Hukuman
Merelakan diri untuk melakukan sesuatu yang tidak kita lakukan merupakan salah satu dari dua pilihan: melindungi seseorang, atau terlalu lelah bertahan. Sebab hukuman tak ubahnya pelarian bagi orang - orang yang tak lagi memiliki harapan. Dan mereka akan menerimanya dengan sukarela, karena menganggap hal itu sebagai suatu pelepasan diri dari tanggung jawab.
◇◇◇
"Emilia Van Harel, karena telah menimbulkan kekacauan di dunia bawah, maka dengan ini Dewa Hades yang agung akan memberikan hukuman pengasingan Bagimu." Suara yang lantang dan keras itu berkata kepada Emilia yang terduduk tak berdaya di depan pintu perbatasan akhirat dan dunia.
Mata wanita hitam memicing tajam, ia sama sekali tidak percaya bahwa Dewa Hades Yang Agung akan melakukan hal seperti ini. Biar bagaimanapun, Emilia merupakan salah satu prajurit wanita dari bangsa iblis terbaik. Sama seperti para pendahulunya, Emilia merupakan sucubus yang mendapatkan berkat dari Dewa Hades Yang Agung. Akan tetapi kali ini ia Kehilangan kehormatannya.
"Kau akan dikirim ke jalur perbatasan di antara dunia dan akhirat. Itu berarti dirimu akan kehilangan esensi dan bentuk nyata dari keberadaanmu di dunia selama 100 tahun lamanya. Terimalah hukumanmu ini wahai Emilia Van Harel." Pria itu membacakan hukuman dari pengadilan dunia bawah yang telah disetujui oleh Dewa Hades Yang Agung. "Apakah ada pertanyaan atau keberatan darimu wahai iblis yang bersalah?"
"Apa sekiranya yang akan terjadi kalau saya menolak perintah yang mulia Dewa Hades Yang Agung?" Emilia menatap kepada dewa penghakiman yang berdiri menjulang di podium tertinggi pengadilan neraka, dan menatap langsung matanya yang memicing penuh penghinaan kepadanya.
"Anda telah membunuh Nona Arania yang merupakan calon tunangan daripada Putra Dewa Hades Yang Agung. Bagaimana bisa Anda begitu berani dan masih mempertanyakan soal menentang perintah Dewa Hades yang agung?" Sang Dewa Penghakiman terlihat tak percaya dengan apa yang dikatakan Emilia barusan. Menurutnya itu adalah suatu tindakan yang sangat kurang ajar dan tidak sepatutnya dilakukan oleh seorang terdakwa. "Jika anda masih menentang keputusan Dewa Hades Yang Agung maka hukuman ini akan ditambah menjadi dua kali lipat. Apakah Anda masih memiliki keberatan?"
Emilia meringis, ia merasa dicurangi. Bukan salahnya kalau seandainya Arania terbunuh di dalam pertempuran yang sengit itu. Karena sebelumnya Arania yang terlebih dulu menantangnya untuk bertarung. Namun, keputusan Dewa Hades Yang Agung adalah mutlak bagi seluruh warga penduduk dunia bawah. Ia adalah salah satu lambang Tuhan yang mengatur neraka dan seisinya.
"Itu berarti Anda mengatakan bahwa saya tidak memiliki pilihan, Tuan." Emilia berbicara langsung dengan suara yang lantang kepada sang Dewa Penghakiman. Dewa itu mengernyitkan dahi, ia merasa Emilia sangat keterlaluan. Padahal iblis wanita itu sudah mengajarkan ketenangan di neraka.
"Jika Anda menganggapnya begitu, maka itulah yang akan anda dapatkan Nona Emilia. Sebaiknya anda tidak menentang kehendak Dewa Hades Yang Agung. Karena apapun yang terjadi anda akan tetap diasingkan ke perbatasan antara dunia dan akhirat, kemudian dihapuskan esensinya dari seluruh dunia ini baik dunia atas maupun dunia bawah." Pria itu berkata dengan sarkastis. "Bukankah itu adalah hukuman yang sangat ringan dan belas kasih yang paling baik dari Dewa Hades Yang Agung kepada anda yang sudah membunuh calon menantunya?"
Emilia terdiam. Ia sama sekali tidak memiliki kesempatan atau tidak diberikan kesempatan untuk menjawab apalagi mengklarifikasi kejadian yang sebenarnya. Dewa Hades yang agung sudah memutuskan demikian. Itu berarti Emilia tidak punya pilihan, selain menjalankan hukuman pengasingannya di batasan antara langit dan bumi, menjadi salah satu esensi dunia yang tidak terlihat, tidak bisa dirasakan, dan tidak punya esensi yang sesungguhnya selama 100 tahun. Tapi bagaimana ia bisa melakukan hal itu? Sementara pengabdiannya kepada dewa hadits yang agung telah melampaui batas yang seharusnya dilakukan bangsa suku bus kepada penguasa dunia bawah.
"Bersiaplah di tempat anda nona Emilia, karena pintu perbatasan antara neraka dan akhirat akan dibuka. Jika anda melakukan hukuman dengan baik, maka Dewa Hades Yang Agung akan memberikan kesempatan bagi anda untuk melepaskan diri dari tempat tersebut." sang Dewa Penghakiman melanjutkan pembacaan hukumannya. "Akan tetapi jika anda melakukan hal yang diluar batas dan mengganggu di dunia manusia, dan menunjukkan eksistensi di manapun Anda berada maka Dewa Hades Yang Agung tidak akan segan-segan untuk membunuh anda saat itu juga."
Emilia tidak mengatakan apa-apa lagi, ia merasa percuma mengatakan hal yang macam-macam. Karena sejak awal hukumannya sudah ditentukan. Meskipun ini bukan sepenuhnya kesalahannya akan tetapi hal itu sudah tidak dapat diubah lagi. Keputusan para dewa tidak akan berubah meski apapun yang ia lakukan, lagipula Emilia tidak punya kekuatan untuk menentang esensi para dewa yang dipengaruhi langsung oleh Tuhan Yang Maha Esa. Karena sesungguhnya penguasa dunia Bukanlah Hades atau dewa-dewa lain yang menguasai dunia. Namun, itu bukan hal yang terpenting. Karena para Dewa seperti Hades lah yang berhak melakukan penghakiman mutlak kepada orang-orang yang berada di bawahnya.
Karena Emilia diam saja, Dewa penghakiman merasa bahwa Emilia sudah menerima hukumannya. Oleh karena itu mereka pun bersiap untuk menjalankan perintah terakhir dari dewa Hades yang agung. Dari sekian banyak hukuman ada 3 hal yang paling ditakuti oleh bangsa iblis, yang pertama kehilangan seluruh kekuatan dan esensi di muka bumi, yang kedua diasingkan, dan yang ketiga adalah dibunuh langsung oleh Dewa Hades Yang Agung.
"Bagaimana, mana Emilia? Apakah Anda masih memiliki keberatan sebelum hukuman dijalankan? " Dewa penghakiman memastikan sekali lagi perihal kata-kata terakhir yang mungkin saja ingin diucapkan oleh Emilia. "Jika anda memiliki pesan-pesan terakhir Anda bisa menyampaikannya sekarang, sebelum pintu dibuka dan anda dikeluarkan sepenuhnya dari dunia bawah."
Emilia menggelengkan kepala dengan kecewa, kemudian ia mempersiapkan dirinya dan maju ke batas terluar tepat di garis depan pintu perbatasan antara dunia bawah dan akhirat. "Saya akan menerima semua hukumannya, akan tetapi bukan berarti saya membenarkan bahwa wa saya lah yang melakukan pembunuhan terhadap Nona Arnia."
Tak Berapa lama kemudian, tepat setelah Emilia berdiri di depan pintu batas akhir antara dunia dan akhirat beberapa iblis penjaga pintu keluar dari markasnya. Mereka adalah bangsa iblis dari kaum terkuat yang menjaga pintu perbatasan dari tahun ke tahun secara turun-temurun. Pintu neraka dibuat dari material yang berasal dari jiwa jiwa iblis dan manusia yang bersalah. Aura hitam pekat yang selalu menguar, mengeluarkan bau tak sedap yang yang menyengat. Itu adalah cerminan dari dosa-dosa besar yang mereka lakukan selama hidup. Kemudian dibalas sampai hukuman Dewa Hades diturunkan lalu mereka menjadi bahan dasar pembuatan pintu yang bisa menyerap jiwa manusia.
Emilia menatap pintu yang besarnya hampir menyentuh langit. Tiang-tiang yang kokoh dengan warna abu-abu berasap hitam yang melampaui lambai sampai ke udara tampak begitu menyeramkan. Karena sejatinya dibalik pintu itu itu sebagai seorang iblis Emilia tidak akan terasa lagi eksistensinya. Sebenarnya hal itu bukan hal besar, namun bagi penduduk dunia bawah itu tidak ada bedanya dengan hukuman mati. Karena begitu ada bangsa iblis yang keluar dari pintu batas dunia dan akhirat maka seluruh kisah lama yang sudah terjadi selama ratusan atau ribuan tahun lamanya dan dipercaya sebagai cikal bakal hal yang terjadi sekarang hidupnya akan terlupakan oleh semua makhluk bernyawa di muka bumi. Kecuali jika ada ada iblis dari keturunan para penyihir yang mampu membaca jejak masa lalu bangsa iblis.
"Hari ini! Nona Emilia Van Hazel akan menerima hukumannya." Sang dewa penghakiman kemudian memberikan aba-aba kepada para iblis penjaga pintu untuk menarik katrol - katrol dan membuka kunci dan mengeluarkan Emilia sepenuhnya dari dunia iblis. "Buka pintunya sekarang!"
Kepala pengawal pengadilan yang ditemani dengan beberapa prajurit bangsa iblis berupa anjing berkepala tiga, menghunuskan pedang mereka ke leher Emilia. Tanpa perlawanan, iblis wanita itu pun mengikuti arahan para prajurit sementara pintu perbatasan antara dunia dan neraka sudah dibuka. Perlahan tapi pasti, langkah para prajurit tertinggal di belakang sementara Emilia harus terus maju melewati garis batas yang telah ditentukan. Emilia tanpa keraguan sedikit pun dengan harga diri yang tinggi dan menolak merasa terhina yang muncul maju terus dan pada akhirnya melewati batas pintu antara dunia dan akhirat. Hukuman telah selesai, semua petugas pengadilan neraka yang bertugas membubarkan diri sambil menyaksikan puing-puing tubuh Emilia yang menghilang seperti debu yang tertiup angin.
"Tutup pintunya sekarang juga!" Dengan ini tugas Dewa penghakiman telah selesai.
Sejak zaman dahulu kala, tidak pernah ada kehidupan yang lebih menyengsarakan daripada neraka. Darah, keringat, dan air mata semata-mata hanyalah secuil daripada kesengsaraan yang diterima oleh para penghuni dunia bawah. Bagi mereka, satu-satunya Harapan adalah Dewa Hades Yang Agung. Kesempatan yang hanya terbuka satu kali untuk para arwah dan iblis mendapatkan kebebasan mereka seperti semula. Akan tetapi koma neraka selalu memiliki aturannya sendiri. Dan mereka tidak punya rasa ampun terhadap siapapun yang melanggar.
◇◇◇
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top