12
Paws' Note
Update lagi!
Etto, tes satu dua tiga pagar. Halo, semua, maap nyampah bentar di chapter ini;
Jadi, setelah aku membaca kebanyakan komentar kalian, kebanyakan masih bingung sama cara pembacaan karakter dalam tubuh karakter lain. I know this kinda hard, but I've tried my best to make things easier.
Cara bacanya begini. Contohin ya, Yanda (Vampix) itu artinya, yang ngomong itu tubuhnya Yanda dan di dalam kurung alias dalam tubuhnya adalah Vampiks. Begitu, caranya ._.
Oke? Gampang ya? Iyaaaa. Oke sip.
Sebenarnya lebih pusingan aku waktu nulis, sih ;-;
Oke, happy reading! //dah kelar mulung//
PIYORIN's
BYUR!
Tanpa bisa kami semua prediksikan, tiba-tiba saja kami tercebur di dalam air, padahal beberapa detik yang lalu, kami masih berada dalam cahaya putih untuk berteleportasi.
Karena terlalu lama di dalam cahaya putih dan tak kunjung sampai di tempat tujuan kami, Yanda (Vampix) bahkan membuat lelucon bahwa akan lebih cepat sampai di kolam dengan jalan kaki daripada teleportasi.
Tampaknya itu membuat Kayaka (Light) tidak bisa mengontrol kekuatannya dan akhirnya kami benar-benar langsung sampai, tepat di kolam berenangnya!
"T-to-tolong! Aku tidak bisa ... blurp, blurp, bere--blurp--BERENANG!"
Aku tidak tahu itu suara siapa, yang jelas itu suara laki-laki, tapi entah milik siapa dan entah siapa yang ada di dalam tubuhnya, karena aku terlalu sibuk mencari permukaan air, karena kabar buruknya, aku juga tidak tahu cara berenang!
Dan kedalaman kolam berenang diperkirakan sangat dalam, sebab aku ada di dalam tubuh Vampix dan kakiku belum menyentuh dasar kolam.
Tak lama kemudian, kurasakan tubuhku terangkat ke atas dan akhirnya kepalaku sudah mencapai permukaan air.
"Piya, jangan membuat tubuhku tewas dengan konyol." Yanda (Vampix) menunjukku dengan telunjuknya, sepertinya menggunakan kekuatan Yanda, walaupun dia sedang berjuang untuk mengapung.
Aku menghela napas panjang, "Kalau begitu, kurasa aku tidak perlu bilang terima kasih, karena kau menyelamatkan tubuhmu sendiri."
"Yanda tidak tahu cara berenang?"
Entah siapa yang mengatakan hal itu, tetapi suara itu berhasil membuat telunjuk Yanda (Vampix) turun, lalu tubuhku seperti bersiap-siap tenggelam lagi ketika kulihat Yanda (Vampix) yang sepertinya mencari Yanda dengan panik--PADAHAL, VAMPIX ADA DI TUBUH YANDA dan kurasa dia lupa.
"Vampix! VAMPIX!" seruku saat merasakan tubuhnya mulai meluncur kembali ke bawah. Namun kali ini aku berhasil mempersiapkan diri dan mengambil napas.
Beberapa detik kemudian, kurasakan tubuhku kembali terangkat ke permukaan air. Kembali kugunakan kesempatan itu untuk mengambil napas banyak-banyak, lalu menatap Yanda (Vampix) dengan tatapan memusuhinya.
"Jangan melepaskan kekuatannya tiba-tiba! Aku kan tidak tahu cara berenang!"
"Sorry, aku tidak fokus," ucapnya sembari menatap ke arah satu arah, yang membuatku ikut menatap ke arah yang sama.
Di sana, di pinggir kolam, ada Kayaka (Light) yang mencoba membawa Light (Yanda) naik. Lalu, Ryoka yang sedang duduk di pinggir kolam, ikut berdiri untuk membantu. Sepertinya yang ada di dalam tubuh Ryoka adalah Aquane, tidak ada orang lain selain dia.
Padahal sebenarnya, Light dan Aquane sedang menarik Yanda naik, tapi pemandangannya menjadi aneh. Mereka berdua agak kesulitan menarik tubuh Light--jelas karena kami sedang bertukar tubuh saat ini.
Tapi, tetap saja entah mengapa pemandangannya terlihat sangat aneh. Aneh.
Tanpa bertanya atau menawarkan, tiba-tiba Yanda (Vampix) mengendalikanku ke sana dan mengatakan, "Bantu mereka, sana. Aku mau menyelamatkan yang lain dulu."
Kulirik cipratan air yang lumayan besar di belakangku, lalu mendapati bahwa ada beberapa dari kami yang masih dalam kesulitan. Namun, aku sungguh tidak tahu siapa yang berada dalam kesulitan, sebab air yang naik sangat tinggi.
Akhirnya, aku berhasil sampai di pinggir kolam dan berhasil membantu Light (Yanda) untuk naik. Dia tampak ngos-ngosan seperti kehabisan oksigen.
"Untung Yanda tidak panik, kalau tidak, kita semua akan mati tersengat," ucap Kayaka (Light).
Mendengar itu, aku kembali merinding batin. Tadinya kupikir satu-satunya hal yang bisa mengambil nyawaku adalah mati tenggelam--ya, walau tubuh Vampix yang akan mati tenggelam--tapi ternyata ada masalah yang lebih serius di sana.
Tapi setelah kuingat-ingat, Yanda mempunyai kekuatan pengendali dan hal terpenting yang harus dikuasai oleh Yanda adalah bahwa dia harus selalu tenang. Jadi, beruntung sekali Yanda yang masuk ke tubuh Light dan bukan aku--aku gampang panik.
"Maaf, seharusnya aku tidak meminta kalian datang kemari," ucap Ryoka dengan menyesal.
"Kau Aquane?" tanyaku.
"Iya, aku di sini sedaritadi, karena takut Ryoka dehidrasi," balasnya, sebelum akhirnya dia sadar dengan kejanggalan di sini, "Yang ada di tubuhku, siapa?"
Aku memiringkan kepala, bingung, "Memangnya waktu berkomunikasi tadi, kalian tidak saling bertanya?" tanyaku.
"Tidak, aku tidak berbicara terlalu banyak, karena kupikir hanya rantai dua," balas Ryoka (Aquane) sambil memalingkan wajahnya ke air yang naik cukup tinggi. "Siapa yang ada di tubuhku?"
"Rainna," jawabku dan Kayaka (Light) bersamaan.
"Rainna kan tidak bisa berenang," ucap Light (Yanda).
Kemudian, aku sadar mengapa Vampix memintaku yang membantu, walaupun orang yang harus kubantu adalah Yanda, ternyata ada urusan lain yang lebih parah.
Rainna, maksudku, tubuh Aquane sedang panik dan kini mengendalikan air yang masif itu dengan sangat tidak terkontrol.
"Rainna ... dia bisa menggunakan kekuatan air?" tanya Ryoka (Aquane) agak sedikit kaget.
"Iya, dia sudah menguasai elemen air," jawab Light (Yanda), sementara aku dan Kayaka (Light) hanya mengangguk.
"Dia sedang panik dan tidak sengaja membuat topan di air," ucap Ryoka (Aquane) yang tentu saja membuat kami kaget mendengarnya.
"Hah? Membuat topan di air?" tanyaku bingung. "Memangnya Rainna masih bisa menggunakan kekuatannya untuk mengendalikan cuaca?"
"Memang tidak, tapi saat ini dia bisa mengendalikan air, kan? Perputaran air yang cepat juga bisa membuat topan di air," ucap Ryoka (Aquane).
Sementara itu, kulihat masih ada Rainna (Sonic) dan Sonic (Kayaka) yang mengapung di dekat Aquane (Rainna). Yanda (Vampix) mencoba mendekat, tetapi gagal karena tiba-tiba air di kolam renang berombak parah.
"Bagaimana cara menghentikan Rainna?" tanyaku kepada pemilik kekuatan aslinya, tentu saja.
"Aku ... aku tidak tahu. Selama ini, aku bahkan belum pernah mencoba membuat topan di air," jawab Ryoka (Aquane) dengan bingung. "Mungkin kita harus menenangkannya dulu."
"Dan yang bisa menenangkan Rainna adalah..."
Semuanya otomatis menengok ke arah Sonic (Kayaka) dan Rainna (Sonic).
"Bagaimana?"
Akhirnya Yanda (Vampix) memutuskan untuk naik ke pinggir kolam setelah berulang kali terhempas. Dan mungkin karena tidak tega untuk menghempas tubuh Yanda lebih lama lagi, dia akhirnya menyerah.
"Jadi yang maju itu Sonic yang asli atau tubuh Sonic?" tanya Light (Yanda) malah berdiskusi dengan Kayaka (Light).
"Entahlah? Atau mungkin hal yang bisa membuat tubuh Aquane tenang?" tanya Kayaka (Light) sambil melirik ke adah Ryoka (Aquane).
"Eh?" Ryoka (Aquane) malah menatapnya balik dengan tidak yakin. "Ini, kau sedang bertanya padaku?"
"Tentu saja, Bung. Itu kan tubuhmu," balas Kayaka (Light).
"--Ka."
"Hah?" Kayaka (Light) sembari mendekatkan telinganya.
"Ryo--"
"Hm, kalian terlalu lama berdiskusi, sampai-sampai tidak menyadari kalau masalahnya sudah selesai," ucap Yanda (Vampix) tiba-tiba.
Aku refleks menengok ke arah kolam renang. Dan yang benar saja, Aquane (Rainna) sudah dibopong oleh Rainna (Sonic) dan Sonic (Kayaka) untuk mendekati kolam.
Light (Yanda) kehilangan kata-kata, "Hah? Lho? Kok bisa? Padahal mereka berdua kan--"
"--polos rasa original, tambah Kayaka (Light) yang sebenarnya juga bingung.
"Apa yang mereka lakukan tadi, memangnya?" tanyaku ke Yanda (Vampix) yang mungkin saja menyimak mereka sedaritadi.
"Tidak ada yang spesial, hanya mencoba memanggilnya dan akhirnya Rainna sadar ada 'dua Sonic' yang sedang menenangkannya," balas Yanda (Vampix) sambil memperhatikan mereka bertiga berenang mendekati kolam. "Hei, Rainna, kau membuat Aquane malu lho, sebagai penyihir berkekuatan air."
"Y-ya, maaf. Aku panik," balas Aquane (Rainna).
"Maaf, seharusnya aku tidak meminta kalian ke sini," ucap Ryoka (Aquane) dengan nada penyesalan.
Kayaka (Light) pun tampaknya tak enak hati, "Um ... Aku ... seharusnya tidak membuat kita mendarat di tengah kolam renang seperti itu. Kelalaianku, maaf."
"Kalau ada yang harus minta maaf, orang itu sudah pasti Trax dan Odione!" ucapku menggebu-gebu.
Yanda (Vampix) mengangguk, "Itu benar."
Entah mengapa, rasanya puaaaas sekali mendengar bahwa Vampix membelaku.
"Tapi, kejadian ini membuatku tahu; banyak dari kalian yang harus menyelamatkan dunia, tapi tidak bisa menyelamatkan diri kalian sendiri," ucap Yanda (Vampix) yang tentu saja menusuk tepat di kepala.
"Y-Ya, berenang bukan kegiatan yang sering kulakukan," bantah Light (Yanda).
"Benar, tapi kalau seperti keadaan mendesak tadi, siapa yang akan menyelamatkan diri kalian, kalau bukan kalian sendiri?" tanya Yanda (Vampix) sambil berkacak pinggang. "Misalnya, seperti Piya tadi. Kalau dia tidak sedang ada di tubuhku, aku tidak akan menolongnya."
"Hei!" Sonic (Kayaka) menatap Yanda (Vampix) cemberut.
Aku menoleh menatap Yanda (Vampix) tidak percaya. Kejam sekali.
"Karena itu, setelah ini, aku akan mengajukan kelas renang khusus untuk yang tidak bisa berenang," tambah Yanda (Vampix).
"Hah?!" Aku mengerjap tidak percaya. "Vampix, kau gila! Ini sudah hampir memasuki musim dingin, tahu!"
"Kalau tidak mau berenang di musim dingin, cepat kuasai renang sebelum musim dingin," balas Yanda (Vampix) dengan nada mengejek. Selanjutnya, dia menoleh ke arah Light (Yanda), "Nah, kalau Yanda, karena bisa mengendalikan diri untuk tidak panik, bisa mengendalikan kekuatannya untuk menyelamatkan diri, kan?"
Light (Yanda) yang mendengar itu, langsung menganggukan kepalanya, "Bisa, bisa!"
"PILIH KASIH! INI PILIH KASIH! TIDAK ADIL!" seruku dan Aquane (Rainna) bersamaan.
Yanda (Vampix) memutuskan untuk pura-pura tidak mendengar.
"Aku akan mengajari kalian cara berenang!" kata Sonic (Kayaka) dengan semangat.
Baiklah, permainan ini semakin membawa petaka yang panjang.
***TBC***
OKE. JANGAN SALAH PAHAM DULU GAES.
Light duluan nyelamatin Yanda karena bahaya banget kalau Yanda panik (sekolam kesamber petir, mbuh).
Meanwhile, Pak Ketua nggak ngeh Ibu ketua nggak bisa renang dan nyelamatin tubuhnya dulu. Tapi, waktu tau pacarnya nggak bisa renang, dia 'lepasin' tubuhnya buat nyari Yanda. Yanda lebih penting daripada Piya yang udah klepek-klepek minum air.
TAPI YA, AKU NGETIK CHAPTER INI NGAKAK ABIS WKWKKWKWKW.
Oke, itu aja ya untuk chp hari ini.
1500kata!
Stay safe, stay healthy, and stay at home! <3
TAYANG KALIAN!
Cindyana
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top