Kisah "Ibu Nira"
Meski matanya tak menatap, namun senyumnya menetap. Ia sering menemukanku di waktu – waktu sempit, membalas pesanku hanya pada waktu – waktu luangnya. Kami sering bertemu pada waktu sisa-sisa. Begitulah keadaan kami. Ini tentang ibu. Ia adalah puncak rindu yang sulit aku daki. Namanya ada di dalam hati. Ia selalu dekat dengan kata Aamiin-ku. Kota yang jauh, jarak yang membentang luas membuat kami susah saling bertemu. Ia adalah ibuku. Wanita mulia dengan segenap cinta melahirkanku. Telah kuselipkan rasa di antara kata-kata ini, karena ini untuk ibu.
Begitu banyak pelajaran yang ia bekali untukku hingga mampu menyentuh sudut relung hatiku, hingga tak jarang ada hujan di pelupuk mata. Singkat kata, aku tak perlu bersusah-susah menerka apa makna yang ingin disampaikan oleh keadaan padaku. Aku hanya perlu mendengarkan omelannya, celoteh pertanyaannya yang beribu, nasehat-nasehat tentang mimpiku, dan tak lama dari itu hatiku akan paham semuanya. Karena dia adalah Ibuku.
Perkenalkan namaku Asyina. Anak dari Ibu Nira:)
***
Ini kutipan yang ku tulis di facebook. Memperkenalkan sedikit tokoh, salah satu di buku Silent Eyes. Judulnya "Ibu Nira". Karena cinta pada Ibu sering tak pernah berhasil kuutarakan dengan sempurna. Ada airmata yang hadir meski tak kau inginkan, jika sudah bertemakan tentang ibu. Untukmu yang sudah memesan buku ini kuucapkan selamat berlayar dan tenggelam bersama buku ini, tapi jangan lupa untuk kembali lagi smile emotikon:)
***
Buku Silent Eyes sekarang sedang open PO. Harganya 45.000,-
Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top