Her Smile
Merasakan pasir putih menyentuh telapak kaki kecil itu membuat dirinya senang, senyum tidak luntur sedari tadi mereka sampai di pantai berpasir putih indah yang terkenal di Asia Pasifik.
Di bawah terik matahari ia berlari menyusuri pantai kemudian berhenti untuk melihat pemandangan laut yang sangat memanjakan mata. Memang tidak salah keduanya memilih pergi ke pantai untuk berlibur.
Di depan sana terdapat sebuah pulau yang di hubungkan dengan sebuah jembatan panjang yang tepat berada di ujung pantai.
Pantai Yonaha Maehama adalah tujuan kedua mereka dari libur bulan madu yang cukup panjang ini, pantai berpasir putih yang membentang sepanjang 7 kilometer ini terletak di suatu pulau kecil bernama Pulau Miyakojima, Okinawa. Salah satu pantai yang cukup banyak di kunjungi oleh pengunjung dari dalam dan luar negara karena pemandangan dan pasir putihnya yang sangat halus serupa salju pada musim dingin.
Tepat di depan pantai luas itu terdapat pulau yang bernama Pulau Kurima yang terhubung dengan sebuah jembatan panjang—Jembatan Kurima.
Beruntung saja cuaca hari ini sedang terik akibat matahari musim panas, sebenarnya waktu yang cocok untuk mengunjungi pantai ini adalah akhir musim gugur dan awal musim semi. Namun keduanya pergi saat pertengahan musim panas seperti ini.
"Ai-chan, berhentilah berlari!"
"Hehe~ pantai cocok untuk berlari.. dan lihat-lihat lautnya! Sangat indah!"
Lelaki itu hanya tersenyum maklum lalu memberikan sepasang sandal pantai berwarna putih kepada gadis di depannya.
"Setidaknya pakailah alas kaki.. bagaimana jika kaki mu menginjak seekor kepiting? Atau mungkin kerang dengan cangkang yang tajam?"
Ai pun mengenakan kedua sandal yang senada dengan warna gaun pantai nya yaitu putih. Mendengar kata kerang lantas dirinya memikirkan sebuah ide yang cukup menarik.
"Riku. Bagaimana jika kita bermain game?"
"Game apa?"
"Jadi.. kita berlomba mengumpulkan cangkang kerang dan yang paling banyak dia lah pemenangnya, yang kalah harus menuruti perintah yang menang. Waktunya hanya lima menit, tidak boleh mencari di laut dan hanya boleh di pasir."
"Baiklah. Ayo kita mulai."
Riku mengambil ponsel lalu memasang timer agar keduanya tahu jika waktu sudah lewat dari lima menit, ia menaruh ponsel itu di saku celananya dan Ai pun melakukan hal yang sama.
Keduanya kemudian berpencar untuk mencari kerang sebanyak mungkin dengan waktu yang cukup singkat.
Sampai tak terasa lima menit sudah berlalu, timer yang mereka pasang pada ponsel masing-masing telah berdering. Mereka mengambil ponsel lalu mematikan timer tersebut dan kemudian berjalan ke tempat mereka berdiri lima menit lalu.
"Sudah?"
"Tentu. Aku akan menang dari Riku!"
"Ayo kita hitung."
Keduanya menaruh kerang yang mereka kumpulkan di atas pasti putih tersebut dan mulai menghitung milik masing-masing satu persatu.
"Aku ada 7 cangkang kerang. Kalau Ai-chan?"
"..um.. aku cuma 5.."
"Itu tandanya Riku menang."
Ai lantas menekuk bibirnya, niatnya melakukan permainan ini agar dirinya menang dan dapat meminta eskrim yang banyak kepada Riku tanpa di marahi, namun takdir belum berpihak pada dirinya kali ini.
"..jadi.. Riku ingin menyuruh ku apa?"
Riku sedikit memiringkan kepala, mencari ide untuk menggunakan kesempatan kali ini, tapi sepertinya dia tidak menemukan ide apapun saat ini.
"Aku belum memikirkan apapun.. bagaimana jika kita duduk disini dan melihat pemandangan laut? Mungkin aku akan menemukan suatu ide."
Pada akhirnya mereka berdua duduk di hamparan pasir putih yang luas seraya memandangi laut dengan hembusan angin yang melewati helaian rambut keduanya.
Kemudian Riku mendongak menatap langit biru dengan awan putih yang menggantung, sangat luas dan tampak jauh dari tempatnya duduk ini, lalu ia menatap ke arah gadis yang berada di sebelahnya.
Helaian pirang yang bergerak seraya angin berhembus lembut mengenai wajahnya, manik dual warna yang tengah menatap laut tampak bersinar seperti permata lalu senyum tipis yang tampak menawan itu. Riku memeluk kedua lututnya, menaruh sisi kiri wajah di atas lututnya sembari memandangi wajah cantik itu.
Sekali lagi Riku tidak bisa mengalihkan pandangannya dari wajah tersebut walau hanya sedetik.
"Ini kedua kalinya aku ke pantai.."
Hingga ucapan Ai membuatnya sedikit tersadar dari lamunan.
Kedua kali.. lalu yang pertama dengan siapa? Apa dengan keluarga nya? Tapi bukankah gadis itu tidak mempunyai keluarga.
"Aku datang bersama teman-teman ku setelah mengerjakan tugas waktu itu~!"
"Teman?.. perempuan?"
"Ada lelakinya juga, kami bermain air dan aku di ajari berenang oleh teman lelaki ku. Dia pandai sekali dalam berenang! Dia memegangi ku saat aku akan mencoba ke tengah laut, dia bahkan tersenyum padaku dan berkata untuk tidak khawatir. Dia benar-benar ra—mmp!"
"Bisa kau hentikan cerita mu itu?"
Sebuah tangan besar membekap bibirnya, dengan tatapan kesal ia menatap Riku. Seenaknya sekali membekap bibirnya saat ia sedang bercerita, tapi ia melihat Riku dengan tatapan yang tak kalah kesal, Riku marah padanya.
Perlahan tangan yang ada di bibirnya bergerak membelai pipi gembul itu dan perlahan Riku pun mendekat, semakin dekat sampai dirinya tanpa sadar menahan nafas.
Manik crimson dan mata Heterochromia itu bertemu, saling menatap dengan jarak yang sangat dekat bahkan hanya beberapa senti.
"Jangan membicarakan teman lelaki mu itu lagi. Aku tidak menyukainya."
Riku kembali mendekatkan dirinya, kali ini hidung mereka pun bersentuhan sementara Ai hanya diam dan berharap Riku akan menjauhkan diri darinya agar ia dapat bernafas dengan lega.
"Kau harus di hukum."
Riku berucap dengan nada rendah seolah tengah berbisik tepat di depan wajahnya membuat Ai cukup merinding, ia dapat merasakan sesuatu meraba belakang lehernya dan ia menduga itu adalah jari jemari Riku.
"Hu-hukum?..."
Dengan sekuat tenaga ia berusahalah menetralkan detak jantung yang ia yakini sangat terdengar jelas di telinga Riku, lelaki itu diam dan tidak mengatakan sepatah kata lagi dan terus mempersempit jarak diantara mereka.
"Hukuman mu adalah menemani ku nanti malam.."
Suara rendah terdengar tepat di telinganya, jantungnya seperti akan berhenti di tempat karena terkejut.
"Dan kau harus menurut. Itu permintaan ku untuk permainan tadi."
Riku pun menjauhkan diri dan menatap wajah gadis yang merona hebat tersebut, bibirnya sedikit terbuka karena terkejut dan dirinya membatu di tempat. Sementara Riku hanya diam saja melihatnya.
Cukup lama untuk gadis itu kembali ke keadaan sebelumnya, Riku bahkan pergi membeli dua botol air dan kini tengah berjalan ke arahnya.
Sebuah botol minuman dingin berada di depan mata, ia lalu menolah dan mendapati Riku yang tengah menyodorkan sebotol air kepadanya dengan wajah tersenyum.
"Minumlah.. cuaca cukup panas hari ini."
Tangannya pun terulur mengambil botol air itu lalu membuka dan meminumnya sampai tersisa setengah, dia memang cukup haus setelah berlarian di sepanjang garis pantai.
Dia pun menghadap ke sebelah kiri tempat Riku berada, terlihat lelaki itu yang juga tengah meneguk minumannya, dengan senyum yang tertera di wajah cantiknya ia terpikir suatu ide jahil untuk Riku.
"Riku."
"Iya? Ada ap—"
Byurr~
Setelah dia menoleh tetiba saja ada siraman air dingin mengenai wajah dan membuat pakaiannya basah, ia terdiam kemudian menatap sang penyiram air tersebut dengan wajah datar.
Si pelaku hanya tersenyum kemudian terkikik geli akibat melihat wajah Riku dan pakaiannya yang basah.
"..Ai-chan."
"Hehe~ karena Riku sudah basah, bagaimana jika kita main air? Untuk apa ke pantai tapi hanya duduk di pasir."
"Baiklah.."
Riku bangkit dari duduk, berjalan mendekat ke arah Ai yang tengah melihatnya dan kemudian tangannya di tarik oleh gadis itu menuju air.
Dengan senyum yang merekah dia menarik Riku hingga kedua kaki mereka terendam oleh air laut yang dingin dan biru.
Bermain di tepi pantai seperti ini tidak buruk juga, di bawah sinaran matahari yang terik mereka saling menjahili satu sama lain, menyiram air laut satu sama lain dan tak jarang tak sengaja masuk ke mulut keduanya.
Riku pun melihat Ai yang sedang tersenyum bahagia, terlihat cantik.
Dan sekali lagi, seorang Nanase Riku kembali jatuh cinta kepada gadis dengan senyuman manis seperti saat keduanya pertama kali bertemu.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top