The Trouble
" Am...oh My God, Am. Please, help me.."
Suara cemas Amanda dan nadanya yang sedikit meninggi membangunkan tidur Amy. Sebenarnya dia ingin sedikit bermalas malasan dengan bangun sedikit siang. Bukankah ini liburannya.
" Am, maaf membangunkan tidurmu. Tapi ini benar benar gawat. Ada masalah, Am."
Kembali terdengar suara Amanda yang terdengar gusar. Amy memicingkan matanya dan dengan malas mendudukkan dirinya. Amanda menghampirinya dan duduk dipinggiran tempat tidur.
" Am, aku harus bagaimana nih?"
Tangan Amanda menguncang guncang tubuhnya pelan. Amy menepis tangan itu.
" Am, please..ada masalah.."
Dengan mata masih mengantuk Amy menatap Amanda. Dia menunjuk botol air mineralnya yang dia letakkan di atas meja. Amanda bangkit dan mengambil botol tersebut lalu menyerahkannya kepada Amy.
" Ada apa?"
Suara serak Amy terdengar setelah dia terlebih dulu meneguk isi yang ada di dalam botol yang tadi diserahkan Amanda.
" Aku semalam mendapat kabar dari bagian yang mengurusi souvenir. Mereka tidak bisa memenuhi pesananku. Ada musibah yang mereka alami. Mereka meminta maaf tapi aku bingung jadinya. Aku harus bagaimana?"
Suara Amanda terdengar gusar, antara marah, kecewa dan sedih. Dia menatap Amy yang masih setengah sadar.
" Cari saja souvenir yang lain, masih ada waktu lima hari kan." Usul Amy.
" Iya, tapi siapa yang akan mencarinya dengan waktu sesempit ini?"
Amanda memandangi Amy yang kini mengucek matanya. Mata bermanik amber itu menatap Amanda malas. Bibirnya berdecak.
" Berapa banyak?" Tanyanya kemudian.
" Untuk tiga ratus orang." Jawab Amanda pelan.
" Kita akan pergi mencarinya, tapi tidak janji semua sama. Kita cari yang seharga saja, walaupun berbeda. Aku mandi dulu, nanti baru kita pergi." Putus Amy. Amanda menatapnya ragu.
" Am, aku tidak bisa pergi. Hari ini jadwal aku harus perawatan." Ucapnya hati hati.
" Lalu aku pergi dengan siapa?" Tanya Amy dengan alis terangkat sedikit.
" Iya, dengan siapa ya?"
Amanda terdiam, dia tampak berpikir. Keningnya terlihat berkerut.
Tok..tok..tok..
Ketukan dipintu membuat Amanda bangkit dan berjalan untuk membukakan pintu. Dia mendapati Ben berdiri disana. Senyumnya terkembang. Ben mengecup pipi Amanda sekilas.
" Permisi..Amanda maaf, aku rasa waktu kita untuk perawatan."
" Hai Ben." Sapa Amy.
" Hei Am, nyenyak tidurnya?" Tanya Ben sambil menatap Amy dengan senyum.
" Sangat, sampai calon istrimu ini datang menggangguku."
Amy turun dari tempat tidur dan menghampiri mereka, setelah dia meletakkan botol air mineralnya diatas meja.
" Ben, Amy mau mencarikan souvenir. Tapi siapa yang akan mengantarnya?"
Amanda menarik Ben untuk duduk di sofa yang ada di dalam kamar. Pria itu menurut saja.
" Aku akan minta Eric untuk mengantarnya. Tuan pengacara itu, aku rasa tidak sibuk." Jawaban Ben membuat Amy memasang tampang sebal.
" Ouh, No. Jangan dia, Ben." Protesnya cepat.
Ben menatap Amy dengan mengulum senyum. Amanda sendiri terkekeh disebelahnya.
" Lalu siapa lagi, yang lain sibuk dengan pasangannya dan ada juga yang pulang dulu. Hanya tuan satu itu yang selalu bebas." Jawaban Ben begitu ringan. Amy dengan kesal mengangguk anggukan kepalanya.
" Baiklah...Baiklah...aku akan mandi dan tolong bilang tuan pengacaramu itu, tidak ada musik keras lagi yang dia putar di audio mobilnya, tidak mengebut dan..."
" Tidak lupa untuk menciummu lagi." Lanjut Ben.
" Ben...Amanda kau cerita yah..?"
Mata bermanik amber itu melotot menatap Amanda. Suaranya terdengar nyaring. Dia maju kehadapan Amanda dan memukul pundaknya. Amanda mengaduh dan tertawa.
" Tidak..tidak, Am. Ben melihatnya juga." Ucapnya disela tawanya.
" Kau melihatnya Ben, ya Tuhan..."
Amy menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Dia yakin wajahnya kembali memerah.
" Sudah, kalian pergi sana. Aku mau mandi atau kalian akan menikah tanpa ada souvenir." Ancamnya galak.
Amy akhirnya mendorong pasangan itu dengan sebal. Tawa Amanda masih terdengar. Sementara Ben terkekeh sambil merangkul pundak calon istrinya.
" Am, aku akan meminta Eric menunggumu di lobby." Teriak Ben.
" Ya, terserah kau saja." Jawab Amy dengan berteriak juga.
Dia menutup pintu dengan keras. Lalu menuju kamar mandi untuk sedikit meredakan kekesalannya dengan berendam dalam bathtub dengan air hangat dan aroma therapy.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top