Insomnia *19
REPOST SAMPAI CHAPTER 31!
Happy reading!
The Sorcery: Little Magacal Piya
Aku baru saja mengakhiri satu malam terakhirku barusan. Perang akan dimulai hari ini. Aku tidak tahu apakah hanya aku yang tidak bisa tidur nyenyak, atau mungkin semua orang? Atau ada yang tidak peduli soal perang ini?
Kulihat matahari telah terbit, awal mula hari, dan awal mula peperangan yang akan dihadapi. Sesuai dengan prediksi kami, clan BlackMix akan datang siang nanti.
Siang nanti adalah puncaknya, puncak kegelapan yang harus dihadapi oleh kami.
Hari ini telah datang. Hari dimana clan Magacal akan dijajah oleh clan BlackMix.
Aku hanya berharap, tempat yang sudah dipersiapkan oleh kami benar-benar tidak ketahuan. Aku berharap tidak ada yang terluka kali ini.
Hanya karena aku.
"Sudah bangun ya? Sudah siap?" tanya Kayato-Senpai menghampiriku. Dia duduk di sampingku, sambil menatapku dengan harap-harap cemas.
"Sebenarnya aku belum tidur sama sekali," ujarku sambil memeluk kakiku.
"Apa!? Kau gila ya?" Kayato-Senpai tampak marah, sementara aku memberikan cengiran kepadanya.
"Bukannya wajar? Kan yang diincar disini, aku." ujarku sambil menenggelamkan kepalaku diantara lutut dan kakiku.
"Justru karena kau yang diincar, makanya kau harus tidur! Kau harus banyak istirahat agar kau mampu kabur nanti." Dia mengomel layaknya ibu tiriku. Aku memutar bola mataku bosan, padahal Kayato-Senpai mengenalku, dia tahu kalau aku tidak suka diomeli seperti ini.
"Aku belum ngantuk."
Aku tidak berbohong, aku memang sedang tidak mengantuk. Aku sudah mencoba memejamkan mataku sedaritadi. Tetapi, Aku sama sekali tidak mendapatkan tidur nyenyakku. Malahan, rasa khawatir itu semakin besar setiap detiknya.
"Aku bisa membantumu," potong seseorang dari belakang, membuatku dan Kayato-Senpai segera berbalik.
"Bagaimana caranya?" tanyaku datar.
Memang, Tazu memiliki kekuatan Ice User, dimana dia bisa dengan seenaknya mengendalikan rasa kantuk yang dapat timbul karena hawa dingin.Tapi, untuk saat ini, dia tidak bisa menggunakan kekuatannya.
Ingat? Hari ini adalah hari-H.
Tidak ada seorangpun yang bisa menggunakan kekuatannya, kecuali kalau dia adalah Double Power.
"Hei, kau harus jadi anak baik sekarang. Atau perlu, aku menyuruh salah satu roh disini untuk memaksamu tidur sampai perang selesai?" tanya Kayato-Senpai dengan nada mengancam yang tidak cukup membuatku takut.
"Bagaimana bisa? Kayato-Senpai kan bukan Double Power." balasku sambil tersenyum sinis. Kayato-Senpai nampak langsung memandangku dengan tatapan kesal, seperti ada sesuatu yang hendak diumbarkannya, namun dia terbungkam. "Dan kau juga, Tazu. Kau tidak bisa membuatku tertidur lagi." lanjutku
"Hei, apa maksudmu dengan lagi?" tanya Kayato-Senpai dengan tatapan curiga. Barulah aku mampu meresponnya begitu keheningan terjadi sekitar lima detik.
"Eh, bukan! Maksudku bukan seperti itu!" ujarku sambil menggeleng-gelengkan kepalaku, berusaha membuat Kayato-Senpai mempercayaiku, dan mengenyahkan semua pikiran-pikiran negatifnya. "Iya kan, Tazu?"
"Iya, Senpai." balasnya singkat.
"Kau tak perlu memanggilku senpai." sahutnya. "kita nampak seperti seumuran"
"Aku dan Piya seumuran."
Aku langsung melototinya. Memangnya dia tahu, umurku berapa?
Suasana sempat menegang, sampai akhirnya seseorang datang mencairkannya.
"Hei-hei!" sapa orang keempat dan kemudian suasana menjadi normal kembali.
"Rainna!"
"Semuanya sudah selesai kan?" tanya Rainna sambil mengancungkan jempolnya ke arah Tazu. Aku menolehkan kepalaku sedikit. Nampak Tazu juga mengancungkan jempolnya, yang sebenarnya tak cocok dengan wajahnya yang berekspresi datar itu.
"Kat-to, bagaimana kabar roh-rohmu disana?" tanya Rainna dengan begitu riangnya. Sayangnya, langit saat ini tetap normal. Tidak cerah atau mendung. Hanya berawan sedikit, yang mana halnya kekuatan Rainna tidak berefek sama sekali dengan langit kali ini.
"Aku tidak tahu," jawabnya sambil menutup kedua matanya dengan satu telapak tangannya, dia tampak kacau tanpa teman-teman kecilnya itu. "Aku duluan yah." sahut Kayato-Senpai, melangkah menjauh. "Tidurlah sebentar, Piya."
Aku menatap punggung Kayato-Senpai dengan kesal, lalu seseorang menepuk bahuku.
"Aku juga yah!" Sahut Rainna sambil tersenyum licik.
Apa maksudnya senyuman itu?, batinku curiga.
"Piya, aku mau mendengar penjelasanmu tentang Life River." sahut Tazu sambil duduk di sebelahku. Aku menatapnya datar lalu menoleh arah lain.
"Apa?" tanyaku berusaha mengacuhkannya.
"Kau minum, tidak?" tanyanya tanpa ekspresi.
Aku langsung menunduk cepat, aku lupa. Aku lupa kalau aku belum meminum air itu. Aku lupa kalau aku hanya bisa hidup sekali.
Dan aku lupa, aku dalam bahaya besar, tanpa ada kesempatan lagi.
"Kau sendiri?" tanyaku balik. Dia nampak bingung dan gelisah sekali.
"Aku tidak masalah, tapi kau-"
"Sudahlah. Aku tidak apa-apa kok." potongku, masih tak mau menolehnya.
"Kau dalam bahaya." sahutnya dengan nada yang terdengar amat kesal.
"Kau juga!" seruku. "Kau juga tidak minum air itu kan?"
"Kau harus tidur."
"Sudah kubilang, aku tidak mengan-"
"Nanti, akan kubangunkan." potong Tazu sambil meletakan tangannya di kedua kelopak mataku. Seketika itu juga, ada rasa ngantuk datang secara tiba-tiba.
Tunggu.
Tazu bisa menggunakan kekuatannya?
Bukannya, hanya seorang Double Power yang bisa?
Berarti, Tazu itu, seorang Double Power kan?
"Selamat tidur," bisiknya hingga akhirnya kegelapan mendominasi pikiranku, suaranya tertelan oleh musnahnya kesadaranku.
*
Someone's POV
Mengapa harus memilih Light sebagai orang yang menyerang terlebih dahulu?
Akan kujawab.
Dee, seorang Phobia Detecter, menyimpulkan bahwa ada tiga hal yang paling ditakuti oleh Piya, Wings Maker. Dia tidak takut kematian, tetapi dia takut kehilangan. Sangat Tipical seorang Wings Maker.
Dia tidak takut sendirian, tetapi dia takut dengan hal-hal gaib semacam itu. Dikarenakan Ghost&Spirit, Kato, memihak ke clan Magacal, kami pun membatalkan niat kami untuk menggunakannya.
Dan, dia memiliki phobia terhadap petir.
Light adalah seorang Electric Thunder.
Wings Maker tidak bisa menggunakan kekuatannya seharian ini kan? Atau mungkin dia sedikit beruntung mempunyai dua kekuatan? Tidak mungkin, kan?
Karena itu, BlackMix dipastikan akan menang kali ini.
Bersiaplah merasakan kegelapan yang tidak ada habisnya.
Kulihat dari sebuah bola krystal, clan BlackMix sudah berada di depan Gerbang perbatasan Magacal. Yang tampak kosong, tampak tak berpenghuni, dan tampak lemah.
Bersiaplah kehilangan hidupmu, Magacals.
UPDATED : 17 SEPT 2015
A/N
Nah-nah. Pasti pada nanya-nanya kayak gini dalam hati.
Kapan perangnya? Next Chapter.
Lah, kok gantung? Yaemang segitu chapternya. Mo gimana lagi?
Kapan Update? Nggak lama kok. Emang saya pernah, nggak update lebih dari seminggu? Orang sayanya juga tancap-tancap pengen selesaiin.
Lho-lho? Emang Udah mo End ya? Kagak sih. Cuman Tancep doang.
Saya jujur deh, ini, CHAPTER TERPENDEK yang pernah saya tuliskan disini. Chapter ini berisi tentang awal mula rahasia seorang Tazu. Siapa dia sebenarnya? Mengapa lama-lama dia jadi mirip Stalker ya?
Lupakan-lupakan.
Sekali lagi, terima kasih buat semua Readers yang add cerita ini di Library kalian. Terima kasih buat yang Comment, Terima kasih buat yang Vote, Terima kasih buat yang udah add cerita ini di Reading List dan terima kasih yang cuman nambah mata.
#33 Fantasy (17 Sept 2015)
Big Love, Prythalize
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top