[10 Februari 2021]

SATU HARI BERSAMA NATANAEL PANJAITAN

.
.

JAM : KEGIATAN

05.00: Nate bangun dan merapikan tempat tidur.

05.10: Nate melakukan stretching dan olahraga.

06.00: Nate mandi dan gosok gigi.

06.20: Nate mengecek ponsel dan menutupnya lagi karena masih tidak ada balasan pesan dari Leah.

06.40: Nate selesai sarapan sereal instan, lalu mengecek ponsel dan menutupnya lagi ... karena tidak ada notifikasi dari Leah.

06.42: Nate ke kamar dan menatap matahari yang sudah terbit dari jendela

06.50: Tidak sengaja Nate memandang mendiang foto istrinya di meja. Anehnya debu yang menempel di sana sudah hilang.

07.00: Nate selesai berpakaian, lalu membangunkan Marvin yang merengek. Suasana hati Marvin jelek terus sejak Leah berhenti bekerja.

07.10: Setelah berhasil memaksa Marvin mandi, Nate membuka laptop untuk mempersiapkan sekolah online putranya. Hari ini kelas berhitung dan menempel.

07.20: Mbak Inem sudah menyiapkan roti isi keju untuk Marvin. Marvin merengek dan bilang mau makan omelette buatan Leah.

07.21: Nate memesan omelette di aplikasi.

07.25: Jantung Nate berdegup saat melihat notifikasi. Lalu mencelus karena ternyata Bu Irene mengumumkan rapat dadakan di pukul 10 nanti.

07.30: Omelette sudah datang. Nate harus berbohong pada Marvin kalau Leah yang mengirimkannya.

07.35: Marvin telat log in lima menit. Lalu Nate sadar mereka belum beli kertas lipat. Marvin menangis.

07.40: Mbak Inem menyarankan Nate mencari babysitter baru. Nate tidak mendengar dan menyuruh Mbak Inem mengurus Marvin karena Nate harus buru-buru ke kantor. Padahal jam masuk kerjanya 09.00 dengan toleransi tiga puluh menit untuk CEO.

08.40: Mobil Nate sudah masuk ke area parkiran kantor. Untung tidak ada demo hari ini.

08.58: Nate melihat para karyawan sedang bersuka cita dengan berita terbaru bahwa Aes (Aesyzen-x), si mahasiswa pemberontak kontra WU, akhirnya dikeluarkan oleh kampus.

09.12: Duduk di kursi empuknya, Nate melakukan riset tentang Aes.

09.15: Nate baru sadar bahwa Anas juga terlibat di demo kemarin.

09.20: Nate menelepon HRD, memintanya mengirimkan semua arsip data tentang Anas Saekapraya.

09.21: Sambil menunggu, Nate kembali membaca ulang pesan teror Anas kemarin yang menyebalkan.

09.30: Nate memejamkan mata sambil menyandarkan kepala ke kursi, membayangkan lagi ucapan Leah.

09.40: Bunyi notifikasi email di komputernya terdengar. HRD sudah mengirim data sebesar 10MB yang dikompres.

10.01: Telepon berdering dan Nate terkejut karena dia telat menghadiri meeting gara-gara keasyikan menelaah data Anas.

10.05: Nate tiba di ruang meeting dan untung Bu Irene tidak marah. Suasana hati bosnya sedang baik.

10.06: Meeting resmi dimulai dan mereka membahas pembentukan tim khusus untuk program serum, berdasarkan Peraturan Pemerintah yang baru diterbitkan kemarin.

12.00: Meeting ditunda sementara di jam makan siang dan akan dilanjutkan pukul satu nanti. Di lorong, Nate mengajak dr. Flora berbincang.

12.10: Pembicaraan tidak membuahkan banyak hasil. Tidak seperti ketika di depan media, ternyata dr. Flora agak tertutup dan tidak menjelaskan detail proses pembuatan serum. Atau mungkin dr. Flora hanya kelaparan.

14.00: Meeting pertama selesai. Tim khusus sudah dibentuk dan rencana produksi serum tahap pertama sudah disusun.

14.15: Untuk pertama kalinya selama puluhan tahun, Nate iseng. Dia jalan-jalan ke bagian laboratorium dan menemukan ruang berkas yang terkunci.

14.16: Beruntung, ada staf yang ingin ke ruang arsip, dan tentu saja Nate dipersilakan masuk karena dia CEO.

14.19: Nate menyadari kalau semua lemari penyimpanan di sana terkunci. Map yang bisa dia buka hanya berisi rencana dan jadwal proyek, serta detail bahan kimia yang penuh istilah yang tidak dia pahami. Sekilas dia menemukan laci khusus berlabel 'Super Serum'.

14.29: Nate kembali ke kantornya. Terkejut Irene menunggu di dalam. Ternyata Irene ingin Nate menandatangani dokumen super penting yang berhubungan dengan kerja sama pemerintahan. Kebetulan asistennya tidak masuk, jadi dia datang sendiri.

14.38: Nate lega Irene pergi. Dia merasa aneh, seolah sedang mengkhianatinya. Padahal Nate tidak melakukan apa-apa.

14.40: Nate teringat sesuatu. Dia menelepon HRD lagi dan kali ini meminta arsip data Aldaris Javaid Saekapraya dan mengirim ke email pribadinya saja. Nate juga meminta supaya tidak ada yang boleh tahu bahwa dia meminta data-data itu.

16.00: Nate merasa seperti anak sekolah yang mendapat laporan nilai semester akhirnya ketika menerima email dari HRD. Sudah lama sekali dia tidak merasakan banyak hal.

17.00: Setelah menghabiskan waktu untuk 'mengenal' Aldar dan Anas, Nate memutuskan menutup hari dengan menyelesaikan pekerjaannya sebelum menumpuk besok.

18.00: Sulit fokus pada pekerjaan sementara pikiran Nate berkeliaran ke mana-mana.

18.30: Nate memutuskan beres-beres dan pulang saja.

19.30: Nate sampai di rumah.

20.00: Nate selesai mandi. Dia baru sadar kalau dia lupa makan. Biasanya Leah mengingatkannya.

20.10: Mbak Inem minta maaf karena dia pikir Nate membeli makan di luar. Biasanya memang begitu, karena Leah yang mengingatkannya.

20.40: Setelah makan nasi goreng seadanya ala Mbak Inem, Nate mengintip kamar Marvin. Buku-buku mewarnainya berantakan di bawah tempat tidur.

20.45: Mbak Inem buru-buru menghampiri Nate dan minta maaf karena lupa membereskan sejak tadi. Nate bilang tidak masalah.

21.00: Nate sudah di kamarnya, bimbang apakah ingin menghubungi Leah atau tidak. Akhirnya dia memilih membuat teh.

21.20: Setelah satu sesapan teh, Nate-entah sudah keberapa kalinya-membuka histori pesan Anas.

21.22: Blokir pesan Anas dibuka.

21.23: Nate mengirim link SecretChat ke Anas. Rasanya aneh melakukannya ke orang lain selain Leah.

21.24: Tidak butuh waktu lama bagi Anas untuk masuk ke ruang pesan SecretChat.

21.25: Nate mengetik satu kalimat: 'Aku akan membantumu.'

21.27: Nate mendapatkan alamat e-mail Anas.

21.35: Teh sudah habis. Nate pergi gosok gigi.

21.45: Hari itu, Nate tidur lebih awal dari biasa. Anehnya, tidurnya terasa jauh lebih nyenyak.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top