAT. HIHIHI.

Keep vomment ya....

Zizi bakal usahain bakal update sebelum hari kamis ^-^

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top