CHAPTER 12
DISCLAIMER :
Animasi Boboiboy dan semua karakternya adalah milik Monsta Studios.
Seluruh alur cerita ini merupakan imajinasi Author dan tidak berkaitan dengan cerita sebenarnya pada animasi Boboiboy.
WARNING!!!
Original character, out of chatacter, typo dan kesalahan kata dalam ejaan.
Mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita lain.
RECOMENDED SONG :
Victory - Two Steps From Hill
Memory Reboot - Narvent and VØJ
Everything Works Out in the End - Kodaline
Round and Round - Heize
Sumpah dan Cinta Matiku - Nidji
.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°
Pertandingan kedua yaitu Tim A vs Tim S&S. Sayangnya Tim S&S harus menerima kekalahan karena kewalahan melawan senior-senior mereka.
Pertandingan terakhir yaitu pertandingan final, Tim Kaizo melawan Tim A. Pada babak pertama, cukup banyak pemain yang mengalami kecelakaan. Kecelakaan yang tak dapat dihindari yaitu ketika para pemain saling bertabrakan, lapangan es yang licin dan kelajuan lari mereka terkadang sulit untuk menghentikan diri.
Sayangnya pada babak pertama, Kaizo terpaksa menelan pil pahit. Timnya kalah satu skore oleh Tim A. Babak terakhir saat pergantian pemain, Kaizo tetap berdiri di lapangan. Enam pemainnya sudah cedera parah sehingga tak bisa menggantikan pemain lain.
Saat itu Kaizo melihat Emma yang berjalan ke belakang seperti sedang menerima telfon dari seseorang, padahal sekarang adalah pergantian pemain. Sebab itu hanya tiga pemain saja yang tergantikan, Kaizo jadi kesal pada Emma.
Saat babak terakhir dimulai, skore Tim Kaizo benar-benar kalah telak dengan Tim A. Sedangkan Kira'na yang berada di tepi lapangan terus menyemangati Kaizo, padahal ada Kapten Lee di sana. Lee tak akan merasa minder meski Kira'na mendukung Kaizo, toh nanti timnya yang akan menang.
Kecelakaan itu kembali terjadi, pada saat Xiocha memukul bola hingga masuk ke gawang, ia malah tertabrak pemain laki-laki dari Tim A. Hal itu mengundang kemarahan dari Tim Kaizo. Mereka melihat hal itu bukan kecelakaan, tapi kesengajaan. Sehingga baik dari pihak Tim Kaizo maupun Tim A saling berkelahi dan berujung di lerai oleh wasit.
Pemain cadangan harus masuk ke lapangan usai tim medis membawa pemain yang cedera keluar lapangan. Kaizo melihat tatapan kosong dari Emma saat gadis itu masuk ke lapangan. Dia bermain tidak seceria sebelumnya. Tatapannya cenderung kosong dan tidak fokus.
"Emma! Fokuslah!" seru Prietta saat Emma berada di tepi lapangan, gadis berambut merah muda itu meneriaki Emma dari luar lapangan hingga gadis itu sadar.
Emma seperti tidak fokus bermain, entah apa yang sedang ia pikirkan. Hingga saat Emma menggiring bola hendak ia operkan pada Kaizo, tiba-tiba ada pemain dari Tim A yang hendak merebut bolanya namun malah menabrak Emma.
Permainan selesai begitu saja, dan hockey es ini dimenangkan oleh Tim A, tim Kapten Lee.
Kaizo bergegas melepas perlengkapannya dan langsung menuju ke tenda darurat. Kira'na diam-diam mengikutinya dari belakang. Laki-laki itu terlihat marah, seperti ingin menerkam seseorang.
Saat sampai di tenda darurat, ia menghampiri rekan-rekan timnya yang mengalami cedera. Ia melihat Emma yang belum siuman, Kaizo duduk di samping ranjangnya.
"Dia belum siuman, Kapten. Tapi dokter bilang, cederanya ringan, hanya saja luka di lengannya kembali berdarah." ucap Xiocha yang duduk di ranjang sebelah ranjang Emma.
Kaizo melihat kaos hockey Emma yang berwarna putih memang ada sedikit bercak darah di bagian lengan kanannya.
Kaizo terkejut karena tiba-tiba Emma membuka matanya dengan wajah panik dan nafas yang terengah-engah. Gadis itu mendudukkan dirinya dengan tatapan mata kosong mengarah ke depan, matanya mengeluarkan banyak air mata secara tiba-tiba.
"Kamu kenapa?" tanya Kaizo, ia hendak menepuk pundak Emma namun gadis itu langsung menggenggam tangannya. Ia menatap manik mata merah Kaizo, bibirnya bergetar seperti ingin mengatakan sesuatu namun sangat sulit.
Gadis itu berakhir menangis kencang sambil menggenggam tangan kiri Kaizo yang tadi ingin menepuk pundaknya. Melihat Emma menangis kencang, Kaizo jadi bingung. Gadis itu menjadi sorotan di tenda darurat karena tiba-tiba menangis.
"Kamu kenapa Emma? Kenapa tiba-tiba menangis?!" tanya Kaizo, Emma sama sekali tidak menjawab dan terus menangis.
Dengan lembut Kaizo menarik tubuh Emma ke dekapannya, menaruh kepala gadis itu untuk bersandar di dadanya. Kaizo membiarkan bajunya basa oleh air mata Emma yang tak kunjung berhenti. Perlakuan Kapten Kaizo pada Emma menjadi sorotan di tenda darurat tersebut, termasuk Kira'na yang melihatnya. Gadis berambut merah itu langsung pergi setelah melihat pemandangan yang tidak mengenakkan itu.
Lee yang berada di luar tenda melihat Kira'na yang sudah keluar tenda. Ia mengejar Kira'na.
"Kira'na!"
"Kira'na!" panggil Lee, namun sang empu yang dipanggil tak menanggapi.
Lee terpaksa menarik tangan Kira'na hingga ia menghadap padanya, Kira'na menunduk enggan memperlihatkan wajah sedihnya pada Lee.
"Ada apa? Kenapa tidak menjawab panggilanku?" tanya Lee, Kira'na hanya menggeleng.
Lee menghela nafas kesal, "Dasar pria kurang ajar, dia berkata apa lagi padamu?" tanya Lee.
Kira'na menggeleng, "Sepertinya kamu benar, aku tidak harus berlebihan padanya."
"Pada akhirnya aku yang terluka. Dari semua hal yang aku sayangi, kenapa aku tidak menyayangi diriku sendiri?" Kira'na menitihkan air mata, namun ia berusaha menyekanya lalu tertawa hambar.
Lee benar-benar merasa hancur melihat wanita yang ia cintai dibuat sakit hati yang tak berujung oleh Kaizo.
.•°.•°.•°
"Sore tadi kamu menjadi buah bibir, kamu tahu itu?" tanya Lahap sambil menatap sahabatnya yang sedang bercermin sambil memakai dasi.
"Ya, aku tahu."
"Dan kamu tidak memikirkan itu?" Lahap bertanya kembali.
"Untuk apa memikirkan pandangan orang tentangku? Itu bukan hal yang penting." jawab Kaizo sambil menatap Lahap, kini dasi navynya sudah menggantung rapi.
"Kamu bilang sedang tak ingin memikirkan cinta, kamu tidak sedang jatuh cinta pada Emma kan?"
Kaizo terkekeh, "Mana mungkin."
"Kenapa tak berikan kepastian pada Kira'na?" Lahap kembali bersuara.
"Aku sudah bilang padanya, aku belum ingin menikah sekarang." balas Kaizo.
"Kalau begitu jauhi dia!" seru seseorang dari arah pintu tenda. Kaizo dan Lahap kompak menoleh.
"Jauhi Kira'na." ucap Kapten Lee.
"Ya, Kapten Lee benar. Kamu harus menjauhi Kira'na, Kapten." sahut Lahap.
"Diam kamu!" seru Kaizo dan Lee secara bersamaan, Lahap yang dibentak kedua kapten itu langsung memundurkan badannya dengan wajah bingung.
Kaizo dan Lee saling menatap dengan wajah datar masing-masing. "Kamu egois, Kaizo." ucap Lee.
Kaizo tertawa kecil, "Hentikan kemunafikanmu, Lee."
"Kamu berlagak seperti seorang pahlawan dan terus mengancamku jika aku membuat Kira'na sedih dengan penolakanku. Itu tampak bukan sepertimu." ujar Kaizo.
"Lalu, apa maumu?" balas Lee.
"Apa mauku? Dengar baik-baik, Lee. Aku punya pilihanku sendiri. Bersikap egoislah jika kamu benar-benar ingin mendapatkan Kira'na. Karena jika seseorang benar-benar mencintai, dia akan rela melakukan apapun." sambung Kaizo.
"Bukan pasrah seperti seorang pengecut." Kaizo mengambil mantel navy miliknya dan pergi meninggalkan Lahap dan Lee.
.•°.•°.•°
TAPOPS membuat pesta outdoor yang dihiasi lampu malam yang indah dan tanah yang diselimuti salju. Planet Saharu memang jarang mengalami hujan salju. Meski tak hujan salju, Planet Saharu tetap bersuhu dingin.
Kaizo memasuki area pesta, pesta itu akan segera di buka, namun Kaizo belum kunjung menemukan Emma. Tadi sore, Emma belum mengatakan apa yang membuatnya sesedih itu. Jadi Kaizo putuskan untuk memberikan waktu sebentar.
Saat ia mencari Emma, Kaizo dikejutkan dengan kedatangan Amato dan Pian. Mereka lebih dulu menyapanya karena Kaizo tak menyadari kedatangan dua Laksamana besar TAPOPS itu.
"Abang ini dari mana saja? Aku mencarimu dari tadi." bisik Fang pada kakaknya. Mereka duduk di satu meja bundar berisi lima kursi yang diduduki Kaizo, Fang, Boboiboy, Amato dan Pian.
"Lama tak bertemu denganmu, Kaizo."
"Ya, bagaimana kabar Laksamana dan keluarga?" tanya Kaizo pada Amato dan Pian.
"Semua baik-baik saja." jawab Pian.
"Aku juga, lihatlah Boboiboy sudah tumbuh dewasa dan hebat sepertimu." ujar Amato membuat Boboiboy tersipu malu.
"Ah, tapi aku tidak lebih hebat darinya." ujar Kaizo.
Tepat saat itu acara telah dibuka dengan beberapa pertunjukkan, kemudian dilanjutkan penyerahan hadiah pada pemenang pertandingan hockey es dan ice skating sinkronisasi. Pertandingan hockey es dimenangkan oleh Pasukan Tempur A dan perlombaan ice skating sinkronisasi dimenangkan oleh Pasukan Tim S&S. Lalu ditutup dengan ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah hadir terutama dari duta planet yang besekutu dengan TAPOPS.
Setelah penutupan, tinggal acara hiburan sampai selesai. Kaizo pamit meninggalkan mejanya untuk mencari Emma.
"Apa kakakmu itu sudah punya pacar?" tanya Pian.
Fang menggeleng, "Entahlah, Laksamana. Memangnya kenapa Laksamana bertanya?"
"Dia terlihat buru-buru, seperti ingin menemui seseorang."
.•°.•°.•°
Kaizo melihat Emma yang duduk sendirian di meja paling pojok. Gadis itu memakai dress berwarna denim dengan rambut diikat dan memakai bando mutiara di kepalanya. Ia masih melamun dan tampak tak ingin berbaur dengan siapapun. Kaizo mendekatinya sambil menyelimuti bahu Emma dengan mantelnya.
Emma menyadari kedatangan Kaizo, ia tersenyum tipis. "Kenapa Kapten datang ke saya?" tanya Emma.
"Untuk mendengar keluh kesahmu." jawab Kaizo.
Emma menggeleng, "Saya sudah merasa lebih baik, Kapten." ucap Emma.
"Apa kamu tidak ingin mengatatakannya padaku?" tanya Kaizo. Ia menatap manik mata Emma yang berwarna abu-abu, persis seperti bulan yang berada di atas menyinari mereka.
Emma menghela nafas, "Ibu saya sudah meninggal dunia." jawab Emma.
Kaizo jelas kaget bukan main, "Kanapa kamu tidak mengatakannya dari awal? Aku akan mengijinkanmu pulang."
"Mereka memberi tahu saya setelah Ibu dimakamkan, untuk apa saya pulang jika sudah tidak bisa melihat Ibu."
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top