[2] Gara-Gara Perkara di Atas Kertas! | Akari & Akira

√Judul : Gara-Gara Perkara di Atas Kertas!

√Character : Maruishi Akira (kembar cowok) & Maruishi Akari (kembar cewek)

√A Story by : MarsilahCats

***

Hari ini. Pagi ini. Saat ini. Seperti biasa, kegaduhan akhir bulan berlangsung meriah. Menjadi pengundang senyum miris yang berusaha memaklumi. Walaupun sudah sering terjadi dan bertempo, nyatanya mengganggu tetaplah mengganggu.

"A-K-A-R-I!!!" Di dalam sebuah rumah minimalis bercat kebiruan, suara dari salah satu kakak beradik kembali merusak zona tenang nan nyaman di rumah itu. Ralat, satu komplek malah. Tak ada yang menegur, bukannya tak pernah. Saking seringnya, mereka bosan. Lagipula ini hanya masalah waktu sebelum semua menjadi tenang. Ya ... tenang. Lalu tinggal bersiap untuk gelombang kedua.

Entah mengapa kembar merah itu kebal gunjingan.

Ujung-ujungnya, mereka hanya sabar.

Yang pemuda kembali mengguncang bahu si gadis. Namun malah mendapat tanggapan tak lebih dari kata 'hm' atau pun manifestasi ke pulau kapuk. Kesal? Tentu saja. Ini jadwal bulanan mereka. Yang dibuat dengan perjanjian bertanda di atas kertas-si Pemuda menempelkan sehelai rambut merahnya, si gadis menempelkan seonggok emas segar dari hidungnya. Walau kini entah ke mana kertas tersebut. Perkiraan sih, jika tidak terbakar, dijadikan alas tidur oleh Meko (kucing jingga milik mereka yang joroknya stadium tujuh.)

Padahal baru diadopsi. Lazimnya, kucing akan ketakutan saat bertemu dengan manusia. Terlebih dengan manusia berambut merah yang menatapnya penuh arti. Bagusnya ini berbeda, sampai rumah kencing sembarangan lalu rebahan dengan seenaknya di kasur si Gadis bersurai merah. Alhasil, menjadi kali pertama dia menyumpahi kucing yang bahkan memiliki perangai tak lebih jauh dari dirinya sendiri.

Melangkah mundur, menciptakan jarak yang tak begitu jauh. Ia lalu bersedekap, menghirup napas dalam-dalam, mengembungkan wajah bulatnya. Jika tidak bisa menggunakan caranya, mau tak mau harus menggunakan cara kembarannya itu. Meski kembarannya sering berkata, "Jadilah diri sendiri, tak perlu mengikuti orang lain. Karena aku ataupun mereka lebih menyukai hal yang hanya ada pada dirimu sendiri."

Entah apa yang ada pada dirinya, dia tak ingin orang lain membencinya karena dia bertingkah di luar sikap biasanya.

Namun untuk kali ini! Dia akan menjadi seorang Akari untuk mengalahkan Akari lainnya!

"AKARI KALAU ENGGAK BANGUN DALAM LIMA DETIK SEMUA STRAWBERRY DALAM KULKAS AKAN KUBERIKAN KE MEKOOO!"

Jangankan lima detik, dia rela bangun detik ini juga demi keselamatan pujaan perutnya.

Akhirnya, kegaduhan gelombang pertama selesai.

Sebelumnya, mari perkenalan.

Maruishi Akari, atau yang kerap dipanggil Akari adalah nama gadis itu. Ya ... gadis yang kini tengah berdengap hampir serangan jantung itu. Rambut merah acak-acakan, dengan manik sewarna ruby itu terbeliak kaget. Meski tak beberapa lama, tatapannya kembali seperti biasa. Setengah-setengah. Niat ingin tidur, kewajiban ingin terbuka.

Kasihan, 'kan?

Hobi Akari cukup sesuai dengan gaya hidupnya. Makan, tidur, dan internetan. Tambahan lagi baru-baru ini, gibah dan menghalu. Jika bertanya cita-cita, dia ingin menjadi orang kaya. Setidaknya kekayaannya tidak boleh habis sebelum dia mati, setelah itu nasib orang selanjutnya.

Lalu sosok lain dengan surai dan manik senada dengannya bernama Maruishi Akira. Anak salah cetak yang harusnya bergender perempuan sayangnya malah memiliki-ehem, itu. Kepribadiannya berbanding terbalik dengan Akari-meski tidak sepenuhnya. Jika Akari dengan segala kata-kata manis yang minta dibelai, Akira adalah orang dengan segala pemikirannya yang minta dielus.

Satunya provokator, satu lagi si Polos yang kelewat bego.

Meski memiliki sikap yang hampir berlawanan. Nyatanya mereka saling melengkapi satu sama lain. Sebagai contohnya, jika kamar Akari kotor, maka Akira ada untuk menceramahi lalu membereskan. Walau terkadang Akari harus ikut membantu, setidaknya tidak begitu terbebani. Lalu contoh lainnya, jika Akari melakukan hal tak bermoral (korek-korek hidung, garuk ketiak, dan semacamnya), Akira akan langsung menceramahi dan ujung-ujungnya berakhir dengan perdebatan kecil dengan hasil siapa yang dibodohi dan siapa yang mengalah.

Seperti itulah, selalu aspek kebersihan yang menjadi perbincangan mereka.

Sama halnya kali ini, di perjanjian mereka-yang entah kemana kertasnya-tertulis bahwa setiap akhir bulan mereka akan mengadakan program bersih-bersih dengan pembagian tugas rata bagi Akari maupun Akira. Karena mereka hanya tinggal berdua-orang tua mereka jarang pulang omong-omong-terkadang tugasnya hampir membuat Akari sekarat.

Oleh karena itu Akari mencoba berpikir dari sisi positif. Anggap saja begini, ia terbangun dari mimpi buruk dan akan tidur lagi untuk membayangkan betapa tampannya wajah mendiang Levi Ackerman. Barangkali bisa memimpikannya barang hanya lima menit.

Gadis ini membenarkan posisi selimut yang sebelumnya melorot, serta-merta menutupi kepala seiring dengan tertutupnya sepasang netranya. Akan tetapi, ia lekas menggelongsor ke bawah tempat tidurnya, lalu berguling memegangi salah satu tungkai Akira yang hendak berbalik.

"Aku bangun, deh. Jangan sentuh strawberry-ku tapi!"

Akira menarik sudut bibirnya, mengukir seulas senyum pada wajahnya. Ia menatap Akari intens sebelum akhirnya melontarkan kata yang membuat gadis di bawahnya kehilangan kesadaran.

"Yuk bersih-bersih!"

-END?-

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top