Cross *26
REPOST SAMPAI CHAPTER 31!
Capek ih, ngingetin mulu, tapi lebih capek lagi pas kudu balas yang nanyain satu-satu -_-
Happy reading~
The Sorcery: Litle Magacal Piya
Beberapa hari ini, aku tidak bertemu dengan Invi. Baik saat jadwal patroli yang diserahkan kepada setiap minggunya, atau saat aku mengunjungi dapur, atau ruangan yang sudah tidak dia gunakan.
Invi seolah hilang. Lenyap.
Entahlah, dia menghindariku, atau menghilangkan dirinya dengan Invisible Transparant setiap hendak berpapasan denganku.
Aku tidak tahu.
Pandanganku tertuju ke arah Magacal-Magacal yang asyik mengintai lewat semak-semak, merencanakan siasat untuk menangkap anggota BlackMix yang sedang berpatroli.
Saat ini, aku duduk di bawah pohon beringin yang cukup rimbun, cukup lebat untuk menutupi kemungkinan anggota BlackMix menemukanku.
Beberapa kali, aku akan menghela nafas. Aku merasa bodoh. Aku memang tidak mengatakan hal-hal yang menyakiti Invi. Tapi, aku tidak tahu sumpah serapah apa yang kupikirkan saat meninggalkannya. Pastilah kalimat yang kulontarkan itu menyakitinya.
Aku makin diliputi rasa bersalah saat memikirkan terus pikiran batinku yang tidak kunjung kuingat. Malahan, aku mulai lupa mengasihani diriku.
"Yako," tegur seorang gadis yang kuyakini adalah salah satu anggota Clan Magacal yang dulunya adalah salah satu murid Senior. Hanya saja, aku tidak mengenalnya. "Pakai topengmu."
Aku memperhatikan sekelilingku, dan mendapati lelaki-lelaki yang mengawal, kini menatapku dengan tatapan kagum, yang membuatku bergidik jijik dan segera memakai topeng putih kilat itu tanpa berpikir dua kali.
Gadis itu pun memakai topengnya setelah melihatku memasang topengku. Bola matanya berubah menjadi biru, dan dia langsung saja tiarap, membuat kami semua mengikuti hal yang dilakukannya.
"Sensorku berhasil menangkap radar dari lima kilometer. Mereka datang dengan Circle Sky. Semuanya, berpencar dan siapkan sapu kalian." sahut gadis itu, yang membuat kami semua mengangguk mengerti.
Aku pun dapat menangkap kesimpulan bahwa gadis ini memiliki kekuatan yang begitu berguna. Pantas saja dia yang dipilih menjadi ketua Patrol.
Mereka semua pun mengucapkan mantra, dan mengeluarkan sapu mereka secara bersamaan. Sementara, aku panik karena Yaa-Chi tidak bersamaku.
Buru-buru, aku mengubah asal benda apapun yang kusentuh duluan, untuk menjadi sapu. Sapu ini tidak bisa terbang, tentunya. Kecuali kalau diberi sedikit efek Wings Maker. Tapi, aku berencana membuat sapu ini sebagai pegangan dan pajanganku saja.
"Musuh dalam radius tiga kilometer. Jumlah terdeteksi. Ada tiga anggota BlackMix dengan kekuatan Medium."
Tentu saja, apapun yang diucapkannya, hanya dapat kurespon dengan senyuman bingung dan kening yang mengerut.
*
Membayangkan hal-hal yan terjadi belakangan ini, berulang kali, membuatku terus saja dihantui tanda tanya besar dalam diriku. Misalnya,
Apa kekuatan kedua Tazu?
Apa yang disembunyikan Invi?
Apa yang direncanakan BlackMix?
Semua pertanyaan itu bercampur, dan rasanya seperti teraduk-aduk di dalam kepalaku, membuatku lagi-lagi harus mengerang frustasi saat merasakan nyeri di kepalaku.
Bulu kudukku berdiri saat mendengar suara gesekan rumput yang terdengar begitu jelas di belakangku, membuatku dengan was-was membalikkan kepalaku.
Seorang lelaki, dengan senyuman lebarnya menatapku dengan tenangnya, membuatku lagi-lagi dipenuhi pertanyaan. Siapa lelaki ini?
"Cross" Ucapnya tiba-tiba, yang membuatku membatu ditempatku. "Namaku Cross."
Aku masih diam, bahkan saat dia melangkahkan kakinya di dekatku dan duduk di sebelahku tanpa seizinku.
"Kok diam?" dia menaikan alisnya. "Aku bahkan belum mengeluarkan kekuatanku."
Ucapannya itu langsung membuatku tersadar dari lamunan panjang yang kusadari. Aku hanya mengangguk pelan, sambil meringis risih karena jarak duduknya yang kuanggap agak dekat denganku.
"Kau ini Changes Power kan?"
Aku pun lagi-lagi menganggukan kepalaku. Aku tidak tau, mengapa rasanya sulit mengeluarkan suara kali ini. Entahlah Cross punya kekuatan untuk membisukan seseorang, atau karena aura aneh yang terasa saat pertama kali aku melihatnya.
Nah, percayalah ini bukan cinta pada pandangan pertama.
Ada sebuah perasaan aneh yang menjalar di dadaku saat aku menatap matanya yang..., mengerikan itu. Firasatku menyuruhku agar jangan terlalu dekat dengan lelaki yang bertipe seperti Cross.
Entahlah, padahal kami baru saja berbicara, tak sampai semenit.
"Tidak penasaran dengan kekuatanku?" tanyanya dengan begitu Pedenya, membuatku langsung memutar bola mataku dengan kesal.
Aku pun akhirnya mengeluarkan suaraku. "Segitu yakinnya, aku akan penasaran?" tanyaku dengan nada yang begitu dingin.
Cross terkekeh pelan, lalu mulai menceritakan tentang kekuatannya yang dibanggakannya itu. "Aku Red Light."
Aku hanya berdecak, masih dengan ekspresi jutek yang menempel seolah aku mempunyai ekspresi itu secara permanen. "Terus? Kamu bisa mengeluarkan cahaya merah di seluruh tubuhmu, gitu?" tanyaku dengan nada menyindir.
Cross menggelengkan kepalanya, tanpa menghilangkan senyumannya yang masih setia menggantung disana. "Kurasa pikiranmu tidak sependek itu."
Aku hanya diam, saat sindiran yang dia lontarkan padaku benar-benar telah menusukku begitu dalam. Hanya itu yang kupikirkan, meskipun sekarang aku terus memikirkan hal lain yang mungkin bisa dilakukan oleh cahaya merah.
"Kutantang kau untuk berdiri." sahutnya dengan nada yang begitu yakin.
Butuh tiga detik untuk mencerna dan memikirkan ulang perintahnya yang terdengar begitu mengejek, membuatku langsung tertawa terbahak-bahak. Bahkan saat Cross memintaku berhenti tertawa, tawa yang kukeluarkan benar-benar tidak bisa berhenti. Perutku bahkan menjadi sakit akibat tawa berlebihan itu.
"Aku tidak bercanda. Coba kamu berdiri."
"Berdiri saja ditantang." sahutku dengan nada mengejek. Begitu tawaku mereda, aku langsung memutuskan untuk berdiri, dan memenuhi tantangannya.
Jantungku serasa berhenti berdetak, saat menyadari bahwa kedua kakiku tidak bangkit, seperti yang semestinya dilakukannya beberapa saat yang lalu. Aku bahkan sempat mengira bahwa ini adalah kutukan berantai yang kudapatkan setelah menyakiti Invi.
"Tidak bisa?" Cross tersenyum miring, "Mau kulepaskan?"
Aku pun mengangguk dengan cepat, sambil mencoba untuk berdiri meskipun hasilnya nihil. Begitu Cross menjentikkan tangannya, kakiku terasa bebas dari beban berat yang ada diatasnya, membuatku menghela nafas lega.
"A-apa yang kau lakukan pada kakiku?"
"Aku tidak berbuat apa-apa. Aku ini si 'lampu merah'. Ingat rambu lalu lintas?" tanyanya.
"Kekuatanmu..., menghentikan orang?" terka-ku, yang seharusnya tidak perlu dipertanyakan.
"Itu level satunya. Level duanya, bisa membuat seseorang mematung, hanya dengan tatapan. Seperti Medusa, kau tahu?" Aku sempat menaikan alisku, sebelum akhirnya aku mengingat salah satu sosok makhluk Mitologi Yunani itu. "Kita bisa jadi partner yang kuat kalau bersatu." sahutnya antusias.
Memang benar, tapi aku sama sekali tidak mengiyakannya. Pikiran batinku berinisiatif untuk tidak memerdulikannya.
"Bersiap-siaplah." ujarnya dengan nada yang begitu pelan, membuatku memiringkan wajahku, menatapnya bingung.
Tiba-tiba, sebuah cahaya hitam terbang ke arah kami berdua. Tanpa sedikitpun rencana untuk bekerja sama, kami berdua sama-sama menghindari serangan itu ke arah kanan. Bahkan, kami jatuh di tempat yang sama, hanya dengan posisi dan jarak yang berbeda sedikit.
Bahkan kami secara kebetulan berinisiatif untuk melihat ke arah cahaya hitam itu terlemparkan, dan betapa paniknya diriku saat melihat tempat yang tadi kami duduki, kini telah menjadi jurang, hanya dalam beberapa detik.
Selanjutnya, laser merah tertembak dari mata salah satu anggota BlackMix. Kami lagi-lagi menghindar, dan kali ini kami berlari ke arah yang berlawanan arah.
Daratan yang terkena laser merah itu pun menghitam seperti terbakar, namun hanya terlihat satu titik kehitaman karena laser memang hanya menerangi satu titik fokus.
Daratan yang kupijak, kini meninggi, membuatku jauh dengan Cross yang semakin merendah. Aku sempat panik, sebelum menyadari bahwa aku mempunyai kekuatan Changes Power yang dapat merubah apa saja, termasuk merubah tanah yang kupijak.
Aku menyentuh tanah itu, merasakannya dan akhirnya memaksanya turun. Tidak kuduga, kekuatan orang itu cukup kuat untuk menekan arah balikku. Akhirnya, aku terhempas jauh.
Belum lagi aku menyadari apa yang terjadi, tiba-tiba saja gumpalan batu dan tanah yang membentuk angka lima sudah berjarak semeter di depanku, dan tanpa aba-aba menutupiku. Aku buru-buru menyentuh benda yang menghimpitku itu dan merubahnya menjadi pasir.
Aku sempat terbatuk beberapa kali karena menghirup udara bersama pasir itu. Mataku bahkan tidak bisa kubuka karena beberapa butir pasir yang masuk ke dalamnya. Ini namanya kena getah sendiri.
Setelah pasir itu lolos dari mataku, aku menatap Cross dengan tatapan tajam. Dia sama sekali tidak membantuku, meskipun dia hanya diam dan membuat siapa saja yang ada disekitarnya itu membatu.
"Baiklah." Cross tersenyum begitu lebar, lalu segera menatap ke arah anggota BlackMix yang menyerangku.
Aku baru sadar bahwa jumlah anggota BlackMix yang menyerangku sedaritadi ada tiga orang. Pantas saja aku kewalahan dengan kecepatan gerak mereka.
Mereka pun membatu,tidak dapat bergerak. Melihat itu, aku langsung saja menekan kepala mereka masing-masing, membuat mereka pingsan, termasuk yang sudah dibatukan oleh Cross sebelumnya. Aku hanya menghilangkan kesadaran mereka.
Kekuatan Changes Power begitu bebas, merubah bebas sampai-sampai aku tidak tahu tentang pembagian level yang seharusnya ada di setiap kekuatan.
"Kita berhasil!" sorak Cross dengan begitu antusiasnya.
"Kau tidak membantuku tadi!" seruku dengan nada yang kesal, dengan tatapan tajam yang masih terlempar ke arahnya.
"Karena aku tahu, kau akan selamat meskipun aku tidak membantumu." dia tersenyum dengan wajah tak bersalah. "Kekuatanmu hebat. Sayangnya kau tidak menggunakannya secara maksimal. Kau bisa saja merubah mereka menjadi apapun, yang membuat mereka tidak bisa menggunakan kekuatannya. Atau kau bisa memutar balik kekuatan mereka dengan kekuatanmu itu. Tapi kau tidak menggunakannya." ujarnya panjang lebar.
Aku memberikannya tatapan menyelidik, mencurigai setiap kata-katanya. Mengapa dia bisa tahu hal yang sedetail itu? Padahal, di buku list kekuatan Magacal sekalipun, tidak pernah tercantumkan kekuatan Changes Power.
Hanya aku yang tahu bagaimana menggunakannya. Tapi dalam keadaan panik seperti tadi, aku sama sekali tidak memikirkannya.
"Tadi, sebelum mereka datang, kau mengatakan 'siap-siap', kan?" tanyaku dengan dingin. Sebelum dia menjawab, aku langsung berkata lagi. "Bagaimana kau bisa tahu kalau mereka datang?"
"Aku punya kekuatan spesial." sahutnya tanpa beban. "Inderaku bertambah peka, karena salah satu ramuan yang pernah kubuat."
Aku hanya mengangguk kecil, tanpa mengubris perkataannya sedikitpun.
"Ayo secepatnya, kita tarik X-nya!" katanya dengan nada menuntut.
Aku terdiam seketika lalu melihat ke arahnya. "Jangan-jangan kau ini, Double Power?" terka-ku.
"Bukan." jawabnya.
"Kalau begitu, Ayo kita bawa ke Double Power."
Dia menatapku heran, membuat perasaan heran ikut menyerbuku. "Mengapa tidak kau saja?" tanyanya
"Kau mau aku kenapa? Membawa mereka semua sendiri?" tanyaku dengan nada tidak terima. Aku pun semakin heran.
Dia mengendus angin sejenak, dan keningnya berkerut. "Bukannya, kau ini Double Power?" tanyanya membuatku langsung mematung dan kemudian menambah rasa herannya."Atau kau tidak tau kau ini Double Power?" tanya Cross sambil menatapku panjang
Bukan.. bukannya aku nggak tau, tapi.. bukannya ini rahasiaku!? Darimana dia mengetahuinya? Apa jangan-jangan..., dia...,
A/N
Hai lagi. Maaf atas keterlambatan updatenya. Saya tidak bisa mengatur jadwal updatenya secara teratur. Ada banyak hal yang harus kulakukan.
BTW, comment dong.
Kritik dan saran itu seperti pendorong dan motivasi tersendiri bagi saya untuk update. Yah..., makanya itu,
Comment, guys.
Big Love, Prythalize
.
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top