1 - These Two People
“I don’t need a hundred people that pretend to be nice, I just need these two people, then my life is completed.”
-Princessa Aurelia
*****
Suara denting bel itu membuat kegaduhan di SMA Guna Bangsa tercipta. Para murid yang awalnya merasa lelah dan mengantuk tiba-tiba menjadi begitu bersemangat kembali saat mendengar suara bel yang bagaikan sebuah ladang air di tengah gurun pasir.
Murid-murid mulai keluar dari kelasnya dan memenuhi loby hingga lapangan sekolah dengan riang seakan tidak pernah merasakan rasa jenuh yang beberapa saat lalu mereka derita.
“Cessa!” suara teriakan itu membuat orang-orang yang mendengarnya menoleh dengan kaget, tak terkecuali dengan seorang gadis cantik berambut lurus dan ikal pada bagian ujungnya.
Seorang lelaki nampak berlari ke arah gadis yang mengenakan ransel berwarna biru navy tersebut. “Ada apa, Raf?” tanya gadis itu.
“Kok lo malah nanya ada apa, sih? Kan dua hari yang lalu udah gue bilang mau ngajak lo jalan, lupa?” tanya lelaki tampan yang berperawakan tinggi tersebut, Raffael Haidar Demitrio atau yang biasa disapa Raffa.
Gadis di hadapan Raffa terkesiap mendengarnya, berkali-kali ia mencoba mengingat kejadian yang disebutkan Raffa barusan, namun hasilnya nihil. Tentu saja dia tak akan ingat, karna dia bukanlah gadis yang dua hari lalu berbicara dengan lelaki itu. Dia adalah Queenara Angela, yang saat ini sedang bertukar posisi dengan adik kembarnya, Princessa Aurelia.
“A-ah! Iya gue baru inget,” kata Nara dengan kemampuan aktingnya yang bisa dibilang sekelas dengna artis-artis papan atas. “Tapi gimana, dong? Gue ada janji hari ini,” lanjutnya.
Raffa berdecak sebal. “Janji sama siapa, sih? Gak bisa di-cancel aja?”
Nara menggeleng. “Gak bisa soalnya janji penting banget sori yah, Raf. Tapi gue usahain nanti malam mungkin gue bisa jalan sama lo.” Si Cessa maksudnya, lanjut batin Nara.
“Gila yah gue dinomor duakan sama pacar sendiri,” keluh Raffa.
“Duh, beneran sori banget deh, Raf.” Nara melirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kanannya. “Gue udah telat nih, gue duluan yah, Raf. Nanti gue kabarin lagi,” ucap Nara sambil berlari pergi meninggalkan Raffa.
Raffa terdiam menatap punggung kecil kekasihnya yang semakin menjauh darinya. Lagi-lagi seperti ini, Cessa meninggalkan Raffa sendirian.
*****
Seorang gadis berjalan mundar-mandir di depan toilet umum yang berada di area taman kota, sesekali ia menatap jam tangan yang melingkar di lengan kirinya. Merasa orang yang sedang ditunggunya sudah telat selama hampir satu jam, gadis itu menghentakkan kakinya ke aspal.
“Aduh sori banget, Ces. Jalanan macet banget tadi,” ucap seorang gadis yang berwajah sama dengan gadis tadi sambil meletakkan kedua tangannya di atas lutut, napasnya tersengal.
Gadis itu –Cessa—berdecak sebal. “Ya udah ayo buruan tuker seragam, gue pengen pulang trus main game,” ucap Cessa sambil berjalan masuk ke dalam toilet umum yang diikuti oleh Nara.
“Tadi ada kejadian apa di sekolah?” tanya Nara dari sebuah bilik toilet sambil menyampirkan seragam yang telah ia buka ke atas tembok pembatas ke bilik di sebelahnya.
Cessa melakukan hal yang sama seperti Nara, ia lalu mengambil seragam yang tadi disampirkan oleh kembarannya. “Nothing important. Cuma guru-guru lo yang sering nanya jawaban ke gue –dan tentu gue hindarin dengan pura-pura ke toilet, dua cabe-cabean lo yang genit ke cowok-cowok ganteng di sekolah lo. Dan –oh iya gue hampir lupa, ketos sekolah lo yang ganteng juga makin deket aja sama lo nih kayaknya.”
Mendengar Ketua Osis sekolahnya disebut membuat wajah Nara memanas. Siapa yang tidak mengenal Prayoga Adipati? Ketua Osis SMA Angkasa yang memiliki paket komplit; tampan, pintar di bidang akademik maupun olahraga, ramah, dan kaya –tentu saja.
Banyak murid SMA Angkasa yang jatuh hati pada Ketua Osis mereka, dan Nara adalah salah satu di antara banyak orang tersebut. Nara terdiam sambil memakai seragamnya dalam diam, karna memang benar apa kata Cessa, dirinya dan Yoga semakin hari semakin dekat, walaupun mungkin hanya Nara yang gembira dengan fakta tersebut.
“Serius deh, dengan kepopuleran lo itu kenapa lo gak nembak langsung aja itu cowok? Gue juga ngerasa dia ada rasa sama lo, buktinya dia baik banget sama lo.”
Nara mendengus. “Ada rasa apanya? Dia emang baik sama semua orang, kok.”
Cessa hanya menganggukkan kepalanya, tidak ingin berdebat lebih lanjut masalah kepesimisan kakak kembarnya itu. “Trus lo sendiri tadi ngalamin apa di sekolah gue?”
“Gak banyak juga, seperti biasa guru-guru selalu ngehindarin buat nanya jawaban ke elo, dan tadi pacar lo cegat gue pulang buat nagih janji kalian yang udah dibuat dua hari yang lalu,” jelas Nara.
Walaupun mereka adalah kembar identik, namun kemampuan otak dan cara bergaul mereka sangat berbeda. Nara terkenal pintar di bidang akademik, ramah dan mudah bergaul, hal itu juga yang membuatnya menjadi populer di sekolahnya. Sedangkan Cessa pintar di bidang olahraga dan memiliki kesan yang urakan dan judes, hal itu membuatnya kesulitan memiliki teman, bahkan hampir satu sekolahnya membenci dirinya yang blak-blakan.
Cessa terdiam mendengar hal itu, dia hampir lupa janjinya dengan kekasihnya. Cessa keluar dari bilik toilet yang juga diikuti oleh Nara. “Udah itu aja?”
Nara berdiri di samping Cessa yang sedang menghadap cermin besar di depannya. “Yup, that’s all. Gue tadi bilang nanti bakal hubungin dia, siapa tau ntar malem lo bisa jalan sama dia.”
Cessa mengambil tisu dari dalam tasnya, membasahinya dan mengoleskannya pada bagian bawah mata kanannya, menghapus titik hitam yang berada di sana. Nara yang berada di sampingnya juga melakukan hal yang sama, hanya saja dia membasuh seluruh wajahnya dengan kain basah dan membuat sebuah titik hitam di bawah mata kanannya muncul.
Walaupun memiliki wajah hingga bentuk tubuh sama, namun ada satu yang membedakan mereka; tahi lalat yang berada di bawah mata kanan Nara yang tidak dimiliki oleh Cessa.
Nara dan Cessa segera berpisah setelah mereka menukar ponsel mereka kembali. Mereka berpisah dan menuju tempat yang berbeda, pada orang yang berbeda pula. Mereka kembali pada kehidupan masing-masing.
*****
Cessa berjalan mengendap-endap mendekati seorang lelaki yang sedang sibuk bermain gitar di teras rumahnya, bermaksud untuk mengagetinya. Namun, belum juga dia mengambil ancang-ancang, suara lelaki itu sudah lebih dulu mengagetkannya.
“Kalo lo berniat mau ngagetin gue, itu gak guna,” ucap Raffa datar.
Cessa berdecak sebal, dia lalu mengambil duduk pada penyangga tangan kursi kayu yang sedang Raffa duduki. “Gak asik lo, ah!” sebal Cessa.
“Ngapain ke sini? Katanya ada janji penting?” tanya Raffa yang masih dengan nada datarnya.
Cessa mengerutkan keningnya. “Janji penting? Emang tadi gue ngomong kayak gitu, yah?”
Raffa menolehkan kepalanya dan berpapasan dengan wajah Cessa yang hanya berjarak beberapa senti dari wajahnya. “Mau pura-pura bego sama gue? Gak mempan!” Raffa kembali menolehkan kepalanya ke arah jalanan.
Sebuah senyum jail terukir di wajah Cessa. “Jadi lo ngambek, nih? Cie elah yang ngambek, baper deh kayak ibu-ibu mau menopause,” sindir Cessa.
“Ya lagian gimana gak sebel coba gue kalo selalu dinomor duain sama cewek sendiri?!”
Cessa mendengus geli, dia lalu melingkarkan kedua tangannya pada leher kekasih hatinya. “Jangan ngambek sih, gue minta maaf. Maafin, yah? Yah? Yah?” tanya Cessa dengan wajah yang semakin ia dekatkan pada wajah Raffa.
“Iya, gue maaafin,” sahut Raffa pada akhirnya.
Tersenyum senang, Cessa lantas membelai lembut rambut Raffa. “Nah kalo kayak gitu ‘kan tambah ganteng pacar gue. oh iya, why did you ask me to come, by the way?”
Berbeda dengan sikapnya yang tadi, Raffa menatap manik mata Cessa dengan lembut, ia menurunkan gitarnya dan merengkuh wajah gadisnya itu dengan tangan kanan. “Hari ini ‘kan peringatan hubungan kita yang ke sepuluh bulan, remember?”
TBC
Eciee ada yang udah sepuluh bulan pacaran, peje bisa kali 😂😂
Oh iya, mungkin part ke depannya kalian bakal sedikit bingung dengan nama yang beda antara dialog dan narasi, jadi bisa aja di narasi Cessa, eh di dialog Nara (atau sebaliknya), itu karna mereka yang bakal sering tukar peran, jadi nama yang di narasi itu orang yang sebenarnya. But, bear with me, yah 😂😂
Thanks a lot for coming, see you next chapt 👋😊
Jekardah, December 7th, 2017
Lotta love,
O-Queen ❤
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top