BYT | 44
♛How could I stay in this world, how should I keep this smile♛
Mataku celikkan , membawa tangan ke wajah , refleks. Mataku membulat saat tangan ini menyentuh balutan di sisi wajah kiriku. Lengan kiriku turut sama menyeringai perih saat ku gerakkan, cuba bangun dari perbaringan ini.
Drip...drip...
Bunyi dari mesin hayat yang yang menghiasi ruang bilik ini, ku lirik sekilas sebelum sekali lagi aku cuba menggerakkan tubuh, meski segala kesakitan mulai meresap di segenap tubuh ini. Ngilu, perih sehingga terasa mencucuk-cucuk ke tulang-belulang.
IV tiub yang disambung terus ke belakang tangan kananku menyukarkan sedikit pergerakanku yang sememangnya terbatas.
Derapan langkah yang menghampir membuatkan aku terdongak. Pandangan ku jatuh padanya, lelaki ... ini...
Desah nafas kami bersatu dalam bilik ini, setiap langkahnya bergema menghantar satu rasa aneh dalam diri ini. Sehinggalah bahuku ditolaknya bila mana aku masih bertegas untuk bergerak.
Anak matanya redup membalas tatapanku, sebelum menjatuhkan pandangannya pada sisi wajahku , spesifik sisi wajahku yang dibalut . Lama anak matanya bertahan di wajahku hingga akhirnya jatuh pula pada lengan kiriku.
" —— don't move yet , you're still recovering ... " tuturnya mendatar, matanya kembali bertaut denganku.
" rest well —— , you need it" sambungnya sebelum berpusing, berura-ura melangkah pergi .
" wait —— " liur ku telan perih, kernyataan yang aku sendiri takut untuk mengetahuinya namun, aku perlu tahu. " Haqiem Re——"
Bicaraku mati serta merta bila mana dia melirik ke sisi , anak matanya gelap dan iras wajahnya berubah mendung , membuatkan aku sedar keryataan itu ... pahit.
Hela beratnya ku dengar sekali gus membuatkan dadaku terbeban jua. Tekakku berpasir bersama rasa perit yang menikam kalbu. Ku buang pandang ke luar , menggigit bibir yang bergetaran dek realiti yang memakan separuh jiwaku.
" pengebumian dia petang ni —— "
" saya ikut " selarku pantas, dia mengangguk , menatapku dalam-dalam sebelum bicaranya membuatkan aku terpaku,
" to let you alive, he sacrifices his life —— "
Derapan langkahnya menjauh , meninggalkan aku keseorangan di dalam bilik ini.
Tubir mataku hangat, kurang sesaat mutiara jernih itu membasahi wajahku.
Lututnya goyah , menyembah lantai , di hadapan bilik mayat itu. Qaseh di sisinya hanya membisu, melirik kosong pada Finn Qaees yang sudah tertunduk ,kalah dek takdir yang meragut nyawa adik lelakinya.
Anak mata wanita itu melirik pintu bilik mayat itu, sesuatu terbias di matanya namun segera dibuang kembali pandangannya pada Finn Qaees.
Tubuh Finn Qaees didakapnya , membiarkan lelaki itu lemah dalam dakapannya. Rambut lelaki itu dielusnya lembut, memujuk dengan bicara halusnya.
Setiap sentuhan wanita itu sedikit sebanyak membantu meredakan perasaan lelaki itu. Senyuman Qaseh melebar saat lelaki itu kembali semula dalam 'dakapannya' .
" I'm here Finn... always by your ...side —— " gumamnya , seakan bisikan halus pada Finn Qaees.
Bisikan neraka... bisikan satan...
Desiran angin yang menghembuskan bayu dingin menemani kawasan perkuburan itu.
Di sebelah kanan, sekumpulan manusia berkumpul , bersatu menitipkan kesejahteraan Haqiem Reynold yang terbunuh. Datin Syahirah menyeka air mata yang membasahi wajahnya , sesekali tangan Finn Qaees yang setia merangkul bahunya cuba memujuk ibunya. Suasana hiba menyelubungi kawasan itu , ditambah angin yang menderu membawa dedaun gugur menyembah bumi.
Di sudut lain, Dhia Hazatul hanya berdiam diri , melirik sayu pada kawasan perkuburan itu, dari dalam kereta mewah milik lelaki ini.
" Let them out —— " suaranya seakan bisikan , membuatkan aku tertoleh padanya di sisiku.
Seakan tersedar renungan mataku, dia turut menoleh padaku bersama tenungan redupnya.
" Menangis semahu kau —— kerana mulai fajar esok... aku tak akan benarkan air mata itu menitis lagi " bicaranya mendatar namun tegas , " —— even you are dying , you must survive " tuturnya satu persatu , menghantar satu aluran elektrik ke segenap tubuh saat sepasang matanya merenung ke dalam mataku.
" Lufasz , saya—— " bicaraku terhenti apabila tangannya sudah menolak daun pintu kereta ini, sebelah kakinya sudah berada di luar .
" I'll leave you alone ... sorry but not sorry , aku tak boleh biar kau keluar dari kereta ni —— " ujarnya memberi pandangan sama, sebelum keluar dari kereta ini, dan mengorakkan langkahnya ke arah mereka.
Mataku refleks menyorotinya , sebelum jatuh pada susuk tubuh Finn Qaees , dari kejauhan aku melihat lelaki itu merangkulkan lengannya di bahu wanita itu. Nur Qaseh.
They are meant to be ...
just leave them Dhia...
Dia bukan untuk kau.. selamanya bukan...
" takdir tak pernah silap princess—— "
Iya, takdir tidak silap, hanya aku... aku yang tersilap..tersalah sangka...
Lufasz melirik kosong dari satu wajah ke satu wajah yang berada di situ, sebelah tangan dimuatkan ke dalam poket , menajamkan matanya pada satu susuk. Susuk wanita yang bersama Finn Qaees, nur qaseh ...
Matanya beralih pula pada susuk wanita lain yang berdiri dalam kalangan keluarga mereka itu. Agak terlindung dari tatapan pada mulanya ,namun tidak akan lari dari renungan helangnya .
Konsentrasinya terganggu dek pautan sederhana kuat di bahu kirinya, wajah Lucas dilirik bosan .
Lucas sengih kecil, menajamkan matanya saat menikam tubuh Nur Qaseh yang seterusnya dilirikkan pada lelaki bernama Finn Qaees.
" your fiancee is here " gumam Lufasz , rahangnya diketap dingin membuang pandang ke arah kereta mewahnya .
Lucas membisu, matanya berubah gelap apabila melirik wanita itu. Velerie Lorenzo Carl , yang berdiri berhampiran ahli keluarga Finn Qaees.
" she's here ? " soal Lucas bila mana melihat lirikan mata sahabatnya yang dituju pada kereta mewah itu.
Lufasz mengganguk, masih tidak melarikan pandangannya dari keretanya , lebih tepat wanita di dala kereta itu. Dhia Hazatul.
" she is —— alright , yes ? " soal Lucas lagi, menundukkan pandangannya pada kasut kulitnya.
" yes.. and no —— " balas Lufasz bersama keluhan berat, dia melirik ke sisi membalas pandangan Lucas.
" you should tell her bout yourself...your family... she needs to know, she need you—— " mendatar bicara Lufasz menyedarkan lelaki itu.
" she needs time and —— "
" you need times , not her " selar Lufasz menyentak lelaki itu. " dia lebih perlukan kau , her own family... she need your support ... she's fragile ... and its ...hurt to see those dim eyes of her —— " sambung Lufasz lagi , membuatkan Lucas kemam bibir.
" she needs someone like you ... to teach her how to survive... I put my trust on you , mate —— " tutur Lucas satu persatu, menekankan setiap butir bicaranya.
Lufasz memejamkan matanya bersama bibir yang diketap kuat dan rahang yang mengeras.
" I'm not your mate and I'm straight ! " selarnya membuatkan Lucas ketawa kecil , bersahaja menyiku dada Lufasz yang sudah mengeluh berat.
I trust you mate , and I believe ... you could change her to be ... a great survival .
" you tahukan perempuam tu pun hilang juga ? " soal Qaseh, sengaja mengeruhkan emosi Finn Qaees yang jelas terjejas dengan hal adik lelakinya itu .
" and kenapa kau tiba-tiba nak babitkan Dhia ? " selaran Datin Syahirah menangkis segala percubaan Nur Qaseh. Finn Qaees hanya membisu sejak pulang , malah menyendiri di sudut sofa dan membiarkan dirinya tenggelam dalam dunianya sendiri.
Nur Qaseh mencebik sebelum melabuhkan duduk di sisi kekasihnya, meski sedar renungan maut oleh Datin Syahirah.
" you tak fikir ke... accident ni ada kaitan dengan perempuan tu —— lagipun, dia hilangkan, macam "
" tahu accident tu akan berlaku —— " sambungan Finn Qaees membuatkan Datin Syahirah tercengang. Marah dengan sikap anak lelakinya yang begitu mudah termakan dengan ucapan kekasih gilanya itu.
" finn, mummy tak rasa Dhia buat macam tu pada Haq... dia tak akan—— "
" then where is she ?! Dia hilang macam tu jer , macam dia takut... sebab dia tahu... dia dah bunuh Haq —— " jawapan Finn Qaees pantas membuatkan esakan kecil Auni bergema. Tubuh kecil itu didakap erat Datin Syahirah , sebelum kembali melirik anak lelakinya yang dengan mudah membuat andaian.
" yeah , I agree with you. Maybe dia takut kena tahan polis , tu yang dia lari ... dia takut nak bertanggungjawab atas apa yang dia buat... I tahu..sejak mula lagi dia memang ada agenda lain! But—— I tak sangka...sampai....libatkan nyawa Haq... adik I —— " lemah suara Nur Qaseh menitipkan bicaranya , menjatuhkan pandangannya ke lantai sebelum tangan hangat lelaki itu merangkul di pinggangnya. Merapatkan wajahnya ke dada lelaki itu, tenggelam dalam kehangatan pelukan kekasihnya.
Kanak-kanak itu melirik pandangannya pada tubuh Nur Qaseh yang berada dalam pelukan Finn Qaees , air matanya tidak henti-henti mengalir bersama esakan kecilnya. Teddy bear digenggam kuat di tangan kanannya sementara tubuhnya didakap erat Datin Syahirah.
" bunuh dia ... "
" aku tak kisah macam mana, even dengan Haq sekali pun... aku tak kisah—— "
" dia dah tak berguna untuk aku..tak perlu untuk aku simpan lagi ... "
" kalau dengan korbankan adik aku boleh heret perempuan tu sekali ke lubang neraka, aku tak kisah... I'm gladly sacrifices them to hell ... till their last breath... "
" kau boleh buatkan , right ?"Pertanyaan Nur Qaseh dibalas kebisuan sebelum satu susuk menapak keluar dari persembunyiannya, melemparkan senyuman sinis pada wanita itu.
" sure , Qaseh —— "
Dan segalanya, disaksikan oleh sepasang mata yang bersembunyi dibalik pakaian di dalam almari.
Genggaman pada teddy bear itu dieratkan bersama desah nafas kecilnya yang memberat setiap detik. Bibir kecilnya bergetaran lantas digigit agar suaranya tenggelam di kerongkongnya sahaja.
" bilik kau — " utaranya , membenarkan aku meliarkan mataku ke seluruh bilik ini. Dengan tiga jendela besar yang berhadapan dengan kolam renang di aras bawah , mataku melirik pada katil di tengah-tengah bilik ini, perabot yang berlatarkan dinding berwarna nude . Bilik air di sudut bilik ini yang lebih luas dari bilik tidurku di apartment mewah Haq, Haqiem Reynold...
" you'll stay here ... with me" tuturnya halus menampar gegendang telingaku.
" ok " pendek balasanku bersama anggukan , mengorakkan langkah ke arah katilku. Perlahan mengeluskan jemariku pada katil itu, sebelum membawa jemari sama menyentuh sisi wajahku yang berbalut. Mataku jatuh pula pada lengan kiriku yang jelas menampakkan kesan accident itu, menjadi bukti kejadian itu. Menghantui malamku , menarik separuh nyawaku di siang hari...
Tidak lama, lengan ku disentuh lelaki ini. Membuatkan aku terdongak, merenung tepat ke wajahnya.
" these scar are not something you should afraid of to keep alive , these ... are not just a bad memory about him, its about you... your survival —— "
" and I will stay by your side , be your crown and your weapon , so please, never let your head down or your crown might slip "
" you might dying, but that's the beauty of life , "
Tbc
Vote
Comment
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top