Chapter 6
Riku melihat sekeliling ruangan itu. Penerangan yang redup membuat pandangannya sempit. Hanya mengandalkan Rei sebagai penerangan, Riku menelusuri ruangan itu tanpa arah. Ruangan itu seperti lorong panjang. Rei juga membantu Riku untuk menemukan jalan. Setelah 10 menit jalan, mereka pun sampai di tempat lilin besar yang menjadi tujuan mereka. Saat Riku mendekati lilin itu, tiba tiba ada sesuatu yang menghalangin lilin tersebut.
"Barier ya?" ucap Rei yang melihat tindakan Riku
"Trus gimana dong? Gimana ancurinnya kalo ada bariernya?" Tanya Riku
Mereka berdua berpikir sejenak.
"Barier sihir akan hancur jika kapasitas sihir untuk menghancurkan barier itu lebih besar dari sihir barier itu sendiri" gumam riku
"Tapi barier ini bisa menghisap sihirnya loh" ucap Rei
"Walaupun bisa menghisap sihir, pasti ada batas barier itu bisa menghisap sihir kan" ucap Riku
"Iya juga sih" ucap Rei. Rei yang sejak tadi terbang, mendarat di kepala Riku "Tapi kalau kau ingin mengeluarkan sihir yang besar, setidaknya kau butuh 4 kunai" ucap Rei "2 kunai cuma bisa mengeluarkan setengahnya. Dan juga kau akan kelelahan nantinya, bodoh" umpat Rei
"Hei, gak usah bilang bodoh bisa gak" ucap Riku kesal "Tapi kunaiku dipinjam Erin"
Mereka berpikir lagi
"Kalau Erin sudah mengalahkan si topeng itu, sekalian hancurin ini gimana?" Tanya Rei
"Hah? Gimana gimana?" Ucap Riku bingung
"Kau sadar gak? Diatas kita itu perpustakaan besar?" Tanya Rei
"Perpustakaan?" Tanya Riku. Riku melihat kearah atas. "Eh? Si topeng ada diatas kita?"
"Nah.. trus pas si Erin udah ngalahin dia, lempar aja si topeng kebawah sini. Tapi timing antara kau dan erin harus tepat." Jelas Rei
"Jadi Erin mengeluarkan sihir dari atas, trus aku dari sini. Penghancuran dua arah" ucap Riku "Tapi gimana bilang ke Erinnya?"
"Bentar" Rei sedang melakukan telepati ke Erin
-Di tempat Ainana,Tsumugi, Erin
Mereka sedang menaiki tangga menuju perpustakaan tempat si topeng menunggu. Tiba tiba Erin berhenti. Ainana+Tsumugi pun ikut berhenti
"Ada apa, Erin-san" tanya Iori
"Apaan sih Rei? Aku lagi sibuk" ucap Erin kesal. Ainana+Tsumugi pun kaget
"Rei?" Gumam mereka
"Hei, bocah. Bisakah kau mengirim seseorang kesini?" Tanya Rei yang suaranya muncul di kepala Erin
"Hah? Buat apaan?" Tanya Erin
"Riku membutuhkannya" ucap Rei
"Lah, tadi bukannya dia minta sendirian aja?"
"Udah gak usah banyak omong. Kalo bisa orangnya yang berpotensi bisa dirasuki yokai"
"Hah? Gimana gimana?" tanya Erin kesal
"Hah..." Rei menghela napas "Riku, jelasin kek"
"Hei itu berbeda dari rencana kita" Erin mendengar suara berbeda "Memang kau gak bisa mempertahankan telepatinya apa?" Tanya Riku
"Ya enggak lah. Aku ini yokai kelas rendah. Mana bisa mempertahankan sihir kelas tinggi. Bersyukurlah aku masih bisa bertelepati" ucap Rei keras
"Hei berisik tau. Kepalaku sakit mendengar kalian ribut via telepati" ucap Erin sambil memegang kepalanya
"Hei Erin. Kau baik baik saja?" Tanya Yamato khawatir
"Bilang kek kalo gak bisa" ucap Riku
"Haduh, kok punya tuan telmi gini sih" gumam Rei
"Trus gimana?" Tanya Riku
"Kan dibilang. Erin kirim salah satu dari mereka yang bisa kurasuki. Kalau aku merasuki manusia, aku bisa menggunakan telepati lebih lama. Trus aku bisa mengeluarkan sihir penghilatan jarak jauh sepertimu" jelas Rei
"Begitulah Erin" ucap Riku
Erin menghela napa "Bilang kek yang bener" ucap Erin. Erin berpikir sejenak sambil melihat mereka semua. "Si rambut jingga gimana?"
Mitsuki kaget "Eh, aku?" Ucap Mitsuki sambil menunjuk diri sendiri
"Mitsuki ya" ucap Riku "Gimana Rei?" Tanya Riku
"Bentar deh, aku teleport dulu" tiba tiba Rei muncul dihadapan Ainana,Tsumugi dan Erin
"Huwaa?!" teriak mereka minus Erin
"Dia gimana?" tanya Erin sambil menunjuk Mitsuki
Si burung phoenix itu terdiam sambil melihat Mitsuki. Ia mendekat kearah Mitsuki dan memutar mengelilingi Mitsuki. "Boleh juga" Rei mendarat di kepala Mitsuki "Kalau begitu aku pinjam si jingga dulu" Rei dan Mitsuki pun menghilang. Otak member Ainana dan Tsumugi mendadak lola karena tidak mengerti situasinya, termasuk Iori yang notabennya siswa SMA sempurna.
"EHHH? NII-SAN DIBAWA KEMANA?" ucap Iori sedikit keras.
"Udah biarin aja. Dia akan baik baik saja. Riku pasti akan menjaganya. Lebih baik kita bergegas" ucap Erin, setelah itu ingin melanjutkan perjalanan. Tapi ia berhenti lagi.
-Ditempat Riku-
Rei dan Mitsuki berhasil mendarat dengan selamat. Mitsuki yang tidak mengerti situasinya hanya bisa terdiam.
"Okaeri" ucap Riku. Riku menghampiri Mitsuki dan menepuk pelan bahunya agar Mitsuki tidak kaget "Maaf ya, Mitsuki. Kamu jadi terlibat" gumam Riku
Mitsuki tersadar atas tindakan Riku dan tersenyum lembut "Daijoubu dayo, Riku. Aku senang kalau bisa berguna untukmu" ucap Mitsuki sambil mengusap kepala Riku.
Riku memandang Mitsuki terharu "Arigatou, Mitsuki" gumam Riku. Mitsuki membalasnya dengan senyum cerianya
"Yosh, aku hanya menjelaskan secara sederhana. Intinya aku membutuhkanmu untuk menjadi tubuh yang bisa kurasuki. Supaya aku bisa menentukan timing untuk Riku dan Erin bisa mengancurkan benda itu" ucap Rei sambil menunjuk lilin besar itu.
"Oke" Mitsuki pun mengangguk paham
Rei pun terbang mendekat kearah Mitsuki "Yosh. Kita mulai" Rei mulai merasuki Mitsuki. Saat Rei merasuki Mitsuki, tubuh Mitsuki ambruk. Riku sigap menangkap tubuh Mitsuki sebelum membentur lantai. Riku membaringkan Mitsuki dan meletakkan kepalanya Mitsuki di pahanya sebagai bantal. Riku melihat baju Mitsuki yang berubah menjadi baju yokai.
(Aaahh aku malah salfok. Dasar bucinnya Mitsuki :v)
Riku memperhatikan kembali perubahan dari Mitsuki. Sekarang tumbuh telinga musang di kepalanya dan Riku melihat ekor musang juga. Setelah dirasa transformasinya Mitsuki selesai, Riku melihat Mitsuki yang mulai sadarkan diri. Setelah Mitsuki membuka mata, Riku menyapanya.
"Ohayou Mitsuki. Bagaimana perasaanmu?" tanya Riku. Mitsuki mencoba duduk dibantu Riku. Mitsuki pun menatap Riku.
"Agak aneh sepertinya" ucap Mitsuki seadanya.
"Yah emang begitu sih pengalaman pertama dirasuki yokai. Tapi kenapa bukan yokai phoenix ya?" tanya Riku
"Memangnya ini yokai apa?" tanya Mitsuki
"Kamaitachi. Yokai musang" jawab Riku. Riku menunjuk ke belakang Mitsuki. Mitsuki yang keheranan mengikuti arah yang ditunjuk Riku. Dan ia pun terkejut
"Huwaa, aku punya ekor?" tanya Mitsuki
"Dikepalamu juga ada telinga musang." ucap Riku sambil memperhatikan kepala Mitsuki. Mitsuki reflek memegang kepalanya, dan ternyata ada sepasang telinga disana
"Huwaa, telinganya ada juga?!" ucap Mitsuki
"Kok Mitsuki tidak mengikuti bentukmu sih, Rei?" tanya Riku
"Gak tau. Yaudah biarin. Yang penting bisa pake telepati lebih lama." ucap Rei santai. Riku facepalm "Dasar, seenaknya saja" batin Riku. "Aku mendengar itu, Tuan Riku~" ucap Rei. Riku mendengus. "Bodo ah"
"Terus ini gimana?" tanya Mitsuki
"TUNGGU DULU OII" Teriak Rei. Mitsuki, Riku dan orang seberang yang masih terhubung telepatinya memegang kepalanya karena suara keras yang dikeluarkan Rei.
"Rei sialan. Jangan teriak teriak. Kepalaku sakit tau" ucap orang seberang, yaitu Erin
"Jangan pergi dulu. Aku belum beritahu rencananya" ucap Rei
"Ya gak usah teriak bisa gak?" tanya Erin "Nanti manusia yang kau rasuki mati karena otaknya pecah mau tanggung jawab?"
"Yaudah maaf maaf" ucap Rei
"Mitsuki kamu baik-baik saja?" tanya Riku yang melihat Mitsuki masih memegang kepalanya.
Mitsuki mengangguk sebagai respon. Ia pun menghela napas "Kupikir kepalaku akan pecah"
"Terus gimana?" tanya Erin "Jangan lama lama oi"
"Bawel amat sih. Jadi gini" Rei menjelaskan rencana yang akan mereka lakukan ke Erin.
"Hmm, begitu. Penhancuran dua arah ya" gumam Erin
"Ya, berhubung kunainya Riku ada di kamu sih. Ya tapi aku bersyukur kunainya kau pinjam. Kalau tidak dia pasti sudah mengeluarkan sihir sampai batasnya. Bahaya kan?" ucap Rei
"Iya juga sih. Ah tapi Riku. Lebih baik kau pakai wujud yokai. Berhubung ini di dunia yokai, wujudmu itu jadi lebih kuat kan?" ucap Erin
"Iya juga. Kenapa tidak kepikiran ya" Riku pun berdiri untuk melakukan transformasi menjadi yokai yaitu Onibi.
"Wah, keren" ucap Mitsuki kagum.
Riku meregangkan tangannya supaya rileks. "Yosh. Aku siap"
"Kau fokus saja bersemedi untuk mengumpulkan sihirmu. Jangan hilangkan fokusmu walapun 1 detik. Aku dan manusia ini akan melihat pertarungan mereka. " ucap Rei
"Oke" Riku pun duduk sila, memejamkan mata dan meletakkan kedua tangannya di atas lutut, mulai memfokuskan diri untuk mengumpulkan kekuatannya. Muncul api api kecil berwarna biru mengelilingi Riku.
"Yosh. Kau juga lakukan seperti yang Riku lakukan. Saat kau mulai fokus, akan ada suatu penglihatan. Darisitu kita akan tau pertarungan mereka seperti apa" jelas Rei.
Mitsuki pun melakukan seperti yang Riku lakukan. Saat sudah fokus, Mitsuki melihat penglihatan seperti yang dikatakan Rei, ia melihat teman temannya yang sedang menaiki tangga untuk ke perpustakaan besar menemui si topeng "Minna, ganbatte. Aku akan mendoakan keselamatan kalian dari sini" batin Mitsuki.
TO BE CONTINUE
.... Doumo Mizu desu /run /dikejar reader
Si topeng : akhirnya update, tapi akunya belum disiksa?
Mizu :Nanti, chapter depan. Siap siap aja dicincang Sougo /run
Yah aku masih memikirkan scene geludnya, tadinya mau chapter ini tapi gak jadi :v /run lagi
Ada yang masih nungguin kan? Apa gak ada karena kelamaan upnya wkwkwk
Semoga suka dengan chapter ini
Vote and commentnya diterima kok. Hujat juga gapapa :v
Yosh, sekian ocehanku yang gak jelas
See you next chapter
MizuYuzuru
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top