Chapter 6 : Pertarungan yang tidak terduga
Hello holla halo semuanya!! Apa kabar? Semoga baik ya. Sebenarnya , Ais sibuk dengan UN besok. Tapi , mungkin karena bosan , jadi Ais luangkan waktu buat nulis deh.
Yuui : " Aku harap saja kalau nilai UN mu tinggi. "
Ais : " makasih Yuui. Yuui baik amat. Datang musim apa nih? Pasti ada mau nya , ya?"
Yuui : (enggan menatap Ais) " su , sudahlah Ais. Cepat tulis aja cerita nya. Aku sudah siap nih."
Ais : " Iya iya. Kagak sabar amat. Baiklah , untuk readers , selamat membaca!!"
Cerita ini hanya fiktif kok. Hanya imajinasi liar ku.
Suasana menjadi tegang dan diiringi aura gelap dari Tim Black Evil.
'Ku harap ini berhasil,' Harap Yuui sambil mengeluarkan sesuatu dari saku bajunya. Dengan secepat yang ia bisa , Yuui langsung melemparkan sesuatu yang ia ambil dari dalam saku baju nya ke tanah. Seketika , asap berwarna hitam menyelimuti mereka sehingga mereka kesulitan untuk melihat.
"Uhuk.. Uhuk.... sial!! Cepat hilangkan asap ini!!" Seru Karios.
Disaat - saat seperti itu , Yuui langsung memanfaatkan nya sebagai peluang untuk kabur.
"Ini saatnya. Ars Devinctionibus Perfici : Umbra Sui." Kata Yuui sambil mengarahkan tangannya ke depan.
Perlahan - lahan sesuatu , tidak seseorang langsung muncul di samping Yuui.
Yuui menoleh sambil tersenyum. "Aku serahkan disini kepadamu , bayangan ku." Kata Yuui.
"Ya , serahkan saja padaku. Kau lebih baik selamatkan teman - teman kita. Cepatlah." Kata seseorang tersebut yang ternyata bayangan Yuui.
Yuui mengangguk dan langsung menghilang diantara asap hitam itu sedangkan bayangan Yuui langsung mempersiapkan diri untuk bertarung.
Ketika sedang siaga dalam memegang pedang nya , ia diserang dari samping oleh Karios.
"Cultris Secasventus!" Dengan cepat ,pisau angin tersebut langsung menggores pipi Yuui dan berdarah. Merasa musuh menyerang , Yuui langsung menoleh arah datang nya serangan. Dan tanpa persiapan , pedang Yuui langsung ditangkis dengan cepat oleh pedang Karios dan menyebabkan pedang Yuui terlepas dan terlempar jauh.
Karios langsung mengarahkan ujung pedang nya ke leher Yuui.
"Cepat serahkan dirimu , Liyaru Yuui." Kata Karios dengan tatapan dingin nya.
Yuui kemudian tersenyum.
"Baiklah , dengan kondisi yang seperti ini , sepertinya aku harus menyerah. Pedang ku sudah terlempar. Dan pedang mu ada di depan leher ku. Jadi , aku menyerah." Kata Yuui sambil mengangkat kedua tangganya.
Kemudian , Karios menurunkan pedang nya dan kembali menyarungkan nya.
Goblin kemudian mendekati mereka.
"Ada apa kau hari ini? Sepertinya kau sedang malas bertarung?" Tanya Goblin yang pura - pura cemas.
"Tsk! Sepertinya ini efek dari tidak ada teman di samping ku." Jawab Yuui dengan kesal.
Goblin menyeringai.
"Tenang saja. Sebentar lagi kau akan menyusul mereka. Cepat bawa dia ke istana." Kata Goblin yang berjalan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh yang lainnya.
Di tempat Yuui asli...
Yuui sedang berlari secepat mungkin menuju penjara bawah tanah kerajaan. Sepertinya ia sudah terbiasa menyelinap , yang dibuktikan bahwa ia berhasil melewati pengamanan ketat dari beberapa pengawal istana.
"Fiuuh... hampir saja. Pengawal disini wajahnya seram sekali. Oke , fokus. Dimana yang lainnya?" Gumam Yuui sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Sesaat kemudian , tatapan nya berhenti di sebuah lorong gelap yang berada di antara penjara.
"Lorong apa itu? Rasanya , aku belum pernah melihat ada lorong disana?" Yuui berpikir kemudian ia mendekati lorong tersebut dan langsung memasukinya.
Kondisi di dalam lorong tersebut bisa dibilang tidak mendukung. Pencahayaan yang sangat minim , hanya ada beberapa obor. Ditambah lagi , suasana nya yang sunyi , hanya terdengar suara hentakan kaki Yuui.
'KLANGG!!'
Mendengar ada suara di ujung lorong , Yuui langsung memegang pedang nya. Sesekali ia menoleh ke belakang , kemudian ia fokus kembali ke depan.
'KLAAANNNGGG!'
Kali ini suara nya lebih keras , seperti suara besi yang dipukul.
Yuui langsung mempercepat langkah nya , dan tetap mempertahankan siaga nya. Suara yang ia dengar semakin keras dan terdengar jelas , menandakan bahwa suara itu tak jauh dari tempat nya berdiri. Kini di depannya terdapat sebuah pertigaan.
"Hm.. Kiri atau kanan?" Gumam Yuui. Kemudian , suara besi tersebut terdengar lagi , dan itu berasal dari arah kanan. Dengan cepat ia melangkah ke kanan dan betapa terkejutnya ia melihat pemandangan disana.
"Te , teman - teman!!" Seru Yuui sambil berlari menghampiri salah satu penjara yang diisi oleh teman - teman nya.
Mendengar suara yang sangat mereka harapkan muncul , mereka langsung menoleh. Dilihatnya Yuui yang memegang pedang nya.
"Yuui!" Seru Kii langsung berdiri mendekati pintu penjara.
"Kalian tidak apa - apa kan? Apa mereka tidak menyakiti kalian?" Tanya Yuui yang penuh dengan kecemasan.
"Yuui tenanglah. Kami baik - baik saja kok." Kata Kii.
Yuui menghela nafas.
"Tapi , suara besi tadi..." Kata Yuui yang kebingungan.
"Oh itu. Itu suara besi pengikat tangan Kim kok. Dia berusaha melepaskan besi pengikat nya dengan cara dipukul kan ke pintu penjara. Tentu saja itu tidak berhasil." Kata Kii dengan tatapan sweatdrop.
"Tentu saja tidak bisa. Itu adalah cara bodoh. Setidak nya carilah cara yang sedikit cerdik." Kata Pii dengan nada menyindir.
"Cerdik ya? Oh iya Kim , Stev. Kenapa kalian tidak menggunakan kekuatan elemen salju dan lava untuk menghancurkan besi pengikat itu?" Tanya Yuui.
Mendadak suasana menjadi sunyi.
"Aku lupa." Jawab Kim dengan entengnya.
Semuanya jatuh berjama'ah mendengar jawaban dari Kim.
"Ya sudahlah. Kii , menjauh dari pintu nya. Aku akan menghancurkan pintu penjara ini." Kata Yuui sambil mempersiapkan mantera nya.
"Eh , tunggu dulu , Yuui!" Seru Kii.
Sontak Yuui membatalkan mantera nya.
" Ada apa Kii?" Tanya Yuui.
"Sebelum kau menghancurkan pintu ini , kau sebaiknya memasang tabir pengedap suara dulu. Nanti para pengawal datang lho." Kata Kii.
"Oh , begitu. Baiklah. Terima kasih telah mengingatkan ku , Kii." Kata Yuui.
Yuui mundur beberapa langkah , kemudian menancapkan pedang nya ke tanah seraya mengucapkan , "Patronus Artium , Glacies Vocem Cione!"
Saat itu juga , terdapat es transparan menyelimuti sekitar penjara tersebut.
"Baiklah. Sudah selesai. Kalian bersiaplah. Coil Glacies Thorn!" Seru Yuui.
Disaat yang bersamaan , tanaman es berduri langsung melilit ke pintu penjara dan besi pengikat teman - temannya. Dalam sekejap , besi - besi tersebut hancur berkeping - keping.
"Yey!! Kita bebas!!" Seru Kim kegirangan.
"Huh.. tangan ku terasa pegal. Terima kasih , Yuui." Kata Stev.
"Ya , sama - sama." Jawab Yuui.
"Jadi , selanjutnya apa?" Tanya Pii dengan tatapan malas nya.
"Eh?" Yuui kebingungan dengan pertanyaan ambigu dari Pii.
"Maksudku , setelah ini , kau mau melakukan apa? Dari wajah mu mengatakan kau ada rencana besar." Kata Pii.
Yuui tertawa cengengesan.
"Hehehe... iya sih. Teman - teman , ini mungkin mendadak. Aku ingin berbicara dengan Ardency." Kata Yuui dengan tatapan seriusnya.
Semua kecuali Pii terkejut mendengar ucapan Yuui.
"Ini terjadi ketika kalian sudah ditangkap. Dan aku terjebak dengan rencana Tim Black Evil. Mereka mengatakan bahwa Ardency menginginkan 'sesuatu' yang ada di dalam tubuhku dan juga kekuatan ku. Tak terkecuali kekuatan kalian juga. Tentu saja aku menolak , tapi setelah itu Goblin mengatakan , tak lama lagi bencana akan menimpa kita semua. Aku penasaran bencana seperti apa yang dimaksudkan nya. Untuk saat ini , bayangan diriku ku jadikan sebagai pengalih perhatian. Ku rasa , waktunya tak lama lagi. Sebaiknya kita menyusun strategi dulu." Kata Yuui.
Teman - teman Yuui saling pandang kemudian memandang Yuui.
"Baiklah. Kami akan ikut dengan mu , Yuui." Kata Kii.
"Ya , lagipun sepertinya ini bakalan menyenangkan." Kata Pii.
"Ya , ya!! Aku jadi tidak sabar." Kata Kim.
"Fiuuh.. rasanya sudah lama tidak bertarung. Serasa deja vu." Kata Stev.
Yuui tersenyum melihat tanggapan dari teman - temannya.
"Baiklah. Kita mulai dari rencana paling sederhana. Begini rencana nya , bla bla bla..." ucap Yuui yang mulai menyusun strategi dan didengar kan dengan baik oleh teman - temannya.
Beberapa menit kemudian , mereka langsung bersiap - siap untuk berbicara dengan Ardency yang sesuai dengan rencana yang mereka susun.
"Baiklah , kita pergi sekarang." Kata Yuui sambil berjalan terlebih dahulu kemudian disusul oleh keempat teman nya.
Di Ruang Rapat Istana...
Terlihat Ardency yang sedang duduk di kursi tahta nya dengan angkuh. Kemudian , Tim Black Evil datang dengan membawa Yuui yang terikat.
Ardency langsung menghampiri mereka.
"Bagus sekali , kalian semua." Kata Ardency.
Goblin mendekati Ardency.
"Sekarang , rencana kedua , Ar." Kata Goblin dengan senyum sinis nya begitu juga dengan Ardency.
"Tentu saja , Blin." Kata Ardency.
Ardency kemudian mendekati Yuui dengan seringai nya.
"Apa yang kau inginkan? Cepat lepaskan aku!" Kata Yuui dengan nada kesal.
"Tenang saja , Yuui. Teman - teman mu baik - baik saja. Oh iya , bukankah kau biasanya memanggil ku dengan sebutan 'Kak Ar' ? Kenapa sekarang tidak lagi?" Tanya Ardency yang bersandiwara.
"Tsk! Itu bukan urusan mu. Kau tidak berhak mengetahuinya." Kata Yuui sambil mengalihkan pandangan nya.
Ardency langsung memegang dagu Yuui dan menariknya sehingga Yuui menatap Ardency.
"Benarkah? Sebegitu benci nya kah kau kepada kakak mu ini? Seharusnya aku yang membenci mu , bukan kau." Kata Ardency dengan nada dingin.
"Cih , hanya karena kejadian dulu ,kini kau memperbesar kan nya? Dasar! Dulu itu hanya masalah orang tua kita. Tidak ada kaitan nya dengan anak nya , Ardency." Kata Yuui dengan nada tidak kalah dingin.
"Tentu saja ada. Anak adalah penerus dari orang tua. Masalah orang tua yang belum diselesaikannya akan diselesaikan oleh anak nya sendiri. Bukan kah begitu?" Kata Ardency yang menambah kesalnya Yuui.
"Huh , maaf saja , itu tidak berlaku pada ku. Orang tuaku sudah lama mati , kakak ku juga sudah lama menghilang , lagipula orang tuaku tidak meninggalkan masalah yang sangat merepotkan untuk anak nya. Jadi , ucapan mu itu tidak berlaku pada ku. Ingat itu!" Kata Yuui yang berjaya membuat Ardency semakin marah. Ardency melepaskan tangan nya dari dagu Yuui dan berjalan menuju kursi tahta nya.
"Cepat bawa dia ke tempat teman - temannya berada!" Perintah Ardency sambil berjalan dan tentu saja Tim Black Evil langsung menjalankan nya.
Langkah Ardency terhenti ketika sebuah suara muncul dan menantang.
"Sepertinya itu tidak akan terjadi , Ardency." Kata seseorang itu. Dengan cepat , Ardency menoleh dan dilihatnya Yuui beserta teman - temannya di pintu Ruang Rapat Istana.
"K , kau!? Bagaimana bisa!? Bukan kah itu..." Ardency terkejut melihat ada 2 Yuui.
"Tenang saja. Tidak perlu cemas begitu." Kata Yuui sambil menjentikkan jarinya dan bayangan Yuui langsung menghilang seperti asap.
"Ba , bayangan!!? Dasar licik!! Kalian semua! Cepat serang mereka!!" Geram Ardency sambil memerintahkan Para pengawal dan Tim Black Evil.
Dengan sekejap , seluruh pengawal istana mengepung mereka berlima tanpa celah.
"Huh... tadi niat nya mau bicara baik - baik. Kenapa jadi merepotkan begini?" Kata Yuui sambil menghela nafas.
"Yahhh...mau bagaimana lagi. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi nanti. Lebih baik kita menghadapi mereka dulu." Kata Kii.
" Ya , kau benar. Lagipun , tangan ku sudah gatal untuk menghabisi mereka." Kata Pii dengan aura gelap nya.
"Hiii... seram.. Pii , ayolah. Jangan dianggap serius. Dan juga , tolong hilangkan aura gelap mu ini. Aku merasa merinding jika di samping mu." Kata Kim sambil menjauh dari Pii.
Pii langsung mendelik tajam ke arah Kim.
"Lebih baik kau yang harus serius. Disaat yang genting ini , kau mau bercanda?" Kata Pii.
"Iya , iya. Aku mengerti." Kata Kim sambil bersiap - siap dengan busur nya.
"Baiklah. Karena tidak ada pilihan , ayo serang mereka!!" Seru Yuui.
Mereka langsung menyerang para pengawal istana dengan senjata yang mereka miliki.
Di tengah - tengah pertempuran itu , Goblin membisikkan sesuatu kepada Gunnera dan kemudian dianggukkan oleh Gunnera. Setelah itu , Gunnera pergi meninggalkan Ruang Rapat Istana.
"Tidak lama lagi , Yuui." Gumam Goblin sambil menyeringai melihat pertempuran yang sedang berlangsung.
TBC
Halo semuanya!! Akhirnya pertempuran terjadi. Oh iya , Ais bakalan beri bocoran untuk chapter berikutnya , lho.
Di chapter berikutnya , Yuui beserta teman - temannya dilempar ke Human World atau Dunia Manusia. Cuman itu ya.
Oh satu lagi , Ais masih amatir kalau menulis adegan pertempuran. Jadi , kalau pertempuran nya kurang seru , harap maklum aja. Terima kasih udah mau mampir baca.
Oh iya , bagi yang mau tau arti dari nama sihirnya tadi , ini dia , ya!!
1) Ars Devinctionibus Perfici : Umbra Sui
= Seni mantera : Bayangan Diri
2) Cultris Secasventus
= Pisau Angin
3) Patronus Artium , Glacies Vocem Cione
= Seni pelindung : Es pengedap Suara
4) Coil Glacies Thorn
= Lilitan Es Berduri
Sampai jumpa di next chapter!! :-)
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top