OVA Spesial Ramadhan part 4
Halo semuanya!! Apa kabar? Semoga baik. Tak terasa bulan Ramadhan sudah mau selesai. Ais sedih!
Yuui : sudahlah , Ais. Gak perlu sedih. Berdoa aja tahun depan bisa ketemu dengan Bulan Ramadhan lagi. (Dengan pose bijak nya)
Ais : (sweatdrop) Yuui , gaya mu itu lho tolong di hentikan.
Yuui : ehhh!!?? Kenapa? Bukankah ini pose bijak ku yang terbaik? (Tetap berpose)
Ais : (sweatdrop) Hei kalian , ada yang bawa kantung plastik , gak?
Kii : eh? Untuk apa?
Ais : tuh , Ais mau nutupin kepala nya Yuui. Gak tahan melihat nya.
Yuui : (pundung di pojokan) tega nya tega nya...
Kim : oh , kalau untuk nutupin kepala nya Yuui itu , gak bisa pakai kantung. Nih karung goni. (Nyodorin karung goni)
Ais : oh saran yang bagus. Bawa sini karung nya.
CTAAKK.. CTAAKK.. CTAAKK..
Ais : aduuhh.. kenapa aku dijitak?
Kim : kenapa aku juga?
Yuui : hei Pii!! Aku yang gak ada salah nya , kenapa aku yang dijitak? Dasar kepala cabe! Menjitak anak yang masih polos begini.
Ais & Kim: benar!! Kita ini masih polos lho. (Menatap dengan tatapan polos kayak bayi)
Pii : terserah mau bilang apa , tapi para readers sudah nungguin tuh. Kalian malah ribut mau nutupin wajah Yuui. Kurang kerjaan. Tutup aja pakai tanah itu. Kalau bisa kubur aja sekalian! Kzl deh.
Ais,Kim & Yuui : (terdiam)
Kii : waw! Skakmat.
Iin : Pii hebat sekalee..!!
Stev : (baru bangun tidur) Hooaamm.. baiklah para readers , abaikan saja yang diatas. Karena Ais lagi dimarahi oleh Pii , jadi aku yang akan memulai nya. Hei , camera , rolling action!!
Jeng... jeng... jeng... (tirai dibuka)
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Di rumah 5 bersaudara....
"Bagaimana? Kak Kim sama Stev setuju kan? Nanti kita ajak Kak Rin, Kak Kii sama Kak Pii. Mau kan?" Kata Yuui dengan mata berbinar - binar.
"Aku sih oke oke aja. Kalau Kak Kim , bagaimana?" Kata Stev sambil menatap Kim.
"Aku? Aku pasti ikut dunggss!! Aku masih kesal dengan tingkah Bu Laura dulu." Kata Kim dengan semangat.
"Baguslah!! Sekarang , kita tunggu Kak Rin datang!!" Seru Yuui.
Mereka hanya duduk sambil menonton TV.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
2 jam kemudian.....
Yuui , Kim dan Stev tertidur di sofa karena kelelahan.
Tok.... tok.... tok....
Bunyi ketukan pintu membuat Kim terbangun dari tidurnya.
"Hoaammm.... siapa sih yang datang tengah malam begini? Ngantuk tau." Ujar Kim dengan berjalan sempoyongan menuju pintu.
Krieett....
Pintu terbuka dan terlihat lah Rin.
"Oh Kak Rin. Ada apa? Datang tengah malam begini?" Tanya Kim sambil mengucek mata nya.
"Tengah malam? Ini masih siang tau! Kau mengigau ya , Kim?" Kata Rin mengerutkan dahinya.
"Eh? Siang?" Kim melihat ke langit dan ternyata oh ternyata...
Matahari masih di langit dan bersinar.
"Eehhh!!? Siang!!?" Kim langsung sadar sepenuhnya.
Rin menghela nafas melihat adik dari teman akrab nya ini.
"Sudahlah , Kim. Oh iya , Pii ada di rumah gak?" Tanya Rin kepada Kim yang masih sibuk dengan kegiatan terkejutnya.
"Eh? Kak Pii? Ada kok. Dia lagi ada di kamarnya. Silahkan masuk dulu , Kak Rin." Kata Kim dengan mempersilahkan Rin masuk.
"Terima kasih." Rin kemudian masuk dan ternyata oh ternyata , dia disambut oleh kakak beradik bungsu yang sedang tertidur pulas di sofa.
Rin sweatdrop melihat nya.
"Eh? Ada apa Kak Rin?" Tanya Kim yang bingung melihat Rin tidak duduk di sofa.
"Ada yang sedang berada di alam mimpi , ya?" Gumam Rin.
"Eh? Alam mimpi?" Bingung Kim. Ia kemudian melihat arah yang dilihat Rin.
Ternyata Yuui dan Stev tertidur pulas dengan TV yang masih menyala.
"Tu , tunggu sebentar ya Kak Rin. Akan ku bangunkan mereka." Kata Kim kemudian membangunkan kedua adiknya itu.
"Hei Yuui. Ayo bangun. Ada tamu tuh." Kata Kim sambil menggoyangkan tubuh Yuui.
"Hmm.... 5 menit lagi Kak Kim. Aku masih belum mengalahkan monster jahat nya. Nanti aku kalah , terus tak dapat es krim. Nyam... nyam... nyam..." Kata Yuui dengan mata tertutup.
Kim sweatdrop.
"Sempat - sempatnya kau mengigau , ya?" Kata Kim.
"Hoaamm... ada apa Kak Kim? Kok ribut?" Tanya Stev yang baru bangun dari bocan nya.
"Eh tuh ada tamu. Cepat panggilin Kak Pii dih. Aku mau bangunin kakak mu ini." Kata Kim yang masih sibuk mengguncang tubuh Yuui.
Tanpa ba bi bu lagi , Stev langsung ke kamar Pii dan tak lupa mengetuk pintu nya dulu.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^beberapa menit kemudian^
Kini mereka , kecuali Kii , sedang berkumpul di Ruang Tamu.
"Awal sekali kau datang? Ini baru jam 3 sore loh." Kata Pii dengan sesekali menguap.
"Jangan begitu dong Pii. Aku kemari kan bukan hanya untuk berbuka bersama , tapi juga membahas tentang Bu Laura itu." Kata Rin.
"Sudahlah. Kita ini udah alumni di SMP itu. Untuk apa membahas masalah yang lalu?" Kata Pii dengan cuek.
"Tidak! Kita harus menghentikan tindakan kriminal Bu Laura itu! Apa kau tahu tentang berita sekarang? SMP kita itu mau ditutup karena kurangnya fasilitas untuk belajar. Semua fasilitas itu hilang tanpa sebab. Dan gara - gara itu , akreditasi SMP kita menurun. Apa kau mau SMP kita ditutup? Ayolah Pii. Kali ini aja bantu aku. SMP itu juga SMP mu kan? Ayolah Pii." Kata Rin dengan memohon kepada Pii.
Kim , Yuui dan Stev hanya bisa melihat mereka yang sedang berdebat.
"Sudahlah Kak Pii. Ikut aja. Aku juga mau ikut kok. Lagipula , kayaknya Yuui sama Stev mau ikut untuk mengungkap kebenaran Bu Laura." Kata Kim yang ikut - ikutan memohon.
Suasana menjadi hening.
"Huhh... baiklah. Sekali ini aja. Lagipun , aku juga masih punya dendam dengan nya." Kata Pii.
Semuanya tersenyum lega.
"Baguslah. Nanti setelah berbuka , kita pergi ke sekolah itu." Kata Pii.
"Pergi kemana Pii?"
Sebuah suara berhasil mengejutkan Pii.
"Eh? K , Kak Kii? Bukan kemana - mana kok. Kita hanya ingin jalan - jalan aja nanti setelah berbuka. Benarkan?" Kata Pii sambil melihat Rin , Kim , Yuui dan Stev.
Dan dengan kompak , orang yang dimaksud Pii mengangguk.
"Hoho... kalian begitu kompak ya? Apa kalian tahu akibat dari berbohong pada ku?" Kata Kii dengan aura membunuh nya.
Semuanya berkeringat dingin melihat Kii yang sudah marah bak singa yang ingin menerkam mangsa nya.
Tapi , sedetik kemudian aura membunuh nya itu langsung menghilang dan digantikan dengan senyuman manis.
"Kalo begitu , aku ikut dong. Kalian mau ke SMP Pii itu kan? Mau menyelesaikan masalah Bu Laura itu kan? Aku ikut dong. Aku juga ingin bernegosiasi dengan Bu Laura itu." Kata Kii.
"Eh? Y, ya... boleh aja." Kata Pii dengan gugup.
"Baiklah. Kalian bersiap - siap dulu." Kata Kii.
"Eh? Kemana?" Tanya Kim.
"Apa kalian gak mau ikut ke pasar ramadhan?" Kata Kii.
"Eh? Aku ikut aku ikut!!" Seru Yuui.
"Kalo begitu cepat mandi dan bersiap - siap." Kata Kii.
Semuanya kecuali Rin langsung bersiap - siap meninggalkan Kii dan Rin di Ruang Tamu.
"Yoo , Rin. Apa kabar? Sudah lama kita tidak bertemu." Kata Kii.
"Oh Kak Kii. Aku baik - baik saja. Bagaimana?" Rin menyahut.
"Bagaimana apa nya?" Kii bingung dengan ucapan Rin.
"Mengurus keempat adik sekaligus?" Tanya Rin.
"Ya , begitulah. Tapi kalo gak ada mereka , rumah ini jadi sepi. Kalo ada mereka , bakal jadi ngeselin. Tapi , tetap aka hepi." Kata Kii.
"Kak Kii benar - benar ga berubah ya sejak SMP dulu." Kata Rin.
"Hahaha.... masa'?" Kata Kii cengengesan.
"Tentu saja." Kata Rin. Mereka berdua saling mengobrol tentang kehidupan mereka masing - masing.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
^beberapa menit kemudian^
Mereka sekarang sedang berjalan menuju pasar ramadhan. Suasana disana begitu ramai.
"Wah! Kak Kii , aku ingin beli nasi goreng!" Seru Yuui.
"Aku juga Kak Kii. Aku ingin makan mie goreng!" Seru Stev tak mau kalah.
"Eh? Ya ya , sebentar ya. Kita beli kue dulu , baru beli nasgor sama mie goreng nya." Kata Kii.
Mereka mulai berjalan menghampiri salah satu warung yang menjual beraneka ragam kue.
"Bu , beli kue ini 10 ribu ya , bu." Kata Kii dengan ramah.
"Iya nak. Ambil aja." Kata Bu penjual nya.
Setelah membeli beberapa kue , kini mereka berjalan menuju warung yang menjual nasgor sama mie goreng.
Saat di depan warung , Kii langsung masuk meninggalkan keempat adiknya dan Rin.
"Kak Kii lama sekali." Keluh Yuui.
"Hei , sabarlah Yuui. Buat nasi goreng sama mie goreng itu lama." Kata Kim.
Pii menghela nafas karena daritadi ia hanya berdiri.
"Pii , itu bu, bukannya...." Rin berkata dengan tergagap - gagap sambil menunjuk sesuatu.
"Ada apa , Rin?" Pii langsung melihat arah yang ditunjuk Rin betapa terkejutnya ia melihat Bu Laura sedang membeli kue di warung sebelah.
'Bu Laura!?' Batin Pii terkejut.
Ya iyalah terkejut. Dirinya masih belum siap menghadapi Bu Laura , dan sekarang mereka bertemu!!?? Ya ampun.
"Pii , apa yang harus kita lakukan? Menyapanya?" Tanya Rin.
"Menyapa gundul mu. Aku lebih baik mengabaikan nya daripada sok ramah begitu." Kata Pii sambil mengalihkan pandangan nya.
"Ehh!!?? Mengabaikan nya? Hm...." Rin berpikir sambil memegang dagunya.
"Lho? Kalian berdua?"
Sebuah suara berhasil mengejutkan mereka berdua dan terdiam seperti patung.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
TBC
hallo semuanya!! Fiuuh.... Ais ngetiknya agak ngebut , jadi kalo ada typo atau alurnya kecepatan , mohon dimaafkan ya.
Sampai jumpa di next part ya!!
Bye bye!!
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top