Chapter 1: Masuk Dunia Kurobas dan Bertemu Kagami?
'Cuit...cuit...' aku merasakan cahaya masuk dari selah-selah gorden yang telah tertutup, membuatku mau tak mau membuka kedua mataku.
'Ah sudah pagi rupanya.' Pikirku sambil merubah posisi tidurku menjadi duduk.
'Semalam aku mimpi bertemu dengan pemuda yang mengaku seorang peri, dan dia bilang akan membawaku kedunia KNB, hah yang benar saja mana ada hal sepeti itu.' Lanjutku turun dari kasurku dan mulai merapikannya, setelah itu aku pergi kekamar mandi untuk membersikan diri.
"Kau sudah bangun hime." Ucap seseorang ketikah aku membuka pintu kamar mandiku dan mendapati anak laki-laki yang ada dimimpiku.
"Kyaaa, se-sedang apa kau disini?." Teriakku sambil menunjuk tepat diwajahnya, dia langsung menepis tanganku yang masih menunjuknya.
"Tentu saja aku disini untuk menjelaskan situasinya baka."
"Si-situasi?, hah sepertinya aku masih bermimpi, mungkin sebaiknya aku pergi ketempat tidur." Ucapku melangkahkan kakiku meninggalkannya, tapi dia cepat-cepat menarik tanganku, membuatku kehilangan keseimbangan dan akhirnya jatuh menimpanya.
"I-ittai." Ringisku, hei aku bisa merasakan sakit jadi tidak mungkin kalau ini mimpi.
"Oi hime bisahkah kau menyingkir dari tubuhku." Protes pemuda itu padaku, aku segera menyingkir darinya dan membantunya berdiri dari posisi jatuhnya.
"Ah gomen Fairy-san, aku tidak sengaja, habisnya kau menarikku secara tiba-tiba."
"Ya tidak apa-apa, aku juga yang salah, kalau begitu kemarilah biar aku jelaskan situasinya padamu." Ucapnya pergi meninggalkanku, akupun terpaksa mengikutinya dari belakang.
Sebenarnya aku masih bingung dengan apa yang terjadi dan aku juga baru sadar kalau ini tidak seperti rumahku, lebih mirip sebuah apartemen daripada rumah dan aku seperti pernah melihat tata letak apartemen ini sebelumnya. Saat aku melewati cermin yang cukup besar, aku kembali terkejut dengan penampilanku karena ya surai rambut pendekku yang semula hitam kini menjadi agak kebiru-biruan, iris mataku juga berubah menjadi merah seperti batu ruby, dan juga wajah ini seperti wajah dianime, bentuk tubuhku juga walau tetap ramping dan sepertinya dia tidak merubah tinggi badanku yang masih 160cm.
"Sebenarnya apa saja yang kau lakukan dengan tubuhku?." Selidikku menatap tajam pada pemuda yang saat ini sedang duduk dilantai sambil meminum teh hijau ditangannya, dia meletakan kembali gelas yang berisi teh hijau itu dimeja baru menjawab pertanyaanku.
"Hmmm aku hanya mengganti warna rambut dan matamu, selebihnya tidak ada yang kurubah kecuali ukuran dadamu." Jawabnya mengerling kearahku lebih tepatnya kearah dadaku sambil menyeringai, reflex aku langsung menutup bagian itu dengan kedua tanganku, ah aku lupa, entah kenapa bagian itu sedikit membesar mungkin sekitar cup c. Aku hanya bisa mendeath glare kearahnya, tapi dia cuek saja dan menyuruhku untuk duduk didepannya.
"Jadi bisa jelaskan apa yang sebenarnya terjadi?." Tanyaku begitu aku sudah duduk didepannya (lebih tepatnya bersebrangan dengannya).
"Seperti yang aku katakan kemarin, kau sekarang berada didunia anime, lebih tepatnya didunia Kuroko No Basuke."
"Co-cotto hontouni desuka?."
"Emmm, dan saat ini namamu bukan lagi Nabila melainkan Yukimura Keiko, jadi ingat nama itu baik-baik, lalu aku harap kau tidak memberi tau pada karakter dari cerita ini tentang apa yang akan terjadi dengan mereka dimasa depan, karena itu akan merubah jalan ceritanya."
"Souka, tapi aku masih belum percaya kalau aku berada di dunia KNB."
"Kau akan melihatnya nanti, sekolah akan dimulai satu minggu lagi, ah ngomong-ngomong kau nanti masuk SMA Seirin loh, jadi lebih baik kau membaca buku ini." Ucap Fairy-san mengeluarkan dua buku besar yang mirip seperti kamus diatas meja, aku hanya bisa menatap horor kearah dua buku itu.
"I-ini buku apa?." Tanyaku menunjuk kearah dua buku itu masih dengan tatapan horor.
"Yang merah itu buku tentang asal muasal keluargamu yang sekarang, sedangkan yang orange adalah beberapa pelajaran tentang basket, kau kan ingin bergabung dengan tim basket Seirin, jadi setidaknya kau harus mengerti peraturan-peraturan dan lain sebagainya."
"Ta-tapi tidak bisahkah kau menjelaskannya saja, atau menggunakan sihirmu itu agar aku bisa langsung menguasainya."
"Tidak bisa, aku bukan robot kucing yang akan selalu membantumu, jadi untuk hal ini kau harus mempelajarinya sendiri." Jawabnya berdiri dari posisi duduknya dan berjalan kearah dapur.
"A-ano boleh aku tanya sesuatu?."
"Ya tanyakan saja."
"Kenapa rumah ini sepi sekali, apa orang tuaku disini tidak ada?."
"Orang tuamu berada di Inggris, coba buka buku merah itu halaman ke 5, kau akan menemukan jawabannya." Jawab Fairy-san yang saat ini sedang memotong sayuran, sepertinya dia akan memasak. Aku menuruti perintahnya lalu membuka buku bersampul warna merah dan mencari halaman 5, setelah ketemu aku mulai membaca biodata kedua orang tuaku.
"Nama ayah Yukimura Asano, seorang pengusaha terkenal di Inggris, orang yang cukup humoris dan sangat menyayangi keluarganya, hobi mengoleksi berbagai macam senjata mulai dari pedang sampai pistol, nama ibu Yukimura Sachiko, pekerjaan seorang designer ternama yang dulunya juga seorang model, orangnya sangat ramah dan suka memeluk benda atau orang yang dianggap imut terlebih lagi pada anaknya, sepertinya mereka berdua sangat baik ya." Gumanku saat aku selesai membaca biodata mereka, aku kembali membaca buku itu karena pada dasarnya aku suka sekali membaca, sampai tidak sadar kalau Fairy-san telah selesai memasak dan meletakan piring didepanku.
"Makanlah dulu, sebelum makanannya dingin." Ucap Fairy-san ketikah melihatku masih sibuk membaca.
"Hai." Jawabku meletakan buku itu disampingku dan mulai memakan kari yang sudah dibuat oleh Fairy-san.
"Ne ne Fairy-san, kau disini berperan sebagai apa?." Tanyaku mengerling kearah Fairy-san.
"Hmm, aku berperan sebagai adik laki-lakimu dengan nama Yukimura Dante."
"Souka, jaa kalau begitu Fairy-san harus memanggilku oneechan ya."
"Heee aku pikir kau tidak suka dengan panggilan itu, mengingat orang yang kau sukai sering memanggilmu seperti itu dan kau selalu marah karena panggilan itu." Ledek Fairy-san sambil menyeringai, membuatku menghentikan makanku dan menatap sendu kearahnya.
"Itu karena dia lebih tua dari aku, lagipula, ah sudahlah jangan buat aku mengingat-ingatnya, dia dan aku sekarang sudah hidup didunia yang berbeda." Jawabku melanjutkan kembali acara makanku.
"Souka, kalau begitu aku akan memanggilmu oneechan sewaktu diluar rumah, selebihnya aku akan memanggilmu hime."
"Terserah kau saja, aku juga akan memanggilmu Dantechan saat diluar rumah atau sedang bersama teman-temanku, selebihnya aku akan tetap memanggilmu Fairy-san." Ucapku sambil tersenyum yang dibalas sebuah senyuman serta anggukan kepala darinya.
Selesai makan, karena Fairy-san sudah memasakkan makanan untukku jadi gantian aku yang mencuci piring, baru setelah itu aku kembali membaca buku tentang asal muasal keluargaku sambil duduk disofa, sedangkan Fairy-san bermain PS didepan TV. Aku terus membaca buku itu hingga tak terasa kalau jam sudah menunjukan pukul 3 sore, sepertinya aku sudah melewatkan jam makan siang.
"Jadi begitu, hah setidaknya aku sudah berhasil mengingat beberapa silsilah keluargaku dan nama paman-pamanku." Gumanku memberi batas buku itu agar aku bisa membacanya kembali lalu mengerling kearah Fairy-san yang entah kenapa sejak tadi melihat kearahku.
"K-kenapa Fairy-san, ada yang aneh dengan wajahku?."
"Iie kau begitu antusias ketikah membaca buku itu sampai melupakan waktu." Jawabnya berdiri dari posisi duduknya lalu berjalan kearah pintu keluar.
"Mau jalan-jalan, malam ini kita makan di Maji Burger saja." Usulnya yang aku jawab dengan anggukan kepala dan mengikutinya keluar apartemen setelah terlebih dahulu mengunci pintu apartemen tersebut.
Kami berjalan beriringan selama perjalanan menuju Maji Burger, dan aku terus menampakan senyuman diwajahku ketikah melewati tempat-tempat yang memang pernah terlihat di anime KNB, mulai dari kedai steak yang menyediakan makan gratis, kedai okonomiyaki tempat dimana Kuroko menemukan Nigou, dan tempat-tempat yang lainnya. Hingga akhirnya kami berhenti dilapangan street basketball yang saat ini sedang dipakai oleh beberapa orang disana. Aku hanya bisa melihat mereka dengan mata berbinar-binar, hah andai aku membawa kamera, aku ingin mangabadikannya karena pemandangannya sangat bagus dan mendukung untuk dipotret. Tiba-tiba saja muncul sebuah kamera DSLR didepan wajahku, membuatku sempat bengong karenanya.
"Kamera itu untukmu." Ucap Fairy-san. Aku mengerling kearahnya dan menatapnya dengan pandangan bertanya-tanya.
"Kau ingin memotret mereka bukan, aku tau didunia nyata walaupun didunia ini kau pasti masih suka memotret kan." Dia menjawab seolah bisa membaca pikiranku, aku mengambil kamera itu dan sedikit mengeceknya, mungkin saja ada yang berbeda dengan kamera yang biasa aku gunakan ketikah dikampus, ah aku hampir lupa aku jurusan Cinematografi waktu dikampus, jadi memegang kamera sudah sangat biasa bagiku, entah itu kamera foto maupun kamera video.
Setelah memperhatikan kamera itu baik-baik, aku tersenyum dan mulai memotret mereka dari berbagai sudut dan angel. Satu hal lagi, aku paling suka memotret dengan ekspresi alami tanpa dibuat-buat, karena itu terkesan natural bagiku. Kadang-kadang dulu aku sering memotret orang-orang secara diam-diam, bukan bermaksud seperti stalker, tapi aku hanya ingin melihat ekspresi natural dari mereka. Selesai memotret, kami melanjutkan kembali perjalanan kami menuju Maji Burger dan sepanjang kami makan, aku banyak bercerita pada Fairy-san, hal yang jarang aku lakukan bahkan pada keluargaku sendiri, mungkin begini rasanya punya adik laki-laki ya, sepertinya aku akan betah disini.
~The Story Begin~
Sudah satu minggu aku hidup didunia ini, dan mulai besok aku akan menjadi siswi dari SMA Seirin, ya karena besok hari pertama aku sekolah. Hehehe rasanya seperti kembali ke masa-masa SMA karena jujur saja masa-masa SMA ku dulu tidak ada yang menarik.
"Ne ne Fairy-san, apa ada lapangan street basketball disekitar sini?." Tanyaku pada Fairy-san saat aku sudah selesai membaca buku bersampul orange.
"Hmmm?, kenapa?, kau mau mempraktekkan apa yang ada dibuku itu?." Tanyanya tanpa mengalihkan pandangannya dari televisi yang sedang menayangkan sebuah anime.
"Ya, setidaknya aku ingin melatih teknik dasarnya."
"Begitu ya, ada satu tak jauh dari apartemen ini, lebih tepatnya kau berjalan kearah timur 100 meter, disana nanti kau akan menemukannya."
"Baiklah, arigato Fairy-san, aku pergi dulu ya." Ucapku mengambil tas yang berisi bola basket, minuman ion serta handuk, lalu pergi meninggalkan Fairy-san menuju lapangan street basketball yang ditunjukan olehnya, memang ada lapangan disana dan kebetulan sekali sedang kosong. Aku mengeluarkan bola basket dari dalam tas lalu melangkahkan kakiku menuju ketengah lapangan.
'Pertama-tama cara mendribel bola.' Batinku sambil memantul-mantulkan bola itu ditanganku.
'Hmm sepertinya cukup mudah, bagaimana kalau sambil berlari.' Aku mulai berlari mengelilingi lapangan masih mendribel bola tersebut, walau beberapa kali gagal, tapi aku terus mencobanya hingga akhirnya berhasil dengan sempurnah.
'Baiklah sekarang shoot, demo karena aku tidak bisa dunk lebih baik three poin saja.' Batinku berdiri diposisi menembak three poin dan mulai melempar bola itu seperti apa yang aku pelajari dibuku, ternyata cukup sulit juga karena aku selalu gagal memasukan bola, walau ada beberapa yang masuk juga.
"Ternyata memang sulit ya." Gumanku mengambil bola yang menggelinding kearahku dan kembali mencoba memasukan bola itu.
"Itu karena posisi dan cara menembakmu salah." Ucap seseorang dari arah pintu masuk lapangan, membuatku menghentikan dribelku dan mengerling kesumber suara. Terlihat disana berdiri seorang pemuda dengan tinggi sekitar 190cm, bersurai merah kehitam-hitaman dengan wajah garang sedang menatap kearahku, dan aku tau siapa dia. Orang yang akan menjadi ace dari tim Seirin dan akan menjadi cahaya bagi Kuroko, ya siapa lagi kalau bukan Kagami Taiga. Aku tidak menyangkah akan bertemu secepat ini dengannya, aku pikir baru bisa bertemu dengannya saat berada di Seirin. Dia mendekat kearahku dan mengambil bola yang sempat terjatuh dari tanganku lalu memutar-mutar sebentar ditangannya.
"A-ano, etto apa maksudnya posisi dan cara menambakku salah?." Tanyaku sedikit mendokakkan wajahku karena perbedaan tinggi badan yang terlampau jauh (bayangkan saja tinggi kami yang terpaut 30cm).
"Seharusnya kau melakukannya seperti ini." Jawabnya mempraktekkan bagaimana cara melakukan three poin lalu menembakkan bola itu yang tentu saja masuk, aku hanya bisa bertepuk tangan ketikah melihat bola itu masuk dengan sempurnah kedalam ring basket.
"Sugoine." Pujiku kearahnya, aku sempat melihat semburat merah dipipinya atau itu hanya perasaanku saja.
"Kalau begitu lebih baik kau coba." Perintahnya, melempar bola basket padaku yang untungnya bisa kutangkap dengan sempurnah, aku mencoba memposisikan badanku seperti apa yang tadi diperlihatkan oleh Kagami.
"Bukan, bukan seperti itu, bungkukkan sedikit badanmu dan naikan tanganmu keatas sedikit, lalu melompat dan lemparkan bola itu." Ucapnya sambil membenarkan posisiku, entah kenapa wajahnya begitu dekat dengan wajahku, membuat semburat merah tipis muncul dikedua pipiku. Akupun mulai menembakkan bola itu yang ternyata bisa masuk dengan mulus kedalam ring dan aku cukup senang bisa memasukan bola itu.
"Ah aku berhasil, lihat-lihat aku berhasil." Ucapku tersenyum manis kearahnya.
"Ya omedeto, tapi lebih baik kau coba lagi, siapa tau itu hanya keberuntungan."
"Emm tentu saja." Jawabku, mengambil bola basket milikku dan mencoba menembakkannya lagi seperti apa yang diajarkan oleh Kagami, dan ya berkali-kali aku berhasil menembakkan bola itu masuk kedalam ring, sepertinya memang lebih baik diajari oleh orang yang sudah pro daripada belajar sendiri.
"Apa kau masih pemula?." Tanya Kagami begitu aku memutuskan untuk istirahat sejenak karena sejak tadi aku terus berlatih.
"Bisa dibilang seperti itu, awalnya aku membaca dibuku, tapi akhirnya aku memutuskan untuk mencobanya."
"Souka."
"Oh ya aku belum tau namamu?." Tanyaku, walau sebenarnya aku sudah tau namanya, tapi akan sangat aneh kalau aku memanggilnya langsung dengan namanya, kan kita baru saja ketemu.
"Kagami Taiga."
"Kagami Taiga ya, namaku Na ehem Yu-Yukimura Keiko desu yoroshiku Kagami-kun." Ucapku memperkenalkan diriku, hah hampir saja aku menyebutkan nama asliku didunia nyata.
"Yoroshiku, jaa bagaimana kalau kita bermain one on one?."
"Heee cotto aku baru saja mempelajarinya."
"Daijoubu, aku akan mengajarimu banyak hal, lebih dari yang ada dibuku." Ucapnya berdiri dari posisi duduknya dan berjalan ketengah lapangan, mau tak mau akupun ikut ketengah lapangan dan kamipun mulai bermain one on one sampai sore, tentu saja pertandingan ini dimenangkan oleh Kagami karena dia yang lebih jago dari pada aku, tapi setidaknya aku berhasil berteman dengan salah satu dari mereka.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top