02
Selamat membaca
Tolong tinggalkan kritik, saran dan komentar ya ^~^
Saya harap kalian menyukai karya soukoku saya yang satu ini.
Terimakasih sudah mampir membaca <3
°
°
°
"Baik dengarkan semua. Perkenalkan orang ini Nakahara Chuuya, ada yang mengenal nya?"
Demam panggung seperti nya nama yang tepat untuk menjelaskan suasana yang ia rasakan saat ini. Pria jangkung bersurai kuning bernama Kunikida itu menarik nya langsung ke gedung latihan, ingin memperkenalkan dirinya pada semua pemain. Lihatlah ia saat ini, berdiri kaku layaknya prajurit sigap dalam situasi apapun.
Biasanya saat pertama kali konser ia tidak setegang ini, seharusnya ia sudah biasa dengan sorotan banyak mata itu bukan?
"Dia seorang sastrawan puisi bukan?" Tebak salah satu pemain. Chuuya tertarik dengan surai nya yang mencolok.
"Kau benar Tachihara. Nakahara Chuuya yang kalian kenal." Jawab Kunikida.
"Tidak ku sangka aku bisa bertemu langsung dengan penulis nya!"
"He?" Kali ini wajah Chuuya terganti dengan wajah bingung.
Selama ini ia kira tulisan nya telah tenggelam dimakan zaman. Tersisih oleh karya karya baru khas remaja kekinian. Siapa sangka ternyata masih banyak yang membaca karangan nya itu.
"Perkenalkan. Nama ku Edogawa Ranpo, semoga kita bisa bekerja sama dengan baik ya!"
Chuuya menyambut jabatan tangan paksa itu-walaupun Ranpo yang menariknya lebih dahulu- dengan senyum yang berusaha ia buat agar terlihat tulus.
"Y-ya..salam kenal."
Sial..ia benar-benar benar gugup. Orang-orang ini baik dan ramah hingga Chuuya takut bertingkah menunjukkan sisi buruk pada mereka nanti.
Di tengah keramaian itu Dazai mendengus pelan dengan kedua tangan yang berkecak di pinggang.
"Ada apa?" Tanya Kunikida yang mendengar suara dentuman kecil itu.
"Tidak. Aku senang suasana sedih para pemain langsung berubah setelah dia datang."
"Benar juga ya. Padahal pemain sebelum nya itu memiliki sifat kekeluargaan yang tinggi tidak heran banyak pemain yang kecewa dan sedih pada nya."
"Ku rasa Chuuya juga bisa membuat suasana itu."
"Chuuya?" Kunikida menoleh pada Dazai "kau langsung memanggil nama belakang nya?"
"Kenapa? Semua orang jika ingin menciptakan suasana kekeluargaan juga pasti memanggil seseorang langsung dengan nama belakang bukan?"
Kening Kunikida mengkerut mendengar pemaparan Dazai yang menurut nya sangat menjijikan. Ia langsung menjawab, "Aku akan menganggap mu orang aneh yang sok akrab."
"Jahat sekali."
"Kenyataan."
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Air mineral diteguk nya hingga nyaris hampir habis setengah, Chuuya menyeka ujung bibir dari air yang keluar di sela-sela bibir. Iris nya memperhatikan para pemain, memerankan bagian nya dengan sangat baik. Tugas nya di dalam teater hanyalah seorang puitis yang jatuh cinta pada seorang pangeran, sejujurnya ia sempat marah ketika mengetahui peran yang ia dapatkan adalah perempuan namun Kunikida menjelaskan jika mereka tidak punya pilihan lain dan Chuuya dinilai terlihat sedikit cocok untuk peran itu dilihat dari ukuran tubuhnya
tersinggung? tentu saja, namun ia tidak bisa membuang kesempatan besar ini hanya karena perasaan.
Chuuya mendengus kesal tatkala seorang pemain duduk di sebelahnya. Memperhatikan dirinya untuk beberapa saat.
"Kenapa?" Tanya orang itu
"Tidak apa."
"Masih kesal dengan bagian mu?"
Jika ia jawab iya apa yang akan orang ini berikan sebagai respon? sepertinya jawaban nya tidak akan berbeda jauh dengan jawaban Kunikida tadi.
"Berusaha untuk menerima dan memerankan nya dengan baik sebisa ku."
Dazai mengangguk seraya menenggak habis sisa air mineral di botol milik nya.
"Menurut ku kau multitalent. Tidak semua pemain teater senior dapat memerankan peran yang berlawanan dengan gender mereka tapi kau, aku tidak tahu sebelumnya kau pemain teater atau bukan tapi kau tadi terlihat sangat profesional."
Ucapan itu entah hanya sebagai penyemangat atau tidak namun Chuuya sedikit tersentuh mendengarnya. Untuk beberapa iris mereka bertemu dan Chuuya dapat melihat senyum khas Dazai.
"Terimakasih atas hiburan mu tapi aku hanyalah seorang musisi kecil." Jawab Chuuya kini tak lagi menatap nya.
"Hey kau putus asa? Kau bisa jadi penyanyi terkenal jika kau mau."
Chuuya kini menggeleng. Ia tahu ia bisa-bukannya sombong tapi memang banyak tawaran dari agensi pada nya- ia hanya tidak ingin kehidupan pribadinya diusik orang lain. Ia ingin berkarya dengan tenang tanpa tuntutan menjaga citra atau image.
"Aku tidak tertarik menjadi orang terkenal."
Lenggang sejenak. Mereka membiarkan atmosfer belakang panggung mengisi kelenggangan diantara keduanya.
"Tapi kau sedang masuk ke dalam ranah menjadi terkenal." Dazai bersuara kembali.
"Maksud ku lihat kau sedang berbicara pada ku, dengan beberapa artis terkenal lainnya seperti Tachihara atau Ranpo." Sambungnya lagi.
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺
Cafe selalu ramai setiap menjelang malam namun ini bahkan masih jam 4 sore cafe sudah seramai ini, tidak biasanya, membuat Chuuya terheran. Ada apa sebenarnya.
Cafe memang biasanya ramai namun tidak di jam pulang kerja seperti ini. Dengan gitar yang terbungkus tas di bahu, ia berjalan merengsek memasuki cafe, berusaha hingga memasuki ruang karyawan.
"Apa apaan antrian ini huh?" Celetuk Chuuya kesal dengan meletakan tas gitar nya di sofa karyawan.
"Aku juga terkejut, tidak biasanya cafe ramai seperti ini."
Iri biru Chuuya menatap rekan panggungnya itu dengan penasaran. Harap harap pria itu tahu jawaban dari kasus ramai nya cafe di sore hari.
"Ada apa memangnya?"
"Kau tidak tahu?"
Suara pintu yang terbuka mengalihkan tatapan semua orang di dalam ruangan tersebut. Manejer cafe akhirnya akan menjawab kebingungan mereka.
"Malam ini kalian harus tampil dengan lebih baik karena kita memiliki tamu VIP yang luar biasa."
"Luar biasa? Pejabat negara?" Chuuya menjawab dengan nada keheranan.
"Bukan. Kau pastinya tahu aktris yang sedang naik daun sekarang?"
Dazai Osamu?!
Bukan hanya Chuuya, seluruh orang yang sedang beristirahat di ruangan karyawan itu pun terkejut bahkan sebagian yang tadinya tidak tertarik dengan topik pembicaraan, mereka justru ikut mendengarkan.
Ekspresi terkejut yang tidak bisa ditutupi ditambah wajah keheranan. Bagaimana bisa seorang aktris besar memilih cafe sederhana ini untuk bersantai?
"Apa yang dilakukan orang terkenal itu?"
Chuuya juga penasaran dengan jawaban maneger atas pertanyaan karyawan seorang gadis tersebut.
"Mereka menyewa ruang VIP untuk rapat. Entah bagaimana caranya mereka keluar nanti. Intinya kalian harus lebih ekstra dalam performa hari ini."
Setelah nya maneger pergi meninggalkan ruang karyawan. Wajah berseri-seri terlihat jelas di wajah karyawan cafe termasuk Chuuya. Pria itu menjadi gugup, ia adalah main vokal nya. Bagaimana jika Dazai tidak menyukai nya? Bagaimana jika rasa gugup membuat suaranya tidak seimbang?
🌠🌠🌠🌠🌠🌠
Tatanan lampu cafe sudah diatur sedemikian rupa ketika acara konser dimulai. Chuuya dan tim menyiapkan peralatan di atas panggung seraya menyapa beberapa fans nya. Sorakan senang membuat Chuuya lebih percaya diri. Ia tidak ingin melihat ke ruangan VIP karena itu hanya akan membuatnya gugup.
Dazai Osamu ada di dalam sana, sedang memperhatikan nya dengan wajah yang ia sendiri tidak tahu bagaimana.
Ketika mic di dekat kan dan bas mulai dipukul, instrumen alat musik mulai terbentuk lagu intro, Chuuya memasuki lagunya dengan baik. Ia mencoba tenang dengan melihat fans di depan nya saat ini, membuat mereka senang menikmati lagu-lagu nya. Chuuya bahkan mengajak pengunjung cafe untuk ikut bernyanyi bersama.
Setelah lagu pertama selesai, penonton bersorak puas. Suara tepuk tangan memenuhi seluruh cafe, Chuuya dan tim sangat senang dengan reaksi mereka.
"Sudah siap dengan lagu ke dua?" Tanya Chuuya dengan jawaban sorak sorai pengunjung.
Baiklah, Chuuya dan tim mulai memasuki lagu ke dua dan terus mengajak pengunjung ikut bernyanyi bersama.
Hingga malam performa band kecil itu mengunci perhatian Dazai dari awal perform hingga akhir. Pria alpha itu benar-benar menyukai bagaimana Chuuya bernyanyi dan memainkan gitar secara bersamaan. Ia suka tangan lentik itu menarik senar gitar hingga menciptakan melodi yang indah.
Tidak salah jika Fukuzawa selalu menunjuk cafe ini untuk rapat atau sekedar bersantai kecil.
🌠🌠🌠🌠🌠🌠
Dazai terkejut mendengar kabar produser bahwa peran Chuuya digantikan oleh orang lain. Ia kecewa karena keputusan produser yang menurut nya egois. Tenggat waktu sudah seminggu lagi dan peran wanita itu digantikan oleh orang lain.
"Memangnya ada apa dengan Chuuya?"
Tachihara menoleh pada Dazai "Kau menyebutkan namanya seperti itu seolah sudah akrab?"
"Apa itu masalah untuk mu aku ingin memanggil nya apa?" Dazai menjawab dengan nada dingin.
"Sudahlah kalian tidak ada gunanya bertengkar. Nakahara sendiri yang mengundurkan diri. Ia tidak bisa melanjutkan peran ini karena ia tidak pernah ber akting sebelum nya." Produser menjawab dengan tenang.
Kedua tangan Dazai terkepal kuat. Mendengar hal itu membuatnya merasa kecewa entah pada Chuuya atau pada produser yang tidak berusaha menahan nya. Jika pertunjukan teater ini hancur maka ia tidak akan lagi berkontribusi dengan pertunjukan teater apapun lagi.
Dunia akting adalah segalanya untuknya. Ia telah lama berenang di dunia ini. Dari kecil tentu saja, ia dikenal dengan julukan aktris cilik jenius. Dengan kepintaran nya ia dapat membuat lawan main nya dimanipulasi. Seolah sifat manipulasi itu adalah sifat asli Dazai.
"Sebaiknya kita latihan saja dengan pengganti baru itu, aku ada jadwal model dua jam lagi." Kemudian Dazai pergi meninggalkan kerumunan para pemain itu.
Dazai memang seorang aktor terkenal namun sifat tegasnya dengan menghargai waktu membuatnya dinilai sombong oleh aktris lain.
Ia hanya tegas untuk tidak membuang waktu sebanyak mungkin.
Namun setelah melihat Chuuya, Dazai merasa tidak masalah menghabiskan waktu di lokasi syuting dalam waktu yang lama. Ia merasa tenang melihat pria itu entah kenapa.
Akan tetapi diratapi juga tidak akan membuat Chuuya kembali. Ia masih bisa menemuinya di cafe dan bertanya padanya tentang hal ini
Chuuya hanyalah seorang musisi kecil, pastinya kaget untuk pria itu yang tiba-tiba memasuki dunia akting. Sekeras apapun ia berusaha, ia akan terlihat seperti kanebo kering nantinya. Dazai memahami hal yang membuat Chuuya merasa terbebani seperti itu.
Malam ini ia akan kembali ke cafe lagi untuk melihat Chuuya, itu keinginan nya jika tidak ada jadwal padat itu yang membuat harinya sibuk.
Dengan gigih Dazai berlatih peran untuk teaternya. Dua jam kemudian ia lanjut pergi ke tempat pemotretan sebagai model majalah, malam nya ia memiliki jadwal syuting di sebuah drama TV, sampai tak terasa hari telah berganti menjadi malam.
"Haahhh." Ia menghela nafas lelah di dalam mobil. Dengan kursi yang sedikit dimundurkan, irisnya terpejam dibalik kelopak mata. Ia tak kuat hanya untuk membuka mata sekalipun karena terlalu lelah.
"Saya akan mengantarkan anda pulang, Dazai san."
Itu suara manegernya dan Dazai tidak perlu menjawab ucapan itu. Mobil kemudian melaju pergi.
"Apa ada yang ingin anda makan sebelum sampai rumah?" Manejer bertanya di tengah tengah kesunyian.
"Apa saja, bangunkan aku jika sudah sampai."
"Baik."
Keadaan kembali hening, hanya suara dengkur Dazai yang mengisinya.
🌠🌠🌠🌠🌠
"Dazai san, kita sudah sampai."
Tubuh yang diguncang pelan membuatnya terbangun. Dazai menguap kemudian mengerjapkan mata beberapa kali untuk mengimbangi penglihatan nya.
Beberapa saat ia terdiam melihat wajah manejer nya itu. Ia kembali mengucek matanya berharap matanya yang rusak kali ini namun hal yang ia lihat bukanlah ilusi, membuat Dazai bangun sepenuhnya.
"C-chuuya?"
"Kita sudah sampai."
"Tapi bagaimana k-kau?"
Chuuya menarik Dazai untuk keluar dari mobil dan membahasnya di dalam kediaman Dazai saja.
"Saya mendapatkan tawaran dari produser agensi anda bahwa manejer mu sudah mengundurkan diri karena akan melanjutkan kuliah di luar negri."
Dazai pernah mendengar ucapan manejernya itu sebelumnya namun ia tidak menyangka jika pengganti nya adalah Chuuya.
"Jadi, kau manejer baru ku?"
Chuuya mengangguk sebagai jawaban.
Takdir terkadang bisa se-bercanda itu.
Bersambung
04/07/2023
Btw saya buat sifat Chuuya disini tidak barbarly ya, berbeda dengan sifat asli karakternya tapi ngeselin juga :)
Agar kerasa feel nya saat ada masalah. Jika tidak suka sifat Chuuya yang berbeda, kalian bisa ajukan komentar
Terimakasih ^~^
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top