Kisah : "Lengkungan Pelangi"
Dengan sajak kutitipkan rindu. Laut pada pantai yang menggaramkan buihnya. Rindu ini memberikan satu pertanda, bahwa dulu aku pernah bercahaya. Aku rindu caraku dulu yang mengeluh keadaan hanya padaNya. Aku rindu bagaimana Ia bisa membuatku bersyukur hanya dengan hal – hal yang sederhana. Di menit berikutnya mataku memanas. Tatapanku kabur karena ada embun yang siap menetes kapanpun juga. Menyentuh bilik jantung, ada rasa sesak yang makin tak terkendali.
Dengan sajak kularutkan mimpi. Embun pada awan yang merelakan hujannya. Kau tidak tahukan? Aku benar-benar kalah. Setelah susah payah aku membujuk hati untuk terus bertahan. Tapi, akhirnya aku menyerah. Suara-suara mereka terus deras mengalir ke otakku, mencabik-cabik keteguhanku, kadang juga arusnya pontang-panting memporak-porandakan hidupku. Kau tidak tahu apa yang sudah aku lalui, hingga aku mengambil langkah ini.
Dengan sajak kutanamkan harapan. Berharap ada semburat pelampung selamatkan jiwa. Aku tak bisa lagi pura-pura. Sampai sekarang tentang keputusan ini, hati dan otakku berlawanan. Separuhnya mendorongku untuk terus melangkah, tapi yang satunya lagi mengehentikanku dia bilang aku ini hitam, penuh dengan noda. Saat ini aku benar-benar kehilangan arah.
Namaku Ciya. Maafkan aku. Aku menyerah. Sampai akhirnya aku menemukan setitik bilas cahaya. "Vikaa ..." kupanggil nama itu dengan penuh kebimbangan.
***
Tulisan ini episode Ciya ketika bertekad akan satu hal. Ternyata semuanya tidak segampang memejamkan mata, tidak juga semudah mengarahkan pandangan bola mata.
Di buku Silent Eyes. Ciya bertemu dengan Vika. Siapakah Vika itu? Dan bagaimanakah akhir dari kisah Ciya? Semua tertuang di judul "Lengkungan Pelangi"
Buku Silent Eyes sekarang sedang open PO. Harganya 45.000,-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top