playlist:
vale - black veil brides

•••

Dia termenung di balkon kamarnya. Angin dingin berhembus menemaninya, begitu juga dengan gelapnya malam. Malam yang sudah sangat larut. Tapi, sepertinya dia masih belum ingin untuk merebahkan tubuhnya di kasur besar dan empuknya itu. Udara terasa semakin dingin, apalagi sebelumnya hujan turun terlebih dahulu di sore hari.

Dia memejamkan matanya. Salah satu ujung bibirnya terangkat, membuat sebuah senyuman tipis. Sangat tipis. Wajahnya yang sangat elok itu seperti sedang menikmati suasana yang berada di sekitarnya. Surai miliknya bergoyang kecil. Mengikuti arah angin yang menggerakkannya. Dia menarik napas dan menghembuskannya secara perlahan.

Kelopak matanya terbuka, menampakkkan manik cerah dan indah miliknya. Dia merogoh saku celananya dan mengambil sebuah ponsel. Dia mengamatinya. Lama sekali. Dia terkekeh halus sambil tetap mengamati ponselnya itu.

"Sudah lama aku tidak merasakan hal yang seperti ini," gumamnya.

Dia mengusap layar ponselnya. "Dan dia datang kembali dalam hidupku."

Dia terdiam dengan bibirnya yang masih tersenyum dan tatapannya yang masih terkunci pada ponselnya. Lalu, dia memasukkan kembali ponsel itu ke saku celananya. Kelopak mata itu kembali tertutup. Menutupi manik indah yang berada di baliknya.

"Aku merasa ...."

"Hangat ...."

"Nyaman ...."

"Damai ...."

Hening bergabung dengannya. Suara gemerisik daun yang dibuat angin terdengar sangat jelas. Dia kembali terkekeh. Mungkin dia sendiri terkejut dengan ucapan yang baru saja dia lontarkan pada dirinya sendiri. Tubuhnya berbalik, lalu melangkah menuju kamarnya. Membiarkan pintu balkon terbuka. Membawa angin malam masuk ke dalam kamarnya.