Part 2

AE KYO'S SCHOOL

"Kyo-ya, ayo kita pulang bersama!" ajak Gongchan, salah satu teman Ae Kyo.

"Aniya, Chan. Aku akan menunggu Eomma menjemputku," sahut Ae Kyo yang dibalas dengan anggukan dari Gongchan.

"Geurae. Kalau begitu aku pulang duluan."

"Ne! Hati-hati, Chan!" teriak Ae Kyo sambil melambaikan tangannya ke arah Gongchan.

Sudah hampir 30 menit Ae Kyo berdiri di depan gerbang sekolahnya, menunggu Hyun Ae menjemput gadis kecilnya itu. Namun, tak ada sedikit pun tanda-tanda bahwa ibunya akan menjemput dirinya.

"Aish. Apa Eomma akan terlambat lagi?" gumam Ae Kyo sambil mengerucutkan bibir mungilnya.

"Eomma dan Appa benar-benar lebih menyayangi pekerjaan mereka dibandingkan anaknya sendiri." Ae Kyo lantas berjalan sendirian ke sebuah taman yang letaknya tak jauh dari tempat Ae kyo berdiri tadi-sekolahnya-.

Ae Kyo langsung duduk di sebuah bangku taman sesaat setelah dia sampai ke taman itu dan menemukan sebuah bangku kosong di bawah Pohon Maple. Ia langsung membuka tas sekolahnya dan mengeluarkan beberapa peralatan menggambar. Detik itu juga ia langsung hanyut dalam dunianya sendiri.


***

KYUHYUN POV

Setelah keluar dari gedung yang aku pimpin, aku langsung menuju ke arah tempat parkir untuk mengambil mobilku yang terparkir di sana. Aku langsung masuk dan duduk di kursi kemudi. Melemparkan tas dan jasku ke kursi belakang mobil. Kulipat lengan kemejaku yang berwarna putih sampai siku. Sedetik kemudian, mobilku melaju dengan kecepatan tinggi berbaur dengan ratusan mobil lainnya membelah kota Seoul.

Akhirnya aku sampai ke tempat tujuanku. Aku tersenyum selama beberapa detik sebelum akhirnya aku turun dari mobil dan membawa tubuhku mengitari tempat ini. Kulihat banyak sekali pasangan muda yang tengah dilanda gejolak cinta yang berlebihan tengah asyik berlalu-lalang di kawasan ini.

Aku menghela napas sejenak sesaat sebelum aku kembali menikmati indahnya taman ini. Pohon Maple berdiri tegak dengan daun-daunnya yang berwarna kecokelatan. Aku terus berjalan hingga akhirnya aku mendapati sesosok anak kecil tengah duduk di sebuah bangku di bawah pohon Maple.

Kulangkahkan kakiku untuk menghampiri anak itu.

"Annyeong, gadis kecil," sapaku ketika sudah berada di samping anak kecil itu.

Anak itu tersentak dan menoleh ke arahku. "Nuguya?" tanyanya heran dengan nada khas anak kecil seusianya. Mungkin umur dia sekitar enam atau tujuh tahun.

Kulihat ekspresi anak itu berubah ketakutan. Ia bahkan memasukkan alat-alat menggambarnya dengan tergesa. Kuamati kedua bola matanya dan...

...dia menangis?!

"Lepaskan aku, Ahjussi! Kumohon, jangan culik aku. Hiks ... aku ... ma-masih ingin ... hiks ... bersama dengan ... hiks ... hiks ... Eomma dan ... hiks ... Appa."

Hei! Apa anak ini mengira kalau aku akan menculiknya?

"Gwaenchanayo. Aku tidak akan menculikmu. Aku orang baik-baik. Tidakkah kaulihat dari caraku berpakaian, hm? Aku terlalu tampan untuk menjadi seorang penculik," ucapku bangga. Dan detik itu juga, kedua mata hazel milik anak ini membulat sempurna. Aku terkekeh melihat reaksi yang diberikan oleh anak ini.

"Jeongmal? Ahjussi bukan orang jahat yang akan memisahkan aku dengan Eomma dan Appa?" tanyanya dengan kedua matanya yang membentuk sebuah puppy eyes.

Aigoo, dia benar-benar lucu sekali. Aku langsung mengacak rambutnya yang tergerai.

"Ne. Ahjussi tidak mungkin menculik gadis kecil secantik dirimu," ucapku yang langsung membuat wajah anak di hadapanku memerah.

Tunggu sebentar! Ekspresinya mirip dengan seseorang yang kukenal. Atau mungkin itu hanya perasaanku saja?

"Arraseo. Aku percaya, Ahjussi tampan ini orang baik," celotehnya sambil menampilkan senyum 3 jari.

Senyuman itu...

...senyuman itu mirip dengannya. Mungkinkah?

"Siapa namamu, gadis kecil?"

"Lee Ae Kyo imnida," jawabnya sambil membungkukkan badan. Benar-benar anak yang pintar dan sopan. "Lalu, siapa nama Ahjussi?"

"Cho Kyuhyun imnida. Kau bisa panggil aku Kyuhyun Ahjussi," jawabku yang hanya dibalas dengan senyuman dan anggukan ringan oleh Ae Kyo.

"Nah, Ae Kyo-ya. Bagaimana kalo Kyuhyun Ahjussi membelikanmu ice cream sebagai permintaan maaf karena telah membuatmu ketakutan dan menangis?"

Dia tampak memikirkan tawaran dariku.

"Mianhae, Ahjussi. Tapi, Eomma dan Appa melarangku untuk menerima apapun dari orang asing," sahutnya hampir seperti sebuah bisikan. Tapi, aku masih bisa mendengarnya dengan jelas. Aku langsung menyejajarkan tubuhku dengan tubuh Ae Kyo yang mungil.

"Tidak apa-apa. Bukankah tadi Ae Kyo sudah percaya kalau Ahjussi ini orang baik-baik? Tenang saja, ya?" Raut wajahnya kembali menampakkan bahwa dia sedang mempertimbangkan tawaranku.

Oh, ayolah. Aku hanya ingin membelikan ice cream untuk gadis kecil di hadapanku. Bukan untuk menculiknya.

"Eumm ... Baiklah, Kyuhyun Ahjussi," putusnya setelah berpikir beberapa saat.

"Kajja!" Aku menggendong Ae Kyo dan menenteng tas sekolahnya dan berjalan menuju salah satu pedagang ice cream di taman itu.

"Kau ingin ice cream rasa apa, Kyo-ya?" tanyaku pada gadis kecil yang berada di dalam gendonganku ini.

"Ice cream rasa cokelat, Ahjussi."

Aku mengangguk dan segera memesan ice cream. "Dua es krim cokelat, Ahjussi."

"Ne. Tunggu sebentar," sahut penjual es krim itu dengan ramah. Tak lama kemudian es krim pesanan kami datang.

"Ini," ucapku seraya memberikan satu es krim cokelat kepada Ae Kyo dan es krim satunya lagi untukku sendiri.

"Kyaaaaa!! Gomawo, Ahjussi."

Ae Kyo langsung turun dari gendonganku dan menyambar es krim cokelat yang kuberikan. Dalam sekejap, dia sudah menghabiskan setengah dari es krimnya.

Entah mengapa, kejadian ini seperti de javu bagiku. Aku ingat, aku pernah mengalami hal serupa seperti sekarang. Dulu. Dulu sekali.

"Aigoo. Cepat sekali?" tanyaku heran bercampur kagum. Ae Kyo menunjukkan cengiran polosnya yang memperlihatkan deretan gigi putihnya. Senyuman itu lagi?

"Ae Kyo, apa ibumu tidak mencarimu?" tanyaku setelah kami berada di dalam mobilku.

Seketika dia menatapku dengan pandangan terkejut dan takut, mungkin?

"OMMO! Eomma?!"

"Iya. Apa ibumu tidak akan khawatir?"

"Huuwaaaaa ... Bagaimana ini, Ahjussi? Aku pasti akan dimarahi habis-habisan oleh Eomma. Huuuwaaa!!" Tangisnya pecah dan sedikit menggema di dalam mobil.

"Tenanglah, Kyo-ya. Ahjussi yang akan mengantarmu pulang." Tanganku langsung memeluk gadis kecil ini untuk meredakan tangisannya yang tak kunjung berhenti.

"Hiks ... Hiks ... Bagaimana ini, Ahjussi? Aku takut."

Ae Kyo langsung memeluk tubuhku erat dengan-masih-tetap menangis walaupun sudah kuberitahukan bahwa aku akan mengantarkannya pulang. Tapi, bagaimana caranya aku mengantarkan anak ini pulang kalau dia masih menangis seperti ini dan tidak memberitahukan alamat rumahnya?

Oh! Bodohnya kau, Cho Kyuhyun!

"Kyo-ya, dimana alamat rumahmu? Agar Ahjussi bisa mengantarkanmu pulang?" tanyaku lembut sambil sesekali mengelus pucuk kepala anak ini.

KYUHYUN POV END

***

HYUN AE'S HOME

Hyun Ae menatap kembali jam dinding yang menempel pada dinding rumahnya. Lalu berjalan kesana-kemari dengan perasaan cemas, takut, dan khawatir menjadi satu.

"Kyo-ya ... kau kemana, eoh?"

Hyun Ae lalu duduk di sofa ruang tamu. Baru saja dia akan menelpon polisi, niatnya ia urungkan saat mendengar suara malaikat kecilnya yang sejak tadi membuatnya cemas.

"EOMMAAAA!!" teriak Ae Kyo yang langsung berlari ke arah Hyun Ae.

"Lee Ae Kyo!" seru Hyun Ae yang langsung memeluk tubuh mungil anak kesayangannya itu. "Darimana saja kau seharian ini? Kau membuat Eomma benar-benar khawatir."

"Jeongmal mianhaeyo, Eomma. Tadi sepulang sekolah, aku menunggu Eomma hampir 30 menit. Tapi, Eomma tidak muncul juga. Akhirnya aku pergi ke taman dan di sana aku menggambar. Tapi, tiba-tiba ada Ahjussi tampan yang menawariku es krim cokelat," cerita Ae Kyo panjang lebar.

Ahjussi tampan? Nugu? tanya Hyun Ae dalam hati. Ah, yang terpenting sekarang Ae Kyo sudah pulang dengan keadaan selamat tanpa kurang suatu apapun.

Hyun Ae melepaskan pelukannya. "Ae Kyo, lain kali jangan diulangi kembali, ya?"

"Iya, Eomma. Maaf sudah membuat Eomma mengkhawatirkanku," ucap Ae Kyo sambil menundukkan kepalanya dan menautkan jari-jari tangannya, salah satu kebiasaannya yang mirip dengan Hyun Ae ketika merasa bersalah atau ketakutan.

"Gwaenchana. Sekarang kau mandi. Setelah itu kita makan malam. Eomma sudah menyiapkan makan malam kesukaanmu."

"Ne, Eomma." Ae Kyo lalu berjalan menuju kamar mandi dan Hyun Ae berjalan ke arah meja makan untuk makan malam bersama. []





Revisi: 07.03.2018 || 25.07.2018

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top