Path-06

"Jawaban ..."

"Atas hidupmu ..."

"Ada di sini ..!"

Aku membuka mataku, kemudian mengganti posisi tidurku menjadi duduk. Aku mengusap kasar wajahku. Ini pertama kalinya selain kemarin aku tidak bangun dengan napas menderu, ataupun mimpi-mimpi aneh yang tampak nyata. Aneh.

Aku termenung cukup lama, sampai-sampai aku bersin, mengira kamarku kotor banyak debu. Pasti yang dulu membersihkan kamarku kurang cekatan.

"Hatchi!"

Aku menutup hidungku dengan tangan. Aku bersin lagi. Kamarku pasti kotor, sepertinya kembali nanti aku harus membersihkannya. Lagipula, sejak kapan aku memiliki alergi terhadap debu?

"Ah, kamu sudah bangun."

Aku hampir saja menjerit, terkejut setengah mati saat mendapati sesuatu bulat gempal dan berbulu melayang tepat di sampingku. Karena saking terkejutnya, tanpa sadar aku mundur dari ranjang, mencoba menjauh dari makhluk apapun itu.

"E, eh ... kamu ngapain? Jangan mundur-mundur, nanti kamu bisa ja--"

Bukk!

"--tuh ..."

Aku meringis pelan, mengelus bokongku yang lebih dulu mencium lantai. Karena tadi sempat panik, jadi terdapat selaput es tipis menyelimuti ranjangku, walau hanya di sekitar bagian yang aku duduki saja, sih.

"Si, siapa kamu?" Tanyaku setelah semua kesadaranku terkumpul. "Apa aku masih bermimpi? Kalau benar, aku harus segera bangun dari mimpi anehku ini."

"Jahatnya ..." sesuatu gempal bulat berbulu dan berwarna biru itu memasang wajah memelas. Terdapat sayap kecil di punggungnya, dan setiap kepakan sayap menghasilkan serbuk berwarna kuning, yang kusimpulkan itu penyebab kenapa aku bersin. "Aku pixieball-mu tahu! Namaku Xia-xia! Kenapa kamu seperti tidak percaya kalau aku ini nyata, sih? Makhluk seimut aku kamu bilang hanya mimpi aneh? Jahat sekali! Aku ini memiliki sifat cerminan dari dirimu, tahu!"

"Benarkah?" Aku mengangkat sebelah alisku sambil beranjak berdiri. "Kamu bilang kamu cerminan dari sifatku?" Tanyaku sembari menepuk-nepuk piyamaku agar tidak kusut.

"Iya!" Sahut Xia-xia dengan penuh semangat serta percaya diri.

"Aku tidak pernah merasa sifatku secerewet dirimu." Ujarku dengan kejam. "Sepertinya aku harus kembali tidur. Semoga saja saat aku bangun mimpi ini telah berakhir."

"Ehh! Jangan! Nanti kamu bisa telat masuk ke kelas, lho!" Xia-xia menarik ujung bajuku dengan tangan mungilnya. "Kamu bisa dihukum di hari pertama masuk kelas! Kamu bahkan tidak sempat sarapan."

Aku terdiam sesaat, kemudian menatap Xia-xia dan jam dinding bergantian. Jarum pendek sudah menunjukan angka sembilan dan sepuluh. "Memangnya masuk jam berapa?"

"Sepuluh!"

"Eh?" Baiklah, disaat seperti ini otakku loading-nya terlalu lama. Baru tersambung ke koneksi dalam beberapa detik. "AKU TERLAMBAT!!"

Aku segera melesat masuk ke dalam kamar mandi dan mandi a la koboy. Kemudian aku melihat jadwal seragam. Hari ini hari selasa, jadi harus memakai kemeja putih, jubah berwarna merah, rok kotak-kotak merah selutut, serta pita di leher.

Hell! Aku tidak tahu cara memakai pita!! Di sekolahku dulu yang putri memakai dasi, sama seperti putra. Ah, sudahlah, aku pakai asal saja. Aku menatap meja belajar. Kertas tadi hanya berisikan jadwal seragam, bukan jadwal pelajaran. Aku membisu, diantara lima buah buku tebal, tidak tahu harus membawa yang mana.

Masa aku bawa lima-lima nya sih?! Seriusan? Tas saja tidak punya, sudah harus membawa lima buku yang tebalnya melebihi buku telepon.

"Kena kenapa diam saja?"

Dan ada pengganggu, pula. Aku mendengus kasar. "Xia, menurutmu, aku harus membawa buku yang mana?"

"Eh? Memangnya di suruh bawa buku?" Xia-xia justru balik bertanya. Wajahnya yang polos sedikit menggemaskan. "Bukankah kelas Basic itu hanya untuk mempelajari dasar-dasar dunia sihir saja, ya?"

"Benarkah? Kenapa tidak bilang dari tadi, sih?" Aku berdecak sebal. Ini sungguh membuang waktuku.

"Yah, kamu nya tidak bertanya." Balas Xia-xia dengan nada jengkel.

Problematika.

Oke, kita kesampingkan dulu masalah ini. Sekarang, aku sedang diburu oleh waktu! "Xia, dimana letak kelasku?"

"Ikuti aku." Xia-xia melesat terbang dengan kecepatan yang lumayan cepat. Aku bahkan sampai kewalahan untuk mengejarnya. "Larinya lebih cepat, Kena! Kamu lambat sekali."

"Enak saja, kamu yang terlalu cepat, tahu!" Kilahku tanpa berhenti berlari.

Tiba-tiba saja, Xia-xia berhenti mendadak, dan membuatku spontan menge-rem lariku. Refleksku memang cepat, tapi aku lamban. Jadi, aku sudah memprediksi bahwa sebentar lagi aku akan jatuh.

Lihat saja, satu .. dua ...

Bruk!!

Benar saja. Eh tapi, kenapa aku tidak merasa sakit, ya?

"Sampai kapan kamu menimpaku?"

Aku spontan menuduk, menatap seseorang yang tanpa sengaja aku timpa. Pantas saja tidak sakit. Keringat dingin melincur dengan mulus di keningku.

"A, ah! Sena ... ma, maaf!"

"Cepat awas, kamu berat."

Walaupun nada bicaranya datar, tapi itu sungguh menohok diriku. Jahat sekali aku dibilang berat!

Aku segera menyingkir dari atas punggung Sena dan beranjak berdiri sembari menepuk-nepuk rok ku yang kusut.

Sena beranjak berdiri dan menatapku datar. Karena merasa bersalah, jadi aku menunduk 180° dan meminta maaf. "Maafkan aku."

Aku mengira bahwa si datar itu akan mengatakan sesuatu yang menusuk lagi, tapi diluar dugaan, aku merasa kepalaku ditepuk pelan.

Tangan hangat Sena mengelus pelan rambutku. "Lain kali hati-hati." Ujarnya sebelum akhirnya meninggalkanku.

Aku terpaku, merasa wajahku menghangat. A, apa sih dia ...?

"Ehem!" Xia-xia berdeham cukup keras sampai menyadarkanku bahwa waktuku tidak banyak. "Pacarannya nanti saja, sekarang belajar dulu."

"Si, siapa yang pacaran?!"

"Ya, ya ... terserah kau. Cepat ketuk pintunya." Xia-xia menunjuk pintu besar yang diatasnya tergantung papan bertulisan "basic class".

Aku mengetuk pintu besar di hadapanku tanpa pikir panjang. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka, dan muncul sosok wanita muda dari balik pintu.

Aku menunduk, memberikan salam. "Selamat pagi, miss. Saya Kenanda Alivia, murid baru disini."

Kulihat wanita itu mengangguk, kemudian mulutnya terbuka, sepatah kalimat yang tidak kumengerti keluar dari mulutnya.

"ŒØĐĞÏßƏ¿"

Aku melongo, seperti orang bodoh untuk yang kesekian kalinya. Dia biacara dengan bahasa .... apa? Apakah semua guru disini berbicara dengan bahasa yang asing seperti itu?!

Wanita itu tampak seperti menggumamkan sesuatu, kemudian sesuatu bulat yang kuyakini adalah pocket muncul begitu saja dari sampingnya. Setelah bergumam untuk kedua kalianya, wanita itu tersenyum padaku.

"Maaf, ya. Kamu pasti bingung kenapa bahasaku tadi aneh, 'kan?" Dia tertawa seperti baru saja mendengar lelucon, dan itu membuat dahiku mengerut. "Pasti kamu berasal dari dimensi manusia. Sudah jarang sekali ada murid baru yang berasal dari dimensi itu. Rosseline pasti lupa mengajarkanmu tentang mantra penerjemah, ya?"

Jujur, aku sama sekali tidak mengerti apa maksud perkataan wanita di depanku ini, tapi daripada mengulur lebih banyak waktu lagi, jadi kuputuskan untuk mengangguk.

"Baiklah kalau begitu." Tangan wanita mengambil sesuatu di dalam pocket-nya. Aku meringis pelan saat melihat buku yang besarnya melebihi pocket keluar begitu saja. Dia membuka lembar demi lembar, kemudian menyerahkan buku itu padaku. "Baca saja mantra yang ada di buku itu. Tidak sedikit penyihir yang sulit berkomunikasi dengan bahasa sihir karena terlalu lama tinggal di dunia manusia. Tapi, aku yakin kamu pasti mengerti tulisan sihir mendasar seperti ini, 'kan?"

Aku menatap huruf demi huruf yang tertata rapih di atas kertas kekuningan buku itu. Daripada huruf, ini lebih mirip dengan coret-coretan bagiku. Baru saja aku hendak menggeleng, tapi Xia-xia segera membisikkan sesuatu di telingaku.

"Gumamkan saja mantra yang aku bisikkan padamu."

Kemudian Xia-xia membisikkan sebaris kalimat yang tidak kumengerti. Tapi, aku mengikutinya. Aku gumamkan selirih mungkin kata demi kata yang terdengar di telingaku. Barulah saat selesai menggumamkannya, aku dapat mendengar suara ribut ala anak sekolah saat pelajaran kosong dari dalam kelas.

"Sudah 'kan?"

Aku menelan ludah, kemudian mengangguk pelan.

"Kalau begitu, maaf telat, tapi ... Selamat datang di School of Magic, sekolah sihir terbaik yang akan membimbing penyihir putih menjadi penyihir yang berbakat."

To Be Continue ...


A/N

Maaf ya semua lama update :v
Wattpad eror jadinya path 06 harus re publish.

Sebagai permintaan maaf, triple pub dehh :)

Happy reading!

Published 22-05-18

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top