The Wedding Bloom
"Lo beneran nggak mau nerusin prosedurnya?"
Erga diam.
"Tinggal selangkah lagi. Lo tinggal dateng ke persidangan, Ocha dateng atau nggak itu nggak masalah, Ga."
Rama terus meyakinkan Erga agar segera menyelesaikan proses perceraiannya dengan Ocha, perempuan yang diketahui Rama sudah tega meninggalkan sahabatnya dengan egois.
"Erga?"
"Gue mau perceraian ini dibatalin, Ram. Gue nggak mau cerai sama Ocha. Gue nggak bisa."
Rama mendengus kesal.
"Lo tolol, ya, Ga?! Cewek kayak gitu aja lo pertahanin? Dia udah bikin lo kecewa—"
"Berhenti ngatain Ocha, Ram! Dia bukan pihak yang salah." Erga menegur sahabatnya.
"Terus apa? Kalo gue berhenti ngatain Ocha, dia bakal jadi cewek baik. Gitu?"
Rama sudah terlanjur benci dengan perempuan bernama Ocha itu. Dari dulu, cerita yang selalu Erga sampaikan adalah Ocha selalu mengganggu hidup sahabatnya. Ocha yang tidak mau kuliah saat itu, mengatakan menyukai Erga pada pandangan pertama pada ayah perempuan itu. Lalu, Gagah datang meminta pada Erga agar mau menikahi putrinya supaya Ocha mau kuliah dengan bimbingan Erga.
Jika saat itu Erga sudah cukup mapan seperti sekarang, mungkin Erga mudah menolak permintaan ayah Ocha. Tapi sayangnya, sodoran Gagah dengan memberikan satu cabang perusahaan pada Erga membuatnya kalap.
"Erga... lo ditinggalin sama bocah kayak dia—"
"Dia ninggalin gue karena tau gue masih jalan sama Yessy."
Rama langsung bungkam.
"Lo... apa?"
Erga mengusap wajahnya dengan kasar. Menjambak rambutnya sendiri karena dengan bodohnya masih sempat terlena dengan Yessy yang belum menikah setelah Erga tinggalkan. Sedangkan Ocha. Perempuan itu tidak pernah mengetahui bahwa bukan dirinya yang menjadi pihak ketiga, Ocha tanpa sadar sudah menjadi pihak pertama dalam hati Erga.
"Gue nggak bisa, Ram. Gue nggak mau cerai sama Ocha. Gue sayang dia, beneran. Gue nggak mau ditinggalin sama Ocha. Apalagi dia lagi hamil, Ram. Dia butuh gue sekarang. Dia itu manja karena fisiknya emang lemah, dia pasti lagi bedrest di rumah sakit karena anak gue rewel diperutnya. Ocha butuh gue, Ram. Bayi gue butuh ayahnya yang bego ini...."
Rama belum pernah melihat Erga menangis sebelumnya. Kali ini, Rama melihatnya langsung. Erga, yang usianya sudah kepala tiga, menangis hanya karena Ocha yang masih berumur 20 tahun sekarang.
Rama sendiri, sangat berpihak pada Erga awalnya. Menjadi pengacara Erga agar proses perceraian sahabatnya cepat selesai. Tapi ternyata, Erga yang menuruti adanya proses cerai hanya untuk melihat kedatangan Ocha ke persidangan. Sahabat Rama itu ingin melihat Ocha datang meski pun dalam sidang cerai.
"Ga. Gue nggak bisa bilang apa-apa. Proses udah berjalan. Ocha pun nerima keputusan perceraian ini. Pengacaranya sendiri yang diutus buat ini. Itu tandanya, dia nggak mau ketemu lo lagi, Ga."
"Please... tolong gue, Ram. Gue pengen liat Ocha gimana pun caranya. Gue pengen ketemu sama dia, Ram. Bikin pengacaranya nggak berkutik dan mengharuskan Ocha dateng. Please, Ram."
◽◾◽◾◽
Holaaaa. Wuaaahhhh. Kisah yang sebenarnya nggak terlalu deep, sih. Biasa aja, kok. Santai. Semoga nikmatin semua.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top