Wish
"Ramai sekali!~"
Decak kagum tak habis-habisnya mereka lontarkan lantaran tempat yang sedang mereka kunjungi sangatlah indah, walaupun banyak sekali orang dari dalam dan luar negara tetap saja tidak membuat kekaguman mereka surut.
Istana negeri dongeng terlihat menjuntai di depan mata, kastil itu terlihat sangat tinggi dengan warna putih dan biru yang mendominasi. Ornamen-ornamen khas Disney pun ada dimana-mana.
Yap. Riku dan Ai tengah berada di Tokyo Disneyland, sebuah resort hiburan yang berada di Distrik Maihama Kota Urayasu, bagian barat laut Chiba. Taman hiburan besar dengan tema Disney itu memiliki 7 area yang berbeda yang bisa di nikmati oleh para pengunjung.
"Kita ingin kemana dulu?.."
Setelah cukup puas memandangi kasti di depannya, kini ia menatap Riku yang juga tengah menatapnya kemudian lelaki itu membuka selembaran yang ia bawa guna menentukan tujuan mereka hari ini.
"Ada 7 area yang berbeda.. Ai-chan ingin kemana dulu?"
"Tempat dengan banyak cemilan."
Riku beralih menatap Ai yang tengah mengintip selembaran di tangannya. Ia tahu gadis itu pasti lapar, wajar saja ini sudah hampir jam makan siang.
"Area World Bazaar saja bagaimana? Tidak jauh dari pintu masuk, disana terdapat restoran dan berbagai toko."
Ai menganggukkan kepala dan menggenggam tangan Riku agar dirinya tidak menghilang di tengah tempat hiburan itu, Riku juga menautkan jarinya membalas genggaman Ai dan keduanya pun berjalan ke area World Bazaar untuk mencari sesuatu yang mengganjal perut.
Keduanya berjalan seraya menikmati suasana di sekeliling, banyak sekali orang yang berfoto dan anak-anak kecil yang terlihat antusias.
Sampai pada akhirnya mereka tiba di World Bazaar dimana area itu terdapat banyak sekali resto-resto, kafe serta toko-toko yang menjual oleh-oleh khas Disney.
"Ai-chan ingin membeli apa disini?"
"Makan. Aku lapar."
"Baiklah.. kita ke restoran yang menjual makanan jepang saja."
Ai hanya mengangguk, ia membiarkan Riku membawanya kemana saja dan makan apa saja yang ada disana, yang Ai butuhkan saat ini hanya makanan.
Riku mencari resto yang menjual makanan khas Jepang hingga ia akhirnya menemukan resto yang ia inginkan. Resto Hokusai lah namanya, Riku pun menarik Ai masuk ke dalam resto itu.
"Ramai.."
Manik Riku melihat sekitar guna mencari meja kosong dan akhirnya ia menemukannya. Keduanya pun duduk di meja tersebut dan melihat suasana sekitar yang cukup ramai.
Seorang pelayan datang untuk mencatat pesanan, lantas mereka pun mulai memesan makanan yang di ingin tak lupa juga dengan minumannya. Sang pelayan pun pergi setelah mencatat menu pesanan Riku dan Ai.
Mata merah itu beralih kepada gadis di depannya yang tengah memperhatikan sekitar, manik dua warna itu terlihat berbinar sama seperti ketika mereka baru sampai di tempat ini. Seperti seorang anak kecil yang kagum melihat pemandangan Tokyo Disneyland untuk pertama kali.
Ya.. Riku juga pertama kali ke tempat seperti ini namun dia sudah mencari di internet tentang tempat ini sebelum mereka pergi.
Mereka hanya akan sehari berada di Tokyo Disneyland. Besok keduanya harus ke Bandara untuk pergi ke Okinawa, lebih tepatnya ke salah satu pantai berpasir putih yang ada disana.
Pergi ke pantai termasuk dalam salah satu tempat yang ingin keduanya kunjungi saat liburan—lebih tepatnya Bulan Madu rasa liburan.
Tak menunggu cukup lama, makanan yang mereka pesan akhirnya datang dan tersaji di meja. Lantas mereka berdua pun langsung menyantap makanan itu. Tidak ada yang berbicara, hanya ada suara alat makan yang beradu di atas piring keduanya.
Ai mengambil gelas berisi minuman yang ia pesan lalu meneguknya, ia terlebih dahulu menghabisi makanannya daripada Riku.
Riku memandangi Ai yang tengah meneguk minuman miliknya lalu gadis itu menaruh gelasnya di dekat piring, perhatian Riku sedikit teralihkan oleh sesuatu lalu ia menaruh alat makannya di piring.
"Diam sebentar, Ai-chan.."
Gadis bersurai pirang itu menatap Riku heran karena Riku sedikit memajukan tubuh dan mengulurkan tangannya.
Sampai akhirnya ibu jari lelaki itu mengusap ujung bibirnya dengan lembut, hal itu membuat Ai diam mematung dan menatap manik merah yang sangat dekat itu.
"..e-eh?..."
"Ada sedikit sisa makanan di ujung bibir mu."
Riku menjilat sisa makanan di ujung jarinya tersebut sehingga menambah kesan keren pada dirinya dan sontak membuat Ai merona malu, Riku pun menatapnya dengan bingung dan memiringkan kepala seraya bertanya apa yang terjadi dengan Ai.
"Ai-chan baik-baik saja?"
Ai hanya menjawab pertanyaan itu dengan anggukan kepala dan Riku ikut mengangguk juga mengiyakan lalu ia melanjutkan makannya.
Beberapa menit berlalu ia telah menghabiskan makan lalu beranjak untuk membayar makanan tersebut dan segera pergi dari sana.
Keduanya berjalan menyusuri jalan utama World Bazaar seraya melihat ke sekeliling, menikmati suasana ramai walau cuaca cukup panas hari ini.
Tanpa sadar surya yang tadi menyinari bumi perlahan mulai akan menghilang di ufuk barat, langit mulai berwarna jingga tanda hari sudah sore namun keduanya masih asik berjalan-jalan dan memotret segala sesuatu yang berada di Tokyo Disneyland tersebut.
"Nee Riku.."
Ai menarik ujung jaket Riku dan membuat lelaki itu menoleh ke arahnya.
"Ya?"
"Aku ingin ke kamar mandi."
Jari Ai menunjuk ke arah toilet umum berada dan Riku mengangguk, ia juga memberi kode akan menunggu di tempat mereka sekarang dan lantas Ai pun pergi ke kamar mandi.
Riku pun menunggu seraya melihat foto-foto yang sudah ia ambil dengan kameranya, mencari beberapa yang bagus untuk di cetak lalu di pajang di sebuah buku album kecil, sisa dari foto itu akan dia pindahkan ke ponselnya sebagai kenangan—kenangan karena berisi foto aib dari istrinya sendiri.
Sekitar 10 menit dirinya berdiri di tempat yang sama, menunggu Ai kembali dari toilet umum tapi gadis itu terlihat sama sekali. Riku mencoba untuk tidak panik dan berpikir mungkin toilet umum tersebut sedang mengantri.
Sampai ada seseorang yang menarik tangannya lalu dia menatap orang tersebut, Riku berpikir jika itu adalah Ai namun nyatanya bukan.
"Ah! Benar-benar Nanase Riku!!"
"E-eh?!"
Tak butuh waktu dirinya sudah di kerubungi oleh para wanita yang merupakan penggemarnya, Riku sedikit lupa jika pengunjung Tokyo Disneyland juga hampir sebagian besar warga Jepang, terutama Tokyo. Otomatis beberapa penggemar pasti melihat dan mengenalinya dengan sangat jelas, juga dirinya tidak mengenakan penyamaran sedikit pun.
Kerumunan wanita itu lantas meminta foto padanya, ada juga yang meminta tanda tangan dan sebuah fanservice bahkan ada yang menggenggam tangannya.
"A..Ano... Go-gomen—"
Merasakan sesuatu memeluknya dari belakang Riku sedikit menegang, peringatannya terputus. Hingga kepala pirang panjang menyembul di antara lengan dan tubuhnya, menatap para penggemar wanita yang terus mengerubungi dirinya.
"Riku punya ku!!"
Teriakan bak seorang anak kecil marah terdengar sangat lucu untuk seorang Nanase Riku, pelukan pada tubuhnya semakin erat dan tanpa sadar dia mengelus surai merah yang berada diantara lengan dan tubuh nya.
"Maafkan aku.. tapi aku sedang tidak bisa memberikan fanservice yang kalian inginkan, mungkin lain kali jika kami melaksanakan konser."
Perlahan para wanita itu pun menghamburkan diri dengan perasaan yang sedikit kecewa akibat tidak dapat meminta foto kepada sang idola.
Riku mengalihkan pandangannya kepada Ai yang masih menatap kerumunan gadis itu menjauh dengan wajah tertekuk, dengan cepat Riku memotret wajah kesal yang imut itu dengan ponselnya lalu menoleh ke arah yang sama seperti yang Ai tatap.
Ai kemudian menatap Riku yang tengah menatap ke arah depan, ia dapat melihat aura bahagia di hiasi bunga-bunga di sekitar lelaki itu entah karena apa lalu ia melepaskan pelukannya.
"Matahari sudah terbenam.. ayo kita lihat Festival Tanabata."
"Festival Tanabata?.. disini?"
"Yap. Festival ini berlangsung selama beberapa Minggu, mungkin sekitar 2 atau 3 Minggu dan kita beruntung karena mengunjungi Tokyo Disneyland saat festival itu masih berlangsung."
Ai hanya mengangguk kemudian jarinya kembali bertaut ke tangan Riku, lelaki itu hanya tersenyum lalu menarik lengan kecil itu untuk berjalan ke arah tempat Festival berada.
Sesampainya disana Ai cukup takjub dengan pemandangan yang ada, pasalnya tempat ia berpijak saat ini sudah tidak seperti Tokyo Disneyland yang berisi ornamen-ornamen kartun melainkan tempat bernuansa Jepang seperti pada Festival Tanabata pada umumnya.
Ia memandangi pemandangan di sekitar, menikmati suasana khas Jepang yang ada sampai sebuah kertas berwarna merah berada dihadapan wajahnya.
".. kertas?"
"Iya. Untuk menulis keinginan Ai-chan lalu kita gantungkan di pohon sana. Lihat, beberapa pengunjung juga melakukannya."
Tak hanya kertas, Riku pun juga menyodorkan sebuah pena untuk dirinya menulis keinginan ataupun harapan di kertas berbentuk persegi panjang tersebut.
Ia mengambil pena tersebut dan mulai menuliskan harapan serta keinginannya, Riku pun melakukan hal yang sama.
"Sudah?.. ayo kita ikat di pohon sebelah sana."
Keduanya pun mulai berjalan ke arah pohon yang Riku maksud dan mulai mengikat kertas itu di salah satu pohon bambu. Mereka pun kemudian mundur dan memandangi kertas yang terlihat bergerak karena hembusan angin.
Riku dan Ai pun menatap satu sama lain, larut dalam keindahan manik mata masing-masing lalu keduanya tersenyum sangat manis.
"Harapan Ai-chan apa?"
"Um.. aku berharap agar dapat bersama Riku selamanya! Kalau Riku?"
Senyuman di wajah gadis itu semakin merekah membuat Riku cukup terpesona dengannya.
Sedetik kemudian Riku mengangguk.
"Aku pun sama."
Dan semoga saja, Kami-sama mengabulkan harapan dan keinginan keduanya lewat kertas yang mereka ikat di pohon bambu di hadapan mereka saat ini.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top