Prolog

Pagi cerah menyambut bergantinya hari. Suasana jalan masih sepi. Hanya beberapa mobil yang lalu lalang atau terparkir di pinggiran jalan.

Matahari sudah bersinar cerah dan hangat. Tapi pintu pintu rumah masih tertutup rapat.

Beberapa tuna wisma masih asik dengan tidurnya dipinggiran toko. Ada juga beberapa remaja dengan seragam olah raga riang bernyanyi sambil berjoget sesuka hati.

Orang orang belum banyak yang melakukan aktivitas di luar rumah. Mungkin mereka masih sibuk dengan aktivitas paginya di rumah masing masing.

Seorang gadis cantik dengan tubuh langsing sudah melangkah ceria di pagi itu. Wajahnya yang cantik dan kulitnya yang putih mulus berkilau indah diterpa sinar mentari pagi.

Rambut pirangnya yang dibiarkan terurai berayun manis ditiup angin. Senyum manis tersungging dibibir merah mudanya.

Dengan ramah dia menyapa setiap orang yang ditemuinya. Tak terkecuali tuna wisma yang mengenalnya.

Bahkan dia memberikan sebuah bungkusan kepada tuna wisma tersebut.

" Terima kasih, dokter." Ucap tuna wisma itu.

" Semoga harimu menyenangkan." Balasnya ramah.

Dibawanya langkah ringan itu menuju kedai kopi langganannya. Begitu pintu terbuka. Seraut wajah pria berkulit hitam menyambutnya dengan senyum.

" Selamat pagi, dokter. Pesananmu sudah siap. Seperti biasa."

Pria itu menyerahkan beberapa gelas kopi kepada gadis itu yang sudah ditata di tempat khusus.

" Hei, selamat pagi. Terima kasih Jacky."

Gadis itu menerimanya dengan senyum. Lalu dia mengeluarkan beberapa lembar uang untuk membayar.

" Bye Jacky, have a nice day."

Gadis itu melambai dan keluar dari kedai. Tanpa lupa mengulas senyum pada semua orang yang ditemuinya.
Langkahnya terus terayun ringan menuju sebuah rumah sakit besar di kota itu.

" Selamat pagi, dok." Sapa seorang security yang berjaga di pos depan.

Gadis itu memberikan segelas kopi kepadanya. Security itu tersenyum senang.

" Terima kasih, dok." Ucap security itu sambil mengambil kopi yang disodorkan gadis tadi.

Gadis itu tersenyum ramah lalu kembali melangkah memasuki bangunan bercat putih berjendela besar besar itu.

" Hei doc, good morning." Sapa seorang petugas yang berjaga di meja depan.

Gadis itu tersenyum lalu kembali memberikan segelas kopi kepadanya.

" Thank you, doc."

Petugas itu mengangkat gelas kopi yang barusan diberikan gadis itu. Gadis itu tersenyum tanpa menjawab. Langkahnya terus terayun menyusuri selasar rumah sakit.

" Hei, my best friend." Suara lembut seorang wanita berambut keriting menyapanya.

" Hei, Claire. Ini kopi pesananmu."

Gadis itu memberikan satu gelas kopi kepada wanita bernama Claire tadi. Claire tersenyum sambil tangannya mengambil kopi yang diberikan gadis itu.

" Kau sudah ditunggu pasienmu."

Claire menunjuk ruang tunggu yang kursinya sudah terisi. Tidak lupa Claire menyerahkan lembaran data pasien kepada gadis itu. Gadis itu tersenyum lalu mengangguk. Dia memasuki ruangannya.

" Thanks for coffee, doc." Teriak Claire dengan senyum.

Gadis itu menatapnya lalu tersenyum.  Dia bersiap di mejanya. Membuka satu persatu data pasiennya. Hari sibuk akan dimulai.

" Siap untuk hari ini." Gumamnya.

Dia tersenyum menatap tumpukan data pasien yang akan menyibukkan harinya. Wajah itu terlihat tenang, tak ada sedikit pun terlihat kesal disana. Senyum terus terukir manis di bibir merah mudanya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top