BAGIAN 6 "Ketemu mantan"
"Cinta tidak selamanya menuntun kita pada kekompakan.
Namun kekompakan dapat mendatangkan cinta yang tak berbatas"
-Greenpeanute-
•••
-Pengetik POV-
Semua yang ada di kelas itu terlonjak kaget, saat Samuel melemparkan binder milik Danila secara tiba-tiba ke arah Popy. Untung saja lemparan itu meleset, sehingga benda tebal dan keras itu tidak mengenai Popy.
"JAGA OMONGAN LO YA! JANGAN BIKIN GUE NONJOK CEWEK UNTUK PERTAMA KALI!" bentak Samuel dengan wajah merah padam menahan emosi.
Popy malah berdiri menantang Samuel. "Emang benerkan apa yang gue bilang? Kalian itu kepergok di gudang berduaan. Terus bagian mana omongan gue yang perlu dijaga?" ucapnya dengan berani.
Tangan Samuel mengepal, rahangnya mengeras. "Lo denger ya, gue sama Sabrina enggak ngapa-ngapain, semua cuma salah paham!" ucap Samuel berusaha untuk tidak terbawa emosi lagi.
"Heh! Siapa yang bisa jamin? Alasan lo gak ada buktinya!" ucap Popy tak gentar.
Samule tertawa sinis. "Terserah lo mau ngomong apa, yang jelas calon istri gue anak baik-baik, dia enggak pernah keluar malam dan pulang pagi kaya lo. Setidaknya gue tau bibit bobotnya seperti apa," ucap Samuel dengan senyum devilnya.
Jantung Sabrina berdegub kencang, karena Samuel membelanya di hadapan semua orang. Astaga, apa yang terjadi dengan Sabrina, mengapa ia menjadi gugup.
Tiba-tiba, Samuel menarik tangan Sabrina untuk berdiri, dan berjalan keluar kelas. Otaknya masih belum bisa berpikir dengan sempurna.
Langkah mereka berhenti di depan pintu kelas, Samuel berbalik. "Buat lo semua yang ada di kelas ini, minggu depan gue mau nikah, gue harap lo semua bisa dateng. Khususnya buat lo Pop, setelah semua ini, gue harap lo enggak chat gue, dan minta gue jadi pacar lo lagi."
Setelah mengucapkan itu, Samuel langsung menarik Sabri pergi keluar kelas. Wanita itu hanya menurut saja, mengikuti langkah besar Samuel yang membawa Sabrina pergi ke parkiran.
"Mue, kita mau kemana?" tanya Sabrina saat berada di atas motor.
Samuel yang sedang fokus mengendarai motornya berbicara. "Lo maunya kemana?" Samuel balik bertanya.
"Kok lo malah nanya balik sih? Kan gue yang duluan tanya," Sabrina berdecak sebal.
Samuel menelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri. "Sab, lo kalo naik motor pegangan dong, ntar kalo lo ketiup angin gimana? Terus lo terbang bagai dedaunan kering, dan terhempas ke tong sampah." laki-laki itu berbicara memang selalu tidak karuan.
Sabrina berdecak kesal mendengar omongan Samuel yang ngawur. "Kenapa jadi bahas yang lain sih Mue? Gaje banget deh lo!"
"Haha kita sekarang mau ke Mars, kita ketemu sodara lo di sana, udah lama kan kagak jumpa? Gue yakin lo pasti rindu sama mereka, begitupun sebaliknya," ujar Samuel lalu tertawa cekikikan.
Sabrina yang kesal mendengar ucapan Pria konyol di depannya ini, lantas menoyor kepalanya. Namun bukannya marah, Samuel malah bilang "Lo jangan gitu dong, ntar kalo otak gue geser gimana? Emang lo mau punya suami ganteng tapi otaknya geser?"
Ingin rasanya Sabrina berteriak tepat di depan telinga Samuel Al Haidar ini, cowok paling nyebelin sedunia, tapi Sabrina memilih untuk diam saja, karna percuma menjawab ucapan Samuel, dia pasti punya segudang kata-kata aneh yang bersarang di otaknya.
***
-Samuel-
Gue seneng sekaligus lega, karna Sabri udah lupa sama insiden yang berusan terjadi di kelas.
Gue terus jawab pertanyaan dia dengan jawaban yang konyol berharap dia bisa terhibur dengan bacotan aneh gue.
"Sab, lo mau laper gak? Kita makan seblak yuk!" ajak gue.
"Mmm, gue mau-mau aja sih ... tapi, lo-nya kuat gak makan pedes? Entar moncor-moncor lagi," ucap Sabri meremehkan.
"Wah! Sekate-kate lu yak. Gue ini kuat. Cowok terkeren, terkuat, terhits, termenawan diseluruh Dunia. Kan gue udah pernah bilang, Selena Gowes itu sering keluar masuk rumah sakit, karna gue cuekin cintanya," jawab gue tak mau kalah.
Gue memberhentikan motor di penjual Seblak pinggir jalan.
Sabri mecibir. "Eleh, sok-sok-an deh lo Muek. Yang gue tau lo pernah ditolak mentah-mentah Naura pas SMA. Terus, baru-baru ini gue denger, lo habis putus dari pacar lo yang ...- itu siapa sih namanya? Lupa gue."
"Julia!" jawab gue malas-malasan.
Sabri berseru sambil menepuk bahu gue. "Ah! iya si Jume. Oh jadi itu ya yang namanya cowok terkeren, terkuat, terhits, termenawan di seluruh Dunia?" tanya dia dengan ekspresi menghujat.
"Lo itu salah paham Sab, sini gue jelasin. Pertama, Naura itu nolak gue karena waktu itu dia bilang mau fokus UN, jadi dia bilang kalo udah tamat kuliah nanti gue bisa cari dia lagi, dan dia bakalan mau jadi pacar gue." Gue memberi jeda sejenak.
"Nah, kalo si Jume, alias Julia Melwati, itu dia aja yang keganjenan sama cowok lain, makanya dia mutusin gue. Tapi tenang aja, gue yakin bentar lagi dia bakalan nyesel, ucap gue percaya diri.
Gue dan Sabri berjalan ke salah satu bangku dan meja yang ada di warung seblak Ancol namanya. Aneh deh, padahal daerah ini jauh dari Ancol, tapi kok stiker di gerobaknya 'Seblak Ancol'.
Oke, positive thinking saja, mungkin Mamang yang jual seblak namanya Acol. Back to obrolan gue bareng Sabri.
"Mmm, Muek, gue boleh tanya sesuatu gak?" tanya Sabri ke gue. Ya iyalah ke gue, masa ke lo sih.
"Tanya apa aja, tapi jangan tanya gue kenapa Hey Tayo viral, tapi enggak di undang ke Rumbi No Singlet ya," respon gue.
Sabri nabok manja bahu Samuel yang tamvan.
Aduh Neng, jangan pake tangan dong naboknya, pake bibir aja biar aluuus pisaan.
"Bukan itu Muek!"
"Terus apa dong?" tanya gue.
Sabri terdiam beberapa saat, sebelum memulai pembicaraan dengan ragu. "Ummm, lo serius gak sih sama Pernikahan kita?"
JEDEEERRRRR.....!!!
Selewo Gais! Itu bukan suara petir yang sering jadi Sound Effect sinetron Indosiang kok. Itu suara pancinya kang seblak, dia kaget karena liat keluarga tikus yang lagi piknik di bawah roda gerobaknya.
Kembali kepertanyaaan Sabri, tentang gue serius atau enggak sama pernikahan kami. Ya jelaslah gue serius.
"Emang kenapa lo sampe nanya kaya gitu? Lo enggak percaya ya sama gue?" tanya gue memastikan alasannya.
Sabri menghela napas dalam. "Gue cuma mau pernikahan sekali seumur hidup Muek, gue enggak mau kawin cerai. Gue mau punya satu keluarga yang akan berbesan sama Ayah gue," jawab Sabri dengan wajah sendunya.
"Gue yakin Sab, kalo enggak, kenapa sekarang gue deketin lo? Itu karna gue mau lo merasa nyaman sama gue. Percaya Sab kalo gue bakalan terus ngejaga elo sampe kapanpun." ujar gue.
Kalimat barusan tulus dari lambung yang terdalam. Eh! Maksudnya dari hati yang terdalam pemirsa.
Sabri menatap gue dengan tatapan yang sulit diartikan. "Samuel, gue minta maaf karna saat ini gue belum cinta sama lo, tapi setelah kita nikah nanti, gue bakalan belajar buat mencintai lo, gue janji bakalan jadi Istri yang baik," ucap Sabri lengkap dengan tatapan teduh yang menyejukkan hati.
Baru kali ini gue liat tatapan Sabri yang kaya gini. Sumpah demi semvak Mimi peri, Sabrina manis bangeeet! Bikin jantung gue dag dig dug serrr.
"Iya, kita sama-sama belajar ya," jawab gue.
***
Setelah selesai memakan seblak, yang bikin bibir gue jontor kek abis dicipok sama siluman buaya, karena saking pedesnya. Gue dan Sabri kembali melanjutkan perjalanan kami mengelilingi kota Jakarta.
"Muek, itu apa ya rame-rame? Kita liat yuk!" ajak Sabri yang sudah mulai menampakan gejala-gejala virus keponya.
"Apaan sih itu? Paling cuma bazar biasa."
Tapi namanya juga Sabrianto! Kalo kagak dituruti maunya, bisa-bisa dia ngomel terus sepanjang jalan kenangan. Melebihi Si Montok.
Akhirnya dengan segala jurus rayuan pohon kelapa milik Sabri, Gue luluh juga. Gue balik arah ke tempat bazar barang-barang yang ada di dalam alun-alun Jakarta.
Gue berkeliling di sana. "Sab, kok kita kaya orang lagi pacaran ya?" tanya gue spontan.
Sabri menoleh dan menatap gue "Anggap aja kita lagi pacaran, PDKT sebelun nikah. Oke!" seru Sabri, ceriwis pagi manis.
Gue terkekeh pelan. "Lucu ya Sab, padahal dulu kita sering berantem, tapi sekarang kita malah dipertemukan dalam satu pernikahan," ucap gue.
Sabri terseyum manis, sambil merangkul lengan gue "Mungkin ini udah jalanya, kita sering berantem dulu itu karna Tuhan mau kita sering berinteraksi, walaupun caranya dengan kita ribut, tapi itu yang bikin kita jadi deket kan," timpal Sabri sok bijak. Aseeek!
Gue mengangguk setuju. "Iya kali ya, mungkin kita itu udah ditakdirkan berjodoh," ujar Gue.
"Aamiin, semoga ini jalan yang terbaik buat kita ya Muek," ujar Sabri.
Setelah itu, kami kembali melanjutkan perjalanan mengelilingi stand-stand pedagang yang menjual berbagai macam kerajinan, makanan dan pakaian.
Gue gak sengaja ngeliat ada satu stand yang menawarkan jasa foto. Gue narik tangan Sabri buat mendekat ke stand itu.
"Sab, kita prewed yuk! Disana!" tunjuk gue saat Sabri bertanya.
"Pake kostum badut gitu? Lo mau emangnya?" tanya Sabri meragukan.
Gue menghela napas lelah "Kan Gue yang ngajak oneng! Udah ah banyak bacot!" Gue langsung menarik tanga Sabri.
Para anggota stand itu segera bersiap-siap, menyiapkan kostum untuk gue kenakan dan Sabri.
Kami berdua milih kostum yang ringan saja. Gue cuma pake kostum baju yang betuknya kaya kotak susu, sementara Sabri pake kostum baju yang kaya biskuit yang biasa dimakan sama si Montok.
Dan ... kita berdua mulai difoto. Sesekali Sabri ketawa karena gue kesulitan pake baju kotak susu ini. Terus, gue sama Sabri di suruh ganti kostum, sekarang Gue pake baju yang bentuknya kaya roti bakar, dan Sabri yang pake dua telor mata sapi yang digantungin ke leher.
Dan terakhir, kita berdua pake kostum yang sama, baju roti tawar dengan selai kacang dan cokelat di depannya.
Berasa kaya maskot restoran gue kalo kaya gini. Bukannya prewedding, tapi endorse tak berbayar, Hahaha.
Gue melihat hasil gambar yang dijepret sama Kang fotografer. Hasilnya bagus juga, gue bikin masing-masing dua, buat gue sama Sabri yang bakalan gue pajang di kamar gue.
Kalo ditanya, apa gue jatuh cinta sama Sabri? Jawabanya belum, jujur gue belum punya rasa yang lebih sama dia, selain rasa sayang antara kakak ke adiknya.
Kenapa gue bisa bilang rasa antara kakak adik? Karena badan Sabri yang pendek banget kaya anak TK.
Tapi, gue bertekat mulai dari sekarang, Sabrina Naomi Yulianda, rival gue dari kecil, musuh bebuyutan gue, orang yang selalu gue gangguin, orang yang selalu bikin badan gue luka-luka waktu kecil karena kebrutalannya.
Sebentar lagi dia bakalan jadi makmum gue, ciee ilah! Sok oke lu Muek! jadi Imam pas didikan subuh aja gemeter lo! Jadi flesbek kan gue.
Tapi gue serius, bakalan jadiin Sabrina Istri. Gue bakalan menjaga dia sampai tua dan gue berharap supaya dia bisa jadi ibu yang baik buat anak gue kelak, walaupun untuk saat ini kami tidak saling cinta. Kalo kata Dewa19 mah, Biar cinta datang karna telah terbiasa. Nah ada benernya itu lirik.
Gue ngeliat si Sabri yang antusias banget sama file foto yang ada di ponselnya dia. Kalo gue perhatikan secara detail, Sabri itu manis, pipi dia yang gemuk kaya bakpaw, bikin gue gemes pengen gigit.
Karena keasikan merhatiin muka Sabri sambil jalan, tanpa gue duga, pinggang gue kepentok sama meja Stand kerajinan dari rotan.
Untung rotan bukan kaca.
"Awww!" rintih gue, sambil gosok-gosok pinggang yang ngilu plus perih sampe bikin jantung gue berdebar-debar.
Apakah ini yang dinamakan cinta?
"Muek, Lo kenapa?" tanya Sabri yang lagi balik arah, karena pas gue kepentok, dia jalan terus.
Gue meringis. "Sakit nih! Siapa sih yang bikin meja dari kayu? Kenapa gak dari kapas aja? Kan enak kalo gue kepentok gini," oceh gue enggak keruan karna nahan sakit.
"Duh, makanya hati-hati dong kalo jalan. Itu meja kagak punya mata sama kaki yang bisa bergerak buat ngehindarin lo." Sabri malah ikut-ikutan mengomeli gue.
Ah! kagak romantis banget ini bocah. Padahal gue ngarepnya dia bakalan manja-manjain gue. Lah ini? Disembur sama kata-kata muTAIara.
"Eh ini kalian kenapa?" tanya seseorang.
begitupun dengan Sabri yang ikut-ikutan jongkok di samping gue. Tapi dia malah ngelus-ngelus punggung gue.
Ingin rasanya gue berteriak ke kuping si Sabri. Yang sakit itu pinggan gue, kenapa malah punggung yang diusap? Itu mah buat orang yang mau muntah.
Saat gue melihat orang yang tadi bersuara alangkah terkejutnya gue melihat siapa yang berdiri di depan gue dan Sabri.
"Loh...?"
***
TBC
HOHO HALAW GAIS! SEMOGA TERHIBUR YAK. MAAF KALO CERITA INI NGALOR NGELINDUR, INI BENTUK RASA GABUT GUE PADA DUNIA NYATA.
SEMOGA BERMANFAAT AND KEEP SUPPORT KALO LO PADA SUKA YA.
SEE YOU BEB😘
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top