CHAPTER 1

DISCLAIMER :
Animasi Boboiboy dan semua karakternya adalah milik Monsta Studios.
Seluruh alur cerita ini merupakan imajinasi Author dan tidak berkaitan dengan cerita sebenarnya pada animasi Boboiboy.

WARNING!!!
Original character, out of chatacter, typo dan kesalahan kata dalam ejaan.
Mohon maaf jika ada kesamaan dengan cerita lain.

RECOMENDED SONG :
Victory - Two Steps From Hill
Memory Reboot - Narvent and VØJ
Everything Works Out in the End - Kodaline
Round and Round - Heize
Sumpah dan Cinta Matiku - Nidji

.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°.•°

Seperti jadwal yang sudah ditentukan, hari ini adalah hari pertama ujian kelulusan pelatihan. Tim Kaizo memiliki tiga ujian yang bersifat wajib diikuti oleh calon anggota dengan SKP (Standar Kelulusan Pelatihan) nilai minimal 26,50. Ujian itu meliputi tes IT, pertandingan pankration, dan yang terakhir flight simulator.

Tes IT sudah dimulai sejak tadi pagi, Kaizo tidak bisa ikut mengawasi karena harus menemui Kira'na yang mendadak memberi kabar bahwa dia akan datang ke markas timnya.

Kira'na adalah sahabat Kaizo dan Fang sejak kecil, Kaizo bertemu dengannya setelah peristiwa pembantaian yang terjadi di kediaman Keluarga Zhou. Jujur saja, Kira'na itu perempuan yang menarik. Selain pandai bertarung, dia juga pandai memasak. Saat memakan masakan Kira'na, Kaizo merasa terbang di langit, walau hanya sesuap makan saja.

Gadis itu tersenyum girang, seperti menunggu tanggapan yang akan Kaizo berikan tentang masakannya. "Seperti biasa, enak sekali."

Kedua sudut bibirnya menarik sebuah senyuman manis, sambil bertepuk tangan kecil, tak lupa matanya juga ikut tersenyum. "Sudah ku duga, kamu akan menyukainya." ujarnya gembira.

Mereka mengobrol tentang beberapa hal yang terjadi akhir-akhir ini. Tentang kepemimpinan Kira'na sebagai Ratu Planet Gur'latan yang semakin maju dan berkembang, tentang pasukan Tim Kaizo yang kekurangan anggota sehingga harus mengadakan seleksi calon anggota baru.

"Kapan ujian akhirnya dimulai?" tanyanya dengan wajah polos.

"Sudah sejak tadi pagi." jawab Kaizo santai.

Kira'na tampak terkejut, dia terlihat gugup. "Kenapa kamu tidak ikut mengawasi?" dia tampak kebingungan dan merasa bersalah.

"Santai saja, sekarang sedang tes IT. Fang sudah cukup mahir untuk mengawasi mereka."

Sedetik kemudian, Kira'na merasa lega. "Lalu setelah itu?"

"Tes IT akan selesai pada siang ini, setelah itu dilanjutkan pertandingan pankration."

Pankration adalah sebuah pertandingan olahraga yang diperkenalkan di Yunani dalam Olimpiade pada tahun 648 SM dan merupakan olahraga penyerahan tangan kosong dengan hampir tidak ada aturan. (Wikipedia)

Dalam olahraga ini, biasanya hanya dilakukan oleh dua altlet pria yang berhadapan satu sama lain dan berkelahi secara brutal tanpa ada banyak aturan. (Kumparan)

Namun dalam sistem pertandingan di Tim Kaizo, seluruh calon anggota akan dikumpulkan dalam satu lapangan, baik laki-laki maupun perempuan. Para calon anggota akan berkelahi secara brutal dan bersamaan. Pemenang akan ditentukan oleh satu petarung yang masih bertahan hingga akhir pertarungan.

Dulu, sistem pertandingan ini sangat ditentang oleh TAPOPS, karena berakibat fatal dan hampir menghilangkan banyak nyawa. Namun bagi Kaizo, sistem ini membuktikan petarung-petarung yang berpotensi dan memiliki sistem kekebalan tubuh yang kuat. Sehingga mereka mampu berhadapan dengan banyak musuh dan bertarung dalam jangka waktu yang lama.

"Apa kamu sudah pernah kencan dengan wanita?"

Pertanyaan tak terduga itu terucap oleh bibir Kira'na. Kaizo sampai tersedak setelah mendengar pertanyaannya. Kenapa Kira'na bertanya seperti itu?

Wajahnya tampak gugup saat Kaizo menatapnya dengan tatapan dingin, "Tapi jika kamu tidak ingin menjawab, tidak apa-apa. Mungkin itu termasuk privasi." ucapnya lagi. Mungkin Kira'na merasa Kaizo tak nyaman dengan pertanyaannya. Kaizo hanya tak pernah berfikir sejauh itu.

"Kenapa kamu menanyakan itu?" tanya Kaizo. Kira'na tampak semakin gugup, ada apa dengannya? Bibirnya berkali-kali ingin mengucapkan kata namun selalu terulur.

Kaizo masih menunggu jawaban dari pertanyaannya. Kira'na menyadarkan dirinya, dan terkekeh gugup. "Aku hanya bertanya, laki-laki sepertimu bisa saja tidak tertarik pada wanita."

Putra sulung Keluarga Zhou itu meraih secangkir teh hangat yang ada di meja. Ia menyelesaikan makannya dengan meneguk secangkir teh yang tak terasa manis.

"Bukan begitu, hanya saja aku belum bertemu wanita yang memikat hatiku. Lagi pula, aku lebih tertarik pada pekerjaanku."

Kaizo merasa lega saat Kira'na menanggapi jawabannya tanpa wajah murung. "Baguslah, menikah saja dengan pekerjaanmu."

Hanya kekehan kecil yang ia berikan. Mungkin Kaizo terlihat gila kerja di mata sahabatnya itu. Mau bagaimana lagi, pekerjaan ini telah menjadi bagian dari hidupnya, pekerjaan ini telah menjadi tangung jawabnya usai mewarisi kekuatan energi. Kaizo tak bisa mengingkari amanah dari Ayah dan Ibunya dengan begitu mudah.

Tak terasa waktu telah berlalu, Bel istirahat telah berbunyi, menandakan waktu makan siang telah tiba. Fang dan Lahap tiba-tiba datang ke ruang kerja Kaizo dengan terbirit-birit.

Mata Fang berbinar saat melihat makanan-makanan yang dibawa oleh Kira'na. Ada sup lobak merah, nasi ayam lobak merah, puding lobak merah, kue lobak merah, dan jus lobak merah. Semua makanan itu menggunakan bahan berupa lobak merah, makanan kesukaan Kaizo dan Fang.

Sedangkan Lahap, dia tidak akan memakan semua makanan itu sampai kapan pun. Sayur-sayuran hanya membuatnya menjadi lemah. Dia datang kesini hanya untuk menyapa Kira'na. Setelahnya, dia pergi untuk makan siang di kantin.

"Bagaimana tesnya? Sudah ditentukan peringkatnya?" tanya Kaizo.

Fang mendongak dengan mulutnya yang penuh makanan, ia menelan makanan itu sebelum menjawab pertanyaan sang kakak. "Semuanya beres Bang ...."

Begitulah Fang, hanya disiplin saat bekerja, di luar jam kerja mereka seperti kakak adik pada umumnya.

"Siapa yang berada di peringkat satu?"

"Alan Ho."

Aku mengerutkan dahi, "Bukan Emma Lee?"

Fang menggeleng, "Di tes IT dia selalu mendapat peringkat tiga, Aku rasa dia memang tidak terlalu menekuni bidang itu."

.•°.•°.•°

Pertandingan pankration akan segera dimulai. Pertandingan ini berlangsung di lapangan yang berada di belakang markas kami, lapangan ini memang sering menjadi tempat untuk latihan para anggota pasukan tim kami.

Tak hanya para pelatih yang menonton, tapi seluruh anggota pasukan tim kami diperbolehkan untuk menonton pertandingan tersebut. Karena di sinilah penilaian yang sangat seru, kita diperlihatkan pertarungan sengit antara para calon anggota. Dan tentunya yang menang pun akan merasa bangga karena telah bertarung di depan para anggota resmi.

Para anggota resmi sudah duduk di kursi penonton yang mengelilingi lapangan, seperti stadion sepak bola. Masing-masing membawa cemilan sambil menonton pertandingan pankration.

Fang telah menyediakan tempat untuk Kaizo dan Kira'na. Tempat itu berada di tengah-tengah penonton, tak terlalu tinggi dan tak terlalu rendah sehingga seluruh area lapangan terlihat dengan jelas. Di seberang tempat duduk mereka juga ada layar videotron yang akan menyoroti peserta paling menarik.

Mula-mula Lahap membuka acara kedua pada sore ini dan mempersilahkan seluruh peserta untuk masuk ke area lapangan. Para pesera memakai pakaian olahraga masing-masing dan hanya dibekali dengan training gloves. Jika dilihat dengan seksama, mereka memang lebih dominan laki-laki, dan terlihat sangat gugup.

"Baiklah mari kita mulai pertandingan ini dalam hitungan 3, 2, 1 ...."

Dor!

Suara tembakan pistol terdengar, menandakan pertandingan telah dimulai. Para calon anggota mulai menyerang satu sama lain. Jika dibayangkan, suasana disini seperti sedang menonton tawuran.

Satu per satu peserta tumbang karena tak kuat melawan musuh yang banyak. Mereka yang sudah tumbang terpaksa terinjak-injak rekan mereka yang masih berdiri untuk merebutkan kemenangan.

Sistem pertandingan ini sering mengakibatkan cedera yang serius, kadang sampai patah tulang, bahkan sampai merenggut nyawa. Maka sebisa mungkin jika sudah tidak kuat, lebih baik langsung menepi jika tidak ingin terinjak-injak.

Pertandingan ini sudah berlangsung selama dua puluh menit, dan sudah sebagian peserta yang tumbang. Para penonton bersorak-sorak. Mungkin para peserta akan menganggapnya sebagai bentuk dukungan. Namun sebenarnya, itu bentuk bahwa kami menikmati pertarungan tersebut.

"Yang mana Emma Lee?" tanya Kira'na tiba-tiba.

Kaizo reflek menoleh dan menggeleng, "Aku tidak tahu. Di biodata, wajahnya tidak terlalu jelas."

Kira'na mengangguk, "Mungkin dia sudah tumbang lebih awal." ucapnya, ia  berpikir demikian karena melihat peserta wanita sudah banyak yang tumbang.

sepuluh menit berlalu, sekarang hanya tersisa sepuluh petarung terbaik yang masih bertahan hingga detik ini. Penonton tambah kegirangan, pertarungan itu semakin sengit meski mereka sudah kelelahan, tak sedikit juga yang sudah sampai berdarah.

Dari kesepuluh petarung itu, ada satu petarung yang menarik perhatian Sang Kapten. Tak hanya perhatian Kapten saja, tapi seluruh penonton juga terpukau dengan keterampilan bela dirinya. Semua teknik-tekniknya tepat mengenai sasaran lawan.

Hingga petarung terus berkurang dan dia selalu bertahan. Dia adalah satu-satunya petarung wanita yang berhasil bertahan sejauh ini, hingga memasuki lima petarung yang masih berdiri.

Pada akhir pertarungan, keempat petarung itu bekerja sama untuk mengepungnya. Tapi dia selalu memiliki banyak cara untuk menghabisi lawannya. Hingga lawan terakhirnya yang sulit dijatuhkan.

Para penonton mulai heboh, karena itu babak penentuan pemenang dan yang tersisa hanya satu petarung laki-laki dan satu petarung wanita yang sulit dijatuhkan. Hal ini membuat penonton bertambah ramai karena mempertaruhkan harga diri seorang laki-laki, antara harus mengalah dan tak ingin mengalah.

Bisa dilihat, petarung laki-laki itu memilih untuk tak ingin mengalah. Wajahnya terlihat bengis saat berhasil menjambak surai pendek wanita itu kemudian berhasil membanting tubuhnya, ia menendangnya bertubi-tubi tanpa ampun.

Beruntungnya wanita itu bisa menghindar dan bangkit untuk memukul laki-laki itu dari belakang. Namun sialnya ia kembali ditendang dan terjatuh. Melihatnya saja, semua orang bisa merasakan sesakit apa yang dirasakannya.

Laki-laki itu berbalik badan dan menghadap pada para penonton yang bersorak-sorak. Dirinya seakan bangga dan berpikir telah menang.

Ada lima bagian terlemah tubuh manusia. Ulu hati atau bagian dada, mata, hidung, jakun, dan leher.

Semua orang tak menyangka bahwa wanita itu akan bangkit meski sudah sempoyongan. Kepalanya terlihat pusing, dia seperti mencoba untuk mengembalikan kesadarannya. Ia menggunakan cara terakhir untuk melumpuhkan lawannya, yaitu dengan meninju leher lawan dengan sekuat tenaga hingga jatuh ke tanah, kesadarannya hilang seketika. Dan dia berhasil melakukannya!

Penonton bersorak saat Lahap mengangkat tangan kanan wanita yang sudah tampak sempoyongan itu. "Pertandingan pankration ini resmi dimenangkan oleh Emma Lee!" Lahap pun tampak bangga saat mengumumkan kemenangan ini.

Wanita itu bernama Emma Lee, yang berhasil memikat hati para penonton dengan keterampilan bela dirinya yang hebat. Banyak pujian yang didapatkan olehnya setelah meraih kemenangan pada pertandingan pankration ini.

Untuk pertama kalinya, Kaizo melihat wajah wanita itu dengan sangat jelas lewat layar videotron yang terpapar di depannya. Tatapan dingin dari iris matanya yang berwarna abu-abu gelap terlihat sangat letih, rambutnya yang acak-acakan dan keringat yang bercucuran di wajahnya terlihat turun sampai ke dagu.

Mata itu seakan menatapnya dengan datar. Kaizo merasa mereka seperti sedang saling bertatapan lewat layar videotron.

Karena kemenangan yang berhasil diraih olehnya, Sang Kapten menjadi penasaran, seperti apa karakter Emma Lee?

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top