CHAPTER 10

DISCLAIMER :
Animasi Boboiboy dan semua karakternya adalah milik Monsta Studios.
Seluruh alur cerita ini merupakan imajinasi Author dan tidak berkaitan dengan cerita sebenarnya pada animasi Boboiboy.

WARNING!!!
Original character, out of chatacter, typo dan kesalahan kata dalam ejaan.
Mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita lain.

RECOMENDED SONG :
Victory - Two Steps From Hill
Memory Reboot - Narvent and VØJ
Everything Works Out in the End - Kodaline
Round and Round - Heize
Sumpah dan Cinta Matiku - Nidji

.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°

Upacara pemakaman Yangya dan Lio diiringi oleh hujan yang belum kunjung reda, Kaizo menghubungi Komandan Kokoci untuk melaporkan peristiwa yang telah terjadi kemarin setelah upacara tersebut selesai.

Kaizo memberi hormat pada Komandan Kokoci setelah panggilan itu dijawab oleh Komandannya.

"Kenapa kamu menghubungiku? Apa ada sesuatu yang ingin di laporkan?" tanya Komandan Kokoci.

"Benar Komamdan."

"Seminggu yang lalu, saya mengirimkan Fang dan timnya ke Planet Cambela untuk menggali informasi, sayangnya dua diantara mereka harus tewas. Fang dan satu rekannya disandera di markas militer bangsa Euro."

"Kedutaan Euro menginginkan perjanjian supaya TAPOPS tidak lagi mencampuri konflik mereka, sebagai gantinya Fang akan dipulangkan."

"Dan kamu menyetujuinya?" tanya Komandan Kokoci. Kaizo mengangguk, "Maafkan saya, Komandan."

Komandan Kokoci menghela nafas, ia melepas kacamata hitam yang semula ia kenakan. "Tidak apa-apa, aku akan mencoba menghubungi Tuan Theodoor melalui sinyal SOS yang ia kirimkan. Untuk sementara, kita istirahat dari misi ini." ucap Komandan Kokoci.

"Karena waktumu sudah sedikit luang, aku ingin kamu mengikuti pekan olahraga anniversary TAPOPS." Komandan Kokoci tersenyum, ia senang akhirnya ada kesempatan agar Kaizo mau mengikuti acara itu. Komandan Kokoci yakin, Kaizo pasti tidak punya alasan untuk menolaknya karena semua jadwalnya sudah dikosongkan oleh Komandan Kokoci.

"Pekan olahraga? Anniversary TAPOPS?"

Komandan Kokoci benar, sudah beberapa tahun terakhir ini Kaizo tidak pernah mengikuti acara-acara di TAPOPS. Terakhir Kaizo mengikuti acara anniversary TAPOPS adalah dua tahun lalu.

"Aku akan mengirimkan undangannya padamu."

Panggilan itu berakhir, Kaizo membuka soft file undangan dari Komandan Kokoci. Kalau tahun sebelumnya, anniversary TAPOPS bertema "Sweet Summer" dengan perlombaan voli pantai dan lari maratoon yang bertempatan di Bumi, tepatnya Rintis Island. Kemudian tahun berikutnya bertema "Green Fairy Tail" dengan perlombaan memanah dan sepak bola yang bertempatan di Planet Rimbara.

Tahun ini, anniversary TAPOPS bertema "Winter Wonderland" dengan perlombaan hockey es dan ice skating sinkronisasi. Sejak dulu perlombaan di TAPOPS tidak mengenal cabang putra maupun putri, semua olahraga yang beregu selalu dicampur, terserah terdiri dari laki-laki semua atau perempuan semua ataupun laki-laki dan perempuan dalam satu regu. Yang terpenting adalah solidaritas dan sportivitas.

Acara itu akan berlangsung di Planet Saharu, planet yang diselimuti salju. Planet ini tak memiliki suhu yang dingin namun tak terlalu dingin dan jarang diterpa badai salju, jadi aman untuk mengadakan acara di planet tersebut.

Kaizo menghubungi Lahap untuk segera mengumpulkan seluruh ketua tim di ruang rapat. Setelahnya, Kaizo keluar dari ruangannya. Ia melihat wanita yang ia kenali sedang berdiri di samping pintu ruang kerjanya.

"Sedang apa kamu disini?" tanya Kaizo, wajahnya datar.

"I—ini Kapten, saya mengantarkan ini untuk Kapten." jawabnya terbata-bata.

Kaizo melirik ke bawah, secangkir teh yang dibawa wanita itu. Kaizo meneguknya sampai habis dan meletakkan kembali cangkir tersebut di tangan Emma. Ia langsung pergi meninggalkan Emma.

"Kapten!" Emma mengejar Kaizo namun laki-laki itu sama sekali tidak menggubrisnya.

"Kapten! Saya minta maaf atas kelancangan ucapan saya kemarin." kata Emma, lagi-lagi Kaizo tidak menggubrisnya hingga mereka sampai di ruang rapat.

Sudah ada banyak orang yang berkumpul untuk membahas tentang pekan olahraga di anniversary TAPOPS.

"Akhirnya Kapten ikut anniversary TAPOPS!" seru seseorang.

Kaizo tersenyum kecil, "Ya, mungkin ini kesempatan saya."

"Kapten! Saya ingin bergabung dengan tim hockey es, saya adalah anggota club hockey es saat SMA dulu." seru seseorang lagi yang kemudian disahuti yang lainnya.

"Saya juara hockey tingkat kampung, Kapten!"

"Hey! Minimal tingkap Provinsi ya!" Lahap menyahut seruan orang itu yang membuat semuanya tertawa.

"Kapten! Emma adalah kapten club hockey es saat SMA dulu!" seru seseorang. Merasa terpanggil, Emma menoleh. Ternyata itu Alan Ho.

"Emma kapten club hockey es?" sahut Lahap.

Alan mengangguk-angguk, "Yah, saya satu SMA dengannya."

Emma tak mengerti apa yang dimaksud Alan. "Baiklah, Emma masuk tim hockey!"

Pernyataan Lahap membuat Kaizo memutarkan bola matanya, "Next, tim ice skating!"

.•°.•°.•°

Untuk latihan selama seminggu ini, mereka harus berlatih di aula yang lantainya sudah dibekukan menjadi es. Sesi latihan dibagi menjadi dua, jam tujuh pagi sampai jam tiga sore digunakan untuk latihan ice skating dan jam tiga sore sampai jam dua belas malam digunakan untuk latihan hockey.

Saat Emma berganti pakaian, ia bertemu dengan dua wanita lainnya yang juga merupakan anggota tim hockey.

"Kamu Emma ya?" panggil salah satu gadis di sampingnya.

Emma menoleh, "Benar, dan siapa kalian?"

"Aku Xiocha."

"Xiocha?" Emma sedikit berpikir, ia merasa familiaar mendengar namanya. Beberapa saat kemudian ia membungkuk, "Astaga! coach Xio ya?!"

"Santai saja, Emma. Dan ini Prietta." Xiocha menunjuk wanita yang ada di sampingnya.

"Selamat sore, coach Prietta." Emma kembali membungkuk, Prietta tertawa.

"Santai saja dengan kami." ujar Prietta.

"Ya benar, kami melihatmu seperti tidak punya teman. Anggap saja kami teman dekatmu." sambung Xiocha.

"Terima kasih coach." Emma membungkukkan badannya lagi, membuat kedua wanita itu terkekeh dengan sikapnya yang terlihat menggemaskan.

"Sebaiknya kita ke lapangan sekarang." ucap Prietta lalu diangguki Emma dan Xiocha. Mereka keluar dari ruang ganti bersamaan dengan para anggota tim ice skating yang baru saja selesai latihan.

Di tim itu ada Alan Ho, Emma kesal padanya karena sudah menyeret Emma masuk ke tim hockey yang sudah tentu disetujui oleh Letnan Lahap.

Sepanjang latihan itu, Emma sering gagal mencetak gol namun Xiocha dan Prietta terus memberinya semangat. Semenjak hari itu, mereka bertiga menjadi akrab, bahkan akrab sekali.

.•°.•°.•°

Latihan malam ini telah usai, semua balik ke ruang ganti untuk mengganti pakaian masing-masing.

"Emma!" panggil seseorang. Emma berbalik badan untuk melihat siapa yang memanggilnya.

Sial, itu Kapten Kaizo. Pria itu masih saja menatapnya dingin, Emma jadi tambah merasa bersalah.

"Ada apa, Kapten?" Emma mendekat, masih dengan sepatu luncurnya.

"Apa lukamu sudah sembuh? Kenapa menerima ajakkan Lahap untuk bergabung di tim hockey?" tanya Kaizo yang terkesan peduli namun dengan wajah datarnya.

"Saya hanya ingin berusaha menjadi prajurit yang baik." ujar Emma, ia menundukkan badannya.

"Dokter bilang luka saya sudah membaik, setidaknya tangan saya sudah bisa digerakkan." sambungnya, Kaizo mengangguk-angguk.

"Mau berlatih denganku?"

Gadis itu mendongakkan wajahnya, ia tersenyum lalu mengangguk. Mereka memakai helm hockey masing-masing dan berebut bola.

Gol pertama dicetak olek Kaizo, kemudian mereka terus berlatih lagi. Hingga tak terasa, dari kejauhan para anggota tim hockey lainnya melihat kedekatan Kaizo dan Emma.

"Jadi, selama ini rumor kedekatan Kapten Kaizo dan Emma memang benar ya?" celetuk Prietta. Kapten Kaizo yang terkenal memiliki sikap ketus itu mulai bergaul dengan wanita selain Kira'na.

"Ku dengar setelah pertempuran di Sun Nova Station, Kapten Kaizo mengangkat Emma menjadi asistennya." sahut yang lainnya. Xiocha dan Prietta saling berpandangan, merasa ada yang aneh dengan kapten mereka.

Jika memang alasannya untuk mengapresiasi kemampuan Emma, rasanya itu tak mungkin. Memang Kapten Kaizo tertarik untuk menguji keahlian anggota-anggotanya yang hebat, tapi yang Xiocha dan Prietta lihat ini di luar ekspektasi mereka.

"Kamu curiga tidak, kalau sebenarnya mereka berkencan?" tanya Prietta, sontak Xiocha langsung meliriknya.

"Yang benar saja. Ratu Kira'na yang sesempurna itu saja ditolak, padahal mereka sudah saling mengenal sejak kecil." ujar Xiocha.

"Lihat saja dirimu dan Sevo, aku saja tidak menduga ternyata kalian memiliki hubungan." balas Prietta.

Sementara di lapangan hockey, Emma sedang kegirangan mengoper bola ke gawang karena Kaizo berada di belakangnya. Emma berhasil mencetak gol.

Kaizo hanya menghela nafas, "Oke, permainan selesai." ujar Kaizo lalu membuka helmnya dan langsung meninggalkan Emma.

"Kapten! Tunggu saya!" Emma mengejar Kaizo, ia tertinggal karena Kaizo sudah sampai di pinggir lapangan dan melepas sepatu seluncurnya.

Emma terburu-buru melepas sepatunya dan mengejar Kaizo. Berkali-kali ia memanggilnya, namun laki-laki itu enggan menoleh.

"Kapten!" Emma menarik tangan Kaizo dari belakang hingga laki-laki itu berbalik badan dan menatapnya datar. Emma yang tersadar langsung menjauhkan tangannya dari tangan Kaizo.

"Apa Kapten membenciku?" tanya Emma.

"Untuk apa aku membencimu? Rasanya itu hal yang tidak berguna." jawab Kaizo lalu pergi mendahului Emma.

"Terima kasih, Kapten." ucap Emma, ia menyamakan langkahnya dengan Kaizo.

"Dengar ya, Emma. Meski kamu sudah membuat perjanjian dengan Kedutaan Euro, aku tetap akan melakukan pemberontakkan."

Ya, Kaizo tetap mengikuti nasihat dari ayahnya untuk terus maju dan melawan siapa pun yang menghalangi niat baiknya.

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top