OVA Spesial Ramadhan part 5

Hallo semuanya!! Ais balik lagi!! Tak terasa bulan Ramadhan sudah mau pergi.
Dan part ini mungkin sedikit lebih panjang.

Malam yang Ais tunggu - tunggu ialah Malam takbiran. Sungguh luar biasa.

Yuui: hei Ais sudahlah. Mulai aja. Aku udah kagak sabar ni mau syuting nya.

Ais:iya iya. Nih anak kagak sabaran ya? Ya ampun.

Kii: oh iya Ais , kalo OVA spesial ini tamat , langsung bersambung ke cerita utamanya kan?

Ais: tentu dong. Siapa tau ada salah satu reader yang lagi menunggu cerita utama nya itu. Termasuk Ais sendiri. Whahaahahahahaha....

Stev: oke , kali ini biar aku saja yang mulai. Selamat membaca , para reader!!

Ais: Stev!! Kau mengambil bagian ku!!

Stev: salah sendiri dari tadi kagak mau memulainya.

Ais: kagak mau tau. Sini naskah nya.(ambil naskah dari tangan Stev). Baiklah , selamat membaca , para reader!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Lho? Kalian berdua?" Sebuah suara berhasil mengejutkan mereka berdua dan terdiam seperti patung.

Dengan terpaksa, mereka berdua menoleh ke belakang dan owalah... itu adalah Bu Laura.

"B, Bu Laura!!?" Baik Pii maupun Rin kaget dengan Bu Laura yang menghampiri mereka.

"Eh? Jangan sekaget itu. Ibu ini bukan hantu. Kalian Rin dan Piika kan?" Kata Bu Laura.

"Eh? Y, ya. Saya Rin dan ini Piika." Kata Rin dengan sedikit gugup.

"Wah!! Sudah lama kita tidak bertemu! Sudah berapa lama ya? Kira - kira baru setahun. Tapi bagi ibu , itu sangat lama. Bagaimana kabar kalian?" Tanya Bu Laura.

"Eh? Ka, kami baik - baik saja kok , bu. Ibu sekarang kelihatan semakin muda." Kata Rin.

"Wah!! Ada - ada aja kamu. Oh iya Piika , kenapa daritadi kamu diam aja?" Tanya Bu Laura.

Pii masih terkejut dengan kedatangan Bu Laura. Rin yang melihat keadaan temannya itu langsung menyiku perut Pii.

"Aduuh! Apa - apaan sih kau , Rin? Sakit tau!" Pii langsung tersadar dari lamunan nya.

Rin memberi isyarat kalau ada Bu Laura.

"Eh? Bu , Bu Laura. Ada apa?" Tanya Pii dengan sedikit gugup.

"Bukan apa - apa kok. Bagaimana kabar mu?" Tanya Bu Laura.

'Cih! Pura - pura ramah di depan adik - adikku!? Heh! Aku tidak akan tertipu dengan senyum palsu mu itu!' Batin Pii yang kelihatannya mulai marah.

"Aku baik - baik saja kok. Ku harap Bu Laura baik - baik saja nanti malam." Kata Pii kemudian pergi menuju Kii yang sudah keluar dari warung.

"Dia kenapa?" Bu Laura bingung dengan ucapan Pii barusan.

"Eh? Ee... dia sedang badmood bu. Kalo lagi badmood, pasti dia begitu." Kata Rin.

Bu Laura hanya mengiyakan.
"Baiklah , Bu. Saya ingin pulang dulu." Kata Rin.

"Oke! Hati - hati di jalan." Kata Bu Laura kemudian pergi.

Setelah itu , 5 bersaudara beserta Rin langsung pulang ke rumah dan bersiap - siap untuk berbuka.

^Di Ruang Tengah^
Mereka kecuali Kii sedang berkumpul.

"Kak Pii kenapa sih? Dari tadi diam aja." Tanya Yuui.

"Dia tadi habis ketemu dengan Bu Laura." Jawab Rin mewakili temannya itu.

"Eh? Bu Laura!!? Dimana?" Kim bertanya.

"Di pasar Ramadhan tadi. Bu Laura menghampiri kami berdua dan mengobrol." Kata.

"Terus? Apa reaksi dari Kak Pii?" Tanya Kim.

"Ya kalian tau lah. Pii masih punya dendam dengan Bu Laura , jadi Pii bicara agak kasar dengan nya." Kata Rin sambil tersenyum maklum.

"Yahh... Kak Pii kan selalu begitu." Kata Stev.

BRAAKKK!!

Suasana menjadi hening karena gebrakan tangan Pii pada meja.

"Dia itu!! Malam ini akan ku peringatkan , jangan sok ramah dan tersenyum seperti itu lagi padaku. Kalo dia begitu lagi , akan ku pastikan wajahnya akan hancur dengan jurus karate ku!!" Seru Pii denga aura membunuh nya.

Semunya yang di ruangan tersebut langsung menggigil ketakutan melihat Pii yang marah seperti itu. Bahkan tikus yang lewat itu pun langsung terbaring tidak berdaya ketika melihat aura membunuh Pii.

"K, Kak Pii, s..sudahlah." kata Kim walaupun sudah menggigil.

Perlahan - lahan aura membunuh Pii mulai hilang.

Pii hanya menghela nafas nya.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Skip pukul 17.45.....
Kini 5 bersaudara beserta Rin sedang duduk di Ruang Makan menunggu waktu berbuka.

Berbagai macam ekspresi dikeluarkan oleh mereka. Ada yang sedang bermain hp , tidur , merenung makanan nya , berpikir dan sebagainya.

"Kenapa adzan nya lama sekali!!" Keluh Yuui dari tadi karena sudah bosan melihat makanannya.

"Tunggulah sebentar lagi , Yuui." Kata Kii dengan sabarnya melihat tingkah laku adiknya itu.

Yuui hanya menghela nafas kemudian kembali merenung.

Tak lama kemudian , adzan maghrib pun berkumandang menandakan waktu berbuka.

"Yey!! Sudah adzan!!" Seru Yuui yang langsung menyambar minumannya , tak lupa juga membaca doa nya.

Begitu juga yang lain segera memakan kue yang dibeli dari Pasar Ramadhan.

Tak lama kemudian , setelah sholat maghrib , mereka langsung bersiap - siap dan berangkat menuju SMP Pii.

Di perjalanan.....
"Wah!! Rasanya aku sangat kenyang!!" Kata Yuui sambil mengusap perutnya.

"Kalian udah bawa kan alat - alat yang dibutuhkan?" Tanya Rin.

"Udah dong. Aku bawa snack , bantal , senter , tak lupa juga hp!!" Kata Yuui dengan gembira.

"Snack? Bantal? Kau kira kita ini mau kemah? Kita ini mau menyelidiki tau." Kata Kim.

"Eh? Benarkah? Kita tidak tidur disana?" Tanya Yuui.

"Ya ampun. Enggak mungkin lah Yuui. Tidur di sekolah? Kau kira ini acara kemah antar sekolah?" Kata Pii.

Rin hanya tersenyum maklum.
Tak lama kemudian , sampailah mereka di SMP Pii dan Rin.

"Cih! Walaupun gerbang nya dikunci tapi satpam nya gak ada , tetap aja masih rawan." Kata Pii.

"Baiklah , ayo masuk." Kata Rin.
"Eh? Lewat mana?" Tanya Stev.

"Aku ada jalan masuk tersembunyi disini. Ikuti aku." Kata Rin sambil berjalan kearah semak - semak.

"Sejak kapan kau punya pintu masuk tersembunyi disini? Aku gak pernah melihat mu membuatnya." Kata Pii bingung.

"Hehe... aku membuat nya setelah kita lulus. Jadi wajar kau tidak tahu." Kata Rin sambil menggaru kepalanya yang tidak gatal.

Pii hanya mengangguk.
Setelah itu , mereka semua masuk melalui pintu tersembunyi yang dibuat Rin.

"Wah!! Keadaan nya tidak ada yang berubah." Kata Rin sambil melihat kiri kanan nya.

"Ayo kita pergi ke gudang barang fasilitas nya." Kata Pii yang memimpin jalan.

Mereka berjalan menuju gudang dimana tempat untuk menyimpan barang - barang fasilitas sekolah.

Di Gudang......
"Ternyata berita itu memang benar. Hampir seluruh fasilitas untuk praktek tidak ada." Kata Rin.

"Kalau terus begini , sekolah nya akan benar - benar ditutup." Kata Kii.

"Bu Laura sudah kelewatan." Kata Kim.

Tiba - tiba ada suara yang berhasil membuat mereka terdiam. Ya , suara sepatu.

"Diam dulu. Ada seseorang datang kesini." Kata Yuui sambil menajam kan pendengaran nya.

"Eh? Seseorang? Siapa?" Tanya Stev.

"Mana ku tahu. Tapi kelihatannya perempuan. Terdengar dari suara telapak sepatu nya , sepertinya dia memakai sepatu high heels." Kata Yuui.

"Wah! Kau belajar dari mana cara beranalisa begitu?" Tanya Kim.

"Kak Kim tidak tahu? Aku ini calon detektif terkenal di kota ini nanti." Kata Yuui dengan pede nya.

Kim sweatdrop. 'Hahaha... calon katanya. Ya ampun. Ada apa dengan adik ku ini?'

"Cepat , kita sembunyi." Kata Rin. Dengan cepat mereka sembunyi di dekat tumpukan kardus - kardus.

BRRAAKKK...

Bunyi pintu dibuka dengan tendangan membuat mereka yang bersembunyi kaget.

"Ya ampun. Biasa aja kali buka pintu nya. Gak perlu pakai tendang segala." Gumam Kim sambil mengelus dadanya karena kaget.

"Kelihatan nya dia jago karate." Gumam Stev.

"Tau dari mana kau?" Tanya Yuui.

"Ya , cuma asal nebak aja." Kata Stev dengan entengnya.

"Hei kalian bisa diam gak? Nanti kita bisa ketahuan sembunyi disini." Kata Pii.

Yuui dan Stev pun langsung terdiam.

"Cepat kalian angkut semuanya." Kata seseorang yang menendang pintu tadi.

Mereka mengamati dengan teliti. Tak lupa Kii yang diam - diam memvideokan dengan hp nya tanpa sepengetahuan adik - adiknya.

"Itu , Bu Laura. Ternyata dugaan kita benar." Kata Pii yang dibalas dengan anggukan Rin.

Setelah itu , muncul dua , tidak tiga orang laki - laki yang membawa karung dan langsung memasukkan barang - barang milik sekolah ke dalam karung tersebut.

"Wah!! Kita seperti sedang menonton film tentang pencuri ya." Kata Yuui sambil memakan snack nya. Tak lupa juga Stev yang ikut memakan snack Yuui.

"Hei kalian , lihat situasi juga dong." Kata Kim.

"Iya iya. Ini mau ku masukkan lagi ke dalam tas." Kata Yuui.
Tanpa sengaja , Yuui menginjak remahan snack nya dan itu membuat suara yang lumayan keras.

"Siapa disana!!?" Seru Bu Laura ketika mendengat suara tersebut.

"Tuhkan , apa kubilang. Jangan bawa snack." Kata Pii.

"Sudah lah. Bukan kah ini bagus? Kak Kii ingin bernegosiasi dengan Bu Laura itu." Kata Yuui.

Mereka menghela nafas.

Mereka semua langsung keluar dari persembunyian nya dan menghadap Bu Laura.

"Oh , ternyata kalian. Ada apa kalian malam - malam kemari? Seharusnya kalian istirahat di rumah." Kata Bu Laura dengan senyum palsu nya.

"Heh! Istirahat? Seharusnya ibu yang harus istirahat sekarang. Tapi bukan di rumah. Tapi di penjara sana!!" Seru Pii.

"Pi, Piika? Ke, kenapa kau membentak guru mu seperti itu?" Tanya Bu Laura sedikit ketakutan.

"Heh! Guru? Kau bukan guru ku lagi. Bukan itu saja. Kau tidak pantas menjadi guru. Apakah kau pantas di sebut guru sedangkan kau suka mencuri alat - alat fasilitas sekolah? Apakah kau pantas di panggil guru sedangkan kau sering memfitnah muridnya sendiri? Apakah itu pantas disebug guru!!?" Bentak Pii.

"Heh! Itu bukan urusan mu." Jawab Bu Laura dengan nada dingin. Kemana senyum nya tadi?

"Bukan urusan ku , katamu? Ini berkaitan dengan sekolah ku. Tentu saja ini juga urusan ku. Gara - gara tindakan mu , sekolah ini mau ditutup." Kata Pii.

"Baguslah kalau begitu." Jawab Bu Laura dengan enteng nya.

Mendengat itu , Pii semakin marah dan menyerang Bu Laura dengan jurus karate nya.

Dengan mudah Bu Laura menghindar dari serangan Pii.

"Heh! Kau masih amatir untuk mengalahkan ku." Kata Bu Laura.

Pii melompat mundur dan memasang kuda - kuda.

"Kalian bertiga , cepat selesaikan mereka." Kata Bu Laura kemudian pergi keluar gudang.

Ketiga lelaki tersebut langsung menyerang mereka.

"Kalian urus mereka bertiga. Aku akan menyusul Bu Laura itu." Kata Pii dan disetujui oleh keempat adiknya dan Rin.

Pii berlari keluar gudang.

"Baiklah , kita punya kerjaan disini." Kata Rin.

"Siapa disini yang pandai bertarung?" Tanya Kim.
Tidak ada yang menjawab.

"Kalau begitu , bagaimana mau menangani mereka?" Tanya Kim lagi.
Lagi - lagi tidak yang menjawab.

"Heh! Sepertinya kita akan menang. Mereka hanya bocah - bocah ingusan." Kata laki - laki.pertama.

"Bocah ingusan kau bilang!!? Mari sini kalian!!" Seru Yuui. Ia kemudian berlari menuju ketiga lelaki tersebut dan owalah.... Yuui menendang perut laki - laki yang pertama.

Laki - laki yang pertama langsung memgaduh kesakitan.

Kii , Kim , Stev dan Rin melongo melihat aksi Yuui.

"Wah! Yuui! Sejak kapan kau ahli bela diri?" Tanya Kim.

"Haha.... sudah lama kok. Aku hanya menonton film aksi saja." Jawab Yuui dengan enteng.

Semuanya sweatdrop.
"Lain kali kita harus mengawasi tontonan Yuui." Gumam Kii dan disetujui oleh semuanya kecuali Yuui.

"Sialan!! Kalian bocah - bocah ingusan!! Jangan berani - berani sama kami!!" Seru laki - laki yang kedua.

"Haha.... jangan kasar begitu sama kita dong. Ini kan bulan puasa. Jangan berantem." Kata Kii.

"Aku tak peduli!! Lebih baik kalian pergi dari sini!" Bentak laki - laki yang ketiga.

"Pergi? Kami tak akan pergi sebelum kalian mengalahkan ku!! Ayo maju kalau berani!" Seru Yuui sambil memasang kuda - kuda.

"Heh! Kau akan menyesal kali ini." Kata laki - laki yang pertama.

"Mari kita lihat." Kata Yuui dengan senyum sinis nya.

Semuanya terdiam melihat senyum sinis Yuui.

'Kemana adik ku , Yuui yang manis? Kenapa dia berubah begini?' Batin Kii dengan air mata buaya nya.

"Hiyaaa!!!" Yuui mengayunkan kaki nya menuju perut laki - laki pertama tetapi berhasil ditahan oleh laki - laki tersebut.

Tak hanya itu , Yuui langsung memukul , lebih tepatnya meninju dagu laki - laki pertama. Dan owalah.... laki - laki pertama tersebut langsung tepar di lantai.

"He , hebat!" Gumam Kii , Kim , Stev dan Rin.

"Sekarang , giliran kalian berdua." Kata Yuui dengan sinis sambil menatap kedua laki - laki tersebut.

«Di tempat Pii»
Terlihat Pii yang sedang mengejar Bu Laura.

Karena puas dengan berlari saja , Pii bersalto ke depan Bu Laura dan itu membuat Bu Laura berhenti.

"Sebaiknya kau menyerahkan dirimu pada polisi." Kata Pii.

"Huh! Jangan bermimpi. Aku tak kan pernah mau menyerahkan diri ku pada polisi." Kata Bu Laura dengan nada sinis nya.

Pii menggeram marah.

"Dan juga...." Bu Laura mengeluarkan sesuatu dari saku jaketnya dan ternyata itu sebuah pistol.

"Karena kau sudah tahu semua tindakan ku , kau harus ku habisi disini. Jangan khawatir , ini tak akan sakit. Lebih baik kau menutup mata mu untuk selamanya. Hahahaha....." kata Bu Laura dengan tawa sadisnya.

"Ck! Tawa mu membuat telingaku panas." Kata Pii sambil menutup telinga nya.

"Apa katamu!!?" Bu Laura mulai marah dan menembakkan beberapa peluru kepada Pii.

DORR... DOORR...DOORRR...

Pii langsung menghindar dan menyerang Bu Laura dengan jurus karate nya.

Ia mengayunkan kaki nya ke arah kepala Bu Laura dan dengan mudah Bu Laura menghindar dengan menunduk.

Tak hanya itu , Pii langsung menendang kepala Bu Laura dengan kaki satu nya dan Bu Laura langsung terlempar lumayan jauh.

"Seharusnya kau menarik kata - kata mu yang mengatakan bahwa aku terlalu amatir untuk mengalahkan mu. Sepertinya kau salah besar." Kata Pii dengan memandang rendah Bu Laura.

"Cih! Hahahaha..... benarkah?" Kata Bu Laura menunduk sambil tersenyum sinis.

DORRR...

Sebuah peluru melesat menuju kepala Pii dan dengan cepat Pii menghindar. Hal itu membuat pipi nya tergores dan beberapa helai rambut Pii terpotong.

"Menyerang tiba - tiba , heh? Luar biasa." Kata Pii.

Pii langsung menendang pinggang Bu Laura sebelum Bu Laura berdiri.

Bu Laura teehempas ke dinding dan darah muncrat dari mulutnya. Pistol yang ditangan nya pun ikut terlempar jauh.

"Kau masih bisa menyerang walaupun sudah kutendang kepala mu. Hebat sekali. Tapi walaupun begitu , kau tetap saja digolongkan dengan pencuri kelas teri. Mau ku serang dimana lagi?" Kata Pii dengan nada sadisnya.

"Su-sudah! He-hentikan. A-aku menyerah!" Seru Bu Laura sambil mengangkat tangannya.

Saat itu juga , keempat adiknya beserta Rin datang menghentikan Pii. Tak lupa ketiga lelaki tadi dibawa dalam keadaan babak belur.

"Kak Pii sudah hentikan. Dia kan sudah menyerah." Kata Stev.

"Tidak akan berhenti. Dia sudah membuat ku menderita. Akan ku habisi dia disini!" Seru Pii.

"Pii , sudahlah. Polisi sudah datang. Biar polisi yang menanganinya saja." Kata Kii sambil mengusap punggung Pii untuk menenangkannya.

"Eh? Polisi?" Bingung Pii. Ia kemudian menoleh ke belakang dan dilihatnya polisi sudah mengepung seluruh tempat di sekolah itu.

Pii menghela nafas.
"Ya sudahlah. Kali ini akan ku lepaskan." Kata Pii kemudian berjalan meninggalkan gerombolan tersebut.

Inspektur polisi tersebut menghampiri Kii.

"Maaf menggangu. Saya mengucapkan terima kasih karena telah menangkap pencuri buronan yang kami cari selama ini." Kata Inspektur polisi tersebut.

"Oh sama - sama pak. Kami semua berharap pencuri ini bisa di tindak lanjut oleh kepolisian." Kata Kii.

"Tentu saja. Kalau begitu , kami mohon pamit." Kata Inspektur polisi. Setelah itu polisi pergi dengan membawa Bu Laura dan ketiga lelaki tersebut.

Mereka kecuali Pii berjalan menuju gerbang sekolah dan pulang. Di gerbang , mereka melihat Pii yang sedang berdiri sambil memandang langit malam yang cerah.

"Maaf membuat kau lama menunggu , Pii." Kata Kii.

"Semuanya sudah beres kan?" Tanya Pii.

"Tenang saja. Semuanya sudah beres. Kau tidak perlu khawatir sekarang." Kata Rin.

"Lalu , fasilitas sekolah nya bagaimana?" Tanya Pii.

"Itu biar polisi dan pihak sekolah yang menangani nya. Bu Laura sudah memberitahu tempat persembunyian semua alat sekolah itu." Kata Kii.

Pii menghela nafas lega.

"Syukurlah." Gumam Pii sambil melihat langit.

"Ayo pulang. Sepertinya Yuui sama Stev sudah mengantuk tuh." Kata Kii.

"Ya  , ayo." Kata Pii. Mereka semua lalu pulang menuju rumah masing - masing.

"Baiklah , terima kasih untuk hari ini!!" Seru Rin kemudian masuk ke dalam rumah nya.

"Ya." Jawab Pii dengan singkat.

Mereka berlima langsung berjalan pulang.

"Hari ini benar - benar melelahkan." Kata Kim.

"Tapi juga menyenangkan." Kata Kii.

Sesampainya di rumah , mereka langsung menuju kamar masing - masing tak lupa juga menggosok gigi sebelum tidur.

Mereka benar - benar mengalami hal - hal yang tak terduga hari ini.

"Selamat tidur." Kata Pii kemudian tidur dan berlayar di alam mimpi.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TAMAT

hai semuanya!! Akhirnya OVA spesial ini selesai. Semoga para reader menikmati nya ya!!

Ais dan The Warrior Stars mengucapkan Selamat menunaikan ibadah puasa dan juga selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan batin!!

Sampai jumpa di next chapter cerita utama nya , ya!!
Bye bye!

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top