Chapter 5
Di tempat Yamato, Nagi dan Tsumugi
Mereka melangkah tanpa tujuan, dan tersadar kalau mereka sudah sampe di ruang makan rumah itu. Mereka memperhatikan ruang makan itu. Terdapat banyak jejak darah dimana mana. Dan tentu saja bau darah yang menyengat membuat mereka mual. Bahkan Tsumugi hampir muntah. Disana pun juga terdapat mayat-mayat yang sudah tidak berbentuk lagi.
"Wah ini orang benar benar psikopat." gerutu Yamato. "Korbannya banyak sekali."
"Ouh. Aku tidak tahan melihatnya." ucap Nagi.
"Sepertinya Riku-san tidak ada disini" ucap Tsumugi yang tidak berhenti melihat sekeliling.
"Kau benar Manager. Apa kita kembali saja?" tanya Yamato. Mereka berdua mengangguk.
Mereka pun kembali ke tempat mereka berpisah. Saat mendekati tujuan, mereka bertemu Sougo dan Tamaki yang berteriak.
Di tempat Sougo dan Tamaki
Sougo dan Tamaki sampai di tempat perapian rumah itu. Di depan perapian itu, terdapat sebuah kursi. Dengan penerangan yang minim, mereka berdua menyusuri tempat itu. Dan mereka melihat banyak bayangan dan tangan di dinding. Tamaki yang melihat itu langsung histeris.

"HUWAAA SOU-CHAN. APA ITU?" tanya Tamaki berteriak.
Tamaki reflek memeluk lengan Sougo. Tapi Sougo terdiam. Tidak mendapat respon dari sampingnya, Tamaki melihat Sougo. Sougo hanya terus memperhatikan bayangan itu. "Sou-chan?" panggil Tamaki pelan.
Mereka mendengar suara yang berasal dari para bayangan itu. Ada yang berteriak minta tolong, kesakitan, sampai ada yang mengutuk seseorang. Dan para bayangan itu mendekati Sougo dan Tamaki. Sougo yang menyadari itu, menarik lengan Tamaki dan berlari "Ayo lari, Tamaki-kun"
Tamaki mengikuti Sougo. Para bayangan itu mengejar mereka. Tanpa mereka sadari, mereka berlari kearah tempat Ainana berpisah tadi. Tiba-tiba saja ada sesuatu yang menyerang para bayangan yang mengejar Mezzo tadi dengan mengeluarkan cahaya dari dahinya. Mezzo yang merasa silau reflek berhenti berlari dan menutup mata mereka. Para bayangan itu pun menghilang. Cahaya itu pun menghilang juga. Mezzo melihat si penyelamat mereka, yaitu serigala besar berwarna putih.
"Eh? Kau kan yang tadi." ucap Tamaki sambil menunjuk Nyanko-sensei.
Nyanko sensei berubah bentuk menjadi kucing. "Nah begini lebih baik" ucap Nyanko sensei
"EEHHH?" teriak Mezzo
"Oi, Mezzo-san kenapa tiba-tiba berteriak begitu?" ucap seseorang dibelakang mereka. Mezzo menoleh dan menemukan, Yamato, Nagi, dan Tsumugi.
"Ah, kalian sudah kembali" ucap Sougo yang sudah tenang. "Bagaimana? Riku-kun ada?" tanya Sougo."
Duo phytagoras dan Tsumugi menggeleng kompak. "Begitu ya." ucap Sougo pelan.
"Ouh Sougo. Kenapa tadi kalian berteriak?" tanya Nagi
"Ah tadi kita hanya kaget dengan dia." ucap Tamaki sambil menunjuk Nyanko sensei
"Kenapa emangnya, Tamaki-san?" tanya Tsumugi.
"Aku kaget tiba tiba serigala itu berubah bentuk" ucap Tamaki
"Ngapain kalian terkejut begitu. Wajar kalau yokai bisa berubah bentuk" ucap Nyanko sensei santai
"Yokai?" Ucap mereka.
Nyanko sensei menghela napas lelah. "Ya, lagipula tidak perlu kujelaskan juga. Karena pada dasarnya kalian harusnya tidak bisa melihat kami"
"Kenapa begitu?" tanya Sougo
"Hanya orang orang tertentu yang bisa melihat kami. Kau tau istilah indigo?"
Mereka mengangguk kompak
"Hanya seorang indigo yang bisa melihat kami, makhluk dari dunia lain" Nyanko sensei terdiam sejenak "Dan teman kalian salah satunya"
"Eh?" Mereka bingung apa maksud dari Nyanko sensei.
"Kalau kalian tidak percaya, lihatlah kesana" ucap Nyanko sensei sambil menunjuk kearah depannya. Para idol dan manager pun mengikuti arahan Nyanko sensei dan mereka melihat seseorang berdiri disana.
Di tempat Riku
Riku berlari sambil mencari tangga yang dimaksud Nyanko sensei. Setelah agak lama mencari, akhirnya dia menemukan tangga yang dicari. Dia pun nelihat pintu yang ada dibawah tangga itu. Riku pun mengatur napasnya yang tersengal sengal karena berlari. Dirasa sudah tenang, Riku pun kembali menatap pintu itu.
"Jadi disini tempatnya" ucap Riku.
Riku menatap pintu itu lekat. Dan dia nenyadari sesuatu
"Gimana masuknya? Gak ada pegangan pintunya" ucap Riku bingung
"Kau harus menabrak sihirmu dengan pintu itu, Nanase Riku" ucap suatu suara disamping Riku. Riku menoleh dan menemukan Nyanko sensei dan teman temannya
"Eh? Sihir?" Tanya mereka
"Apa harus?" batin Riku
"Sepertinya harus, Riku" Riku menoleh ke asal suara dan menemukan Erin bersama Izumi Kyodai yang masih ditangga
"Erin" panggil Riku
Erin menghampiri Riku, sementara Izumi kyodai berkumpul bersama yang lain.
"Wah, Rikkun ada dua" ucap Tamaki terkejut
"Mitsuki-san, Iori-kun. Siapa dia?" tanya Sougo
"Dia tadi yang menyelamatkan kita dari si psikopat itu, Sougo. Namanya Erin. Tapi aku gak tau kenapa dia mirip sekali dengan Riku" jelas Mitsuki
Ditempat Erin dan Riku
"Aku senang kau dan mereka baik baik saja, Erin" ucap Riku menatap Erin
"Kau neremehkanku, Riku? Aku ini ajudannya Yang Mulia Orion loh. Mana mungkin aku kalah dari di psikopat satu itu" ucap Erin santai "Yah tapi aku tidak yakin apakah orang itu akan menyerah begitu saja"
"Aku yakin dia pasti akan menyerang kita lagi" lirih Riku
"Jadi?" Tanya Erin "Apa kau yakin akan menghancurkan lilin itu? Kau tau resikonya kan?"
"Aku tau" lirih Riku "Tapi itu lebih baik daripada mereka terjebak selamanya disini" ucap Riku. Setelah itu Riku menunduk. Erin tidak bisa melihat ekspresi Riku saat ini.
"Kenapa sampai seperti ini? Kau mengorbankan nyawa loh?!" Teriak Erin sambil menarik baju Riku. Idolish7 dan Tsumugi yang melihat langsung lari kearah mereka.
"Eh tunggu tunggu, ada apa ini?" tanya Yamato berusaha melerai
"Erin-san. Tenanglah, nanti Nanase-san kambuh" ucap Iori yang membantu Yamato. Dan Erin melepas Riku.
"Kenapa kau bisa mengambil keputusan itu? Tidakkah kau memikirkan dirimu sendiri? Dan apa kata mereka kalau kau melakukan itu?" Ucap Erin yang suaranya mulai serak karena menahan nangis.
"Erin, apa maksudmu itu?" Tanya Mitsuki. Saat Erin mau berbicara, Riku segera membekap mulut Erin. Dan Riku langsung menodong kunainya ke leher Erin
"Siapa kau berani melarangku, Erin. Kau berani membantahku?" Ucap Riku dingin.
Idolish7 dan Tsumugi melihat tindakan Riku langsung syok.
"Jangan mencoba melarangku, meskipun aku bermaksud membuang nyawaku sekalipun" ucap Riku. Mereka pun syok mendengar ucapan Riku, termasuk Erin sendiri.
Riku pun melepas bekapan mulut Erin dan berjalan ke pintu itu. Riku merapalkan mantranya sambil memegang kedua kunainya.
"Kunai api, phoenix" ucap Riku pelan sehingga Idolish7 dan Tsumugi tidak bisa mendengar ucapan Riku.
Setelah merapalkan mantra itu, muncullah seekor burung phoenix, yaitu peliharaannya Riku.
Idolish7 dan Tsumugi terpukau dengan burung itu. Burung itu bertengger di lengan Riku.
"Lama tak berjumpa, Rei" sapa Riku
"Kau memanggilku kalau ada maunya saja Riku. Jahatnya" ucap burung itu, Rei
Riku tertawa gugup menanggapi ucapan Rei "Maaf deh"
Rei menghela napas "Jadi, barrier mana yang mau ku hancurkan?" tanya Rei. Riku menunjuk pintu yang ada didepannya. "Oke" Rei mulai bersiap untuk menghancurkan pintu itu dengan cara menabrakan diri ke pintu itu. Pintu itu pun hancur dan menampilkan isi ruangannya.
"Kerja bagus, Rei" ucap Riku "Tapi jangan ngilang dulu. Aku masih membutuhkanmu"
"Oke"
Riku menatap Erin dan teman temannya. Dan Riku tersenyum. "Erin, apapun yang terjadi, keluarkan mereka dari sini ya." Ucap Riku
Erin pun hanya pasrah, dan mengangguk menuruti perintah tuannya. "Setelah mereka keluar, aku akan menyelamatkanmu. Aku janji" Ucap Erin. Riku mengangguk.
"Jaa, sampai ketemu nanti. Ah sepertinya aku berharap banyak hehe..." Riku melambaikan tangan ke arah teman temananya. Riku pun masuk ke ruangan itu diikuti Rei. Idolish7 pun mencoba masuk ke sana tetapi gagal.
"Percuma, hanya orang orang yang berhubungan dengan dunia yokai yang bisa masuk. Manusia biasa tidak akan bisa" lirih Erin
"Terus Nanase-san bagaimana?" Tanya Iori panik
"Dia akan baik baik saja, kurasa. Kalau dia tidak ceroboh" ucap Erin
"Tugas kalian sekarang lawan orang itu. Kalau kalian bisa melawan dia, Nanase Riku tidak perlu menghancurkan lilin itu, karena kalau orang itu dikalahkan, otomatis lilin itu akan hancur sendiri" ucap Nyanko sensei
"Yah kita tidak punya pilihan lain" ucap Yamato "Tapi bagaimana caranya". Tiba tiba didepan mereka terdapat banyak katana
"Siapa disini yang bisa bela diri? Ataupun bisa bisa menggunakan senjata?" Tanya Erin
"Ouh, aku bisa dua duanya" ucap Nagi
"Aku pernah ikut kendo. Jadi aku tau cara menggunakan benda tajam" ucap Sougo.
"Aku cuma bisa sedikit beladiri sih" ucap Mitsuki.
"Ya, mau gak mau kalian harus bisa sih, ambillah katana yang kalian suka." Ucap Erin
Mereka semua mengambil katananya. Dan tiba tiba mereka berubah penampilan.

(P.S : anggap aja si Tamaki, Mitsuki sama Tsumugi bajunya sama :v)
"Wah, jadi keren ya kita" ucap Tamaki kagum
"Ouh, kita benar benar keren" ucap Nagi.
Erin tersenyum bangga karena hasil kerjanya "Tugas kalian membantuku membunuh ayakashi ataupun youkai yang menghalangiku sedang bertarung dengan si topeng itu" jelas Erin
"Baiklah" ucap mereka kompak
Tiba tiba ada suara keras yang muncul entah darimana
"Hai, Idolish7 no mina-san. I'm here~"
Jeda sejenak "Sepertinya kalian sedang bersiap melawanku, hmm"
"Wah itu dia orangnya" ucap Mitsuki
"Kalau tekad kalian sudah kuat, datanglah ke perpustakaan lantai dua, aku akan menyambut kalian~" dan suara itu pun menghilang.
"Lantai dua?" Tanya Tamaki
"Tempat kita tadi, Nii-san" Mitsuki mengangguk menyetujui
"Kalian tau?" tanya Tsumugi. Izumi kyodai mengangguk "Kalau begitu tolong tunjukkan tempatnya"
Mereka pun bergegas ke perpustakaan untuk pertarungan terakhir
TO BE CONTINUE
Hallo, Mizu desu. Ada yang kangen /plak
Gomen ne, aku malah php -_- tadinya mau kemarin, eh mood buat nulis ilang. Baru kelar sekarang deh /run
Yosh, seperti biasa, vote dan komennya onegaishimasu.
See you next chapter
MizuYuzuru
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top