43 | Wafir VS Wafir

WAFIR berada di dalam ruangan penuh kaca, bahkan ia bisa melihat jutaan pantulan dirinya ada di mana-mana.

Ketika baru dijatuhkan dari portal di ruangan itu, Wafir langsung dikagetkan oleh teriakan Pak Romo. Ia pun bergegas mendekati dinding terdekat untuk mendeteksi asal suara. Menggunakan kekuatan Penjaga Neraka nomor 5: osilasi, ia meningkatkan amplitudo getaran sehingga ia bisa mengetahui letak Pak Romo dengan mudah.

Setelah itu, Wafir menangkap keadaan yang sedang berlangsung. Pak Romo, Pak Goldy, dan Pak Ibrahim sedang dihadapi oleh dua Penjaga Neraka, yaitu Yatim dan Thief. Ketika Thief hendak mengeluarkan serangan listrik, Wafir buru-buru berpikir. Hingga muncullah ide cemerlang dengan memanfaatkan kekuatan yang ia punya.

Dengan kekuatan Penjaga Neraka nomor 8, ia mengurangi densitas batu. Dengan demikian, ia bisa melubangi dinding tersebut dengan bantuan kekuatan Penjaga Neraka nomor 7: gaya. Setelah itu, ia berpikir untuk menarik aliran petir dengan sistem penangkal petir. Karena itu, ia memanfaatkan kekuatan Qawl untuk mengubah kulitnya menjadi logam yang punya konduktivitas lebih kuat daripada emas. Berkat peruabahan tersebut, petir bisa dibelokkan.

Dan sebagai gerakan penutup, ia melindungi Pak Romo, Pak Goldy, dan Pak Ibrahim dengan kubah berlian yang memiliki kemampuan isolasi listrik yang baik. Rencana Wafir pun berhasil dan ia telah menyelamatkan para Imam lainnya, bersamaan dengan tewasnya Yatim dan Thief. Namun, ia tak sempat merayakan kemenangannya.

"Wafir, itu kan namamu?" Seorang remaja seputih Wafir memanggil dari kejauhan. Tingginya sepundak Wafir dan ia mengenakan baju gamis layaknya orang timur tengah.

Wafir pun langsung bangkit dan memasang kuda-kuda. "Siapa kau?"

Remaja itu pun menutup mata kanannya dengan tangan kiri. Ia melakukan salam Penjaga Neraka dan menunjukkan tato angka 1 di tempurung tangan. "Aku Wali, Penjaga Neraka tingkat atas terkuat yang ada di Neraka!"

Wafir terperanjat. Bagaimana mungkin Penjaga Neraka tingkat atas terkuat hanyalah seorang remaja berusia 15 tahun!? Ia harus berhati-hati dengan kekuatannya.

"Kau seharusnya tidak pelu takut seperti itu, sebab ...."

Wali tiba-tiba menciptakan ribuan gundukan kaca untuk menyerang Wafir. Beruntung, Wafir sempat menghancurkan semuanya dengan belati berlian yang lebih kuat daripada kaca. Wafir pun berpikir tentang kekuatan Wali, hingga ia terbayang satu kemungkinan.

"Jangan katakan ...."

"Ya! Coba buka tato angka di lenganmu! Angka berapa yang ada di sana?"

Wafir pun baru menyadari angka yang ada di tangan kanannya bukan sembarang angka, melainkan nomor gerbang yang diwakili. Wafir punya tato angka 1. Itu berarti Wafir adalah Penjaga Neraka gerbang kemungkaran nomor 1. Dan ini artinya ia dan Wali punya kekuatan yang sama untuk menciptakan berlian.

Ini akan menjadi pertarungan yang merepotkan jika kami punya kekuatan yang sama! Wafir pun langsung meluncurkan serangan berlian tajam seperti menyerang Killer untuk pertama kali. Namun, betapa mengejutkan hasilnya ketika serangan itu mengenai Wali.

Dia hanya berdiri tenang seraya melipat lengan ke depan dada. Ia tersenyum bosan. Ketiga berlian tajam yang dilontarkan Wafir mengenainya, ketiganya sontak membelok layaknya cahaya yang terbiaskan. Benar-benar sulit dipercaya!

"Wafir, sepertinya kau masih belum memahami cara kerja kekuatanmu. Kekuatan kita bukan hanya menciptakan kristal, berlian, atau segala jenis struktur beraturan lainnya. Lebih dari itu. Jika kau bisa memahaminya sedalam diriku, kau akan bisa memiliki karakteristik dari kristal itu sendiri, bahkan lebih.  Seperti aku. Aku bisa membiaskan segala serangan yang dilancarkan kepadaku. Dengan kata lain, aku tidak bisa dilukai."

Wafir terperanjat. Mana mungkin ia bisa mengalahkan musuh yang tidak bisa disentuh. Apalagi beberapa kekuatan harus membutuhkan sentuhan untuk berdampak pada lawan. Wafir pun berusaha melakukan serangan lagi, bahkan menggunakan ragam kekuatan yang berbeda. Namun, semuanya tidak berguna. Serangan itu memantul ke segala arah layaknya terkena pantulan.

Wali pun tertawa. "Tidak perlu syok, seperti itu. Kita ini sama. Kalau kita berbeda, mana mungkin Bapak Iblis memilih kita."

Wafir terkejut ketika mendengar panggilan bapak disematkan kepada Iblis. "Kenapa kau memanggil Iblis Bapak?"

"Bang Sodom belum memberitahumu untuk bagian ini?"

Wafir semakin kehabisan kata-kata ketika Wali memanggil Sodom dengan sebutan Bang, seperti kakak laki-lakinya sendiri.

 "Aku juga anak Iblis, sama sepertimu dan Sodom," tutur Wali.

Tidak mungkin! Jadi, Wali adalah saudaraku?

"Tidak perlu syok seperti itu. Bukannya Bang Sodom pernah menceritakan kepadamu tentang kisahnya di Yerusalem dengan 11 saudaranya? Dari 12 anak, dia anak ke 11, yang paling tampan dan kuat. Sedangkan aku adalah anak ke-12, adik Sodom, anak paling cerdas di antara semuanya."

"Dengan kata lain, kau adalah adik Sodom."

"Dan juga Abangmu!"

Wafir langsung menekuk muka. Ia tak sudi memiliki abang yang umurnya bahkan lebih muda daripada dirinya. 

"Kau tahu, Dik Wafir. Kenapa Bapak Iblis memberi kita gerbang neraka yang sama, yaitu nomor 1?" Wali menarik seluruh kaca-kaca di ruangan, meninggalkan ruangan luas layaknya danau garam yang dapat memantulkan langit.

"Sudah kubilang, aku tak sama sepertimu!"

"Dengarkan aku dulu! Kita adalah Penjaga Neraka bagi golongan orang durhaka kepada kedua orang tua."

Wafir menggeleng. "Mana mungkin aku berbuat dosa besar seperti itu!?"

"Ingatkah kau ketika Bapak Iblis menculikmu dan keinginan apa yang paling kau dambakan untuk tercapai? Kau ingin kedua orang tuamu mati. Kau tak lain adalah anak durhaka sama sepertiku! Untuk mendapatkan kekuatan ini, aku rela membunuh ibuku sendiri. Sama sepertimu, kan?"

Napas Wafir memburu. Ia ingat jelas tentang keinginannya dulu ketika Iblis menculiknya di Kota Kawah. Pikirannya begitu kalut hingga ia menduga kedua orang tuanya menjualnya untuk diculik Fasadun. Namun, semua ternyata hanya salah paham. Dan karena dosa inilah, Wafir diberikan kekuatan seperti ini.

Sampai Wafir juga teringat dengan alasan ikatannya di bak mandi pada kala itu bisa lepas dengan sendirinya. Ternyata, ia tak sengaja menciptakan makhluk es seperti piranha dengan mengkristalkan air. Ini berarti, ia sudah mendapatkan kekuatan tersebut jauh sebelum bertemu Khrisna.

Wali semakin tertawa melihat ekspresi putus asa Wafir. "Apa yang salah memangnya, Dik Wafir? Bukannya ini tidak ada dampak apa pun? Atau, kau malah ingin bergabung bersama kami, para keluargamu?"

Wafir menggeleng. "Tidak, aku tidak akan sudi memiliki keluarga seperti kalian!"

"Berarti kau menjelekkan Bang Sodom juga!"

"TIDAK! Bang Sodom berbeda. Dia tidak sama dengan kalian berdua. Aku akan menyelamatkannya dan membawanya pergi dari pihak pendosa seperti kalian!"

"Itu artinya, kau memutuskan menjadi anak durhaka?"

"Berbeda! Jika aku durhaka dari kedurhakaan, ini adalah kebaktian. Aku berbakti kepada kedua orang tuaku sebab Tuhanku. Jika orang tuaku adalah musuh Tuhanku, maka aku akan memusuhi kedua orang tuaku. Untuk Tuhanku."

"Keras kepala sekali." Wali tertawa sekali lagi. "Ah, iya. Kau kan punya kekuatan kristal, pantas saja keras. Otakmu mulai bisa berubah keras. Ini sebuah kemajuan."

Wafir tidak ada waktu untuk meladeni ocehan Wali. Emosi membuncah di dalam dirinya. Namun, tidak ada gunanya menaklukkan Wali dengan amarah. Malah, ia bisa membelokkan semua serangan. Karena itu, Wafir akan berusaha mencari celah.

Jika Wali bilang ia bisa berubah dengan karakteristik kristal sendiri, maka aku pun bisa. Kristal tidak hanya benda yang keras dan dapat membiaskan cahaya. Kristal adalah struktur teratur yang begitu kokoh bahkan tidak bisa dipotong kecuali dengan kristal itu sendiri. 

Jika Wali memiliki tubuh seperti kristal sehingga ia tidak bisa diserang secara fisik, satu-satunya cara dengan energi. Dan manusia sendiri terdiri dari dua bagian: fisik dan jiwa. Jika fisik tidak bisa disentuh, Wafir akan menyerangnya jiwanya. Dan untuk melakukan itu, Wafir akan menunjukkan kekuatannya sebagai orang Utara.

Wafir mengacungkan jari telunjuknya. Ia akan menunjukkan kekuatan hatinya sebagai orang Utara. Ia menggunakan reaksi penyucian yang bisa dilakukan orang Utara untuk mengeksorsis. Kebetulan sekali, Wafir sudah mengingat banyak ayat suci untuk mengendalikan Iblis di dalamnya, dan inilah saat yang tepat untuk menggunakannya.

"Kau akan menyerang apa lagi? Bukannya sudah kubilang bahwa semua serangan tidak akan berguna?" pancing Wali.

Namun, Wafir masih memfokuskan semua perhatiannya ke ujung telunjuk. Ia mengumpulkan seluruh energi dari tiap ayat suci yang ia lantunkan. Ia memejamkan mata saking kusuknya. Sampai, tiba-tiba tubuhnya mengeluarkan cahaya putih seperti para Imam yang sudah membuka Gerbangnya.

Wafir akhirnya membuka miliknya. "Gerbang Utara!"

Sebuah tembakan energi setajam pedang langsung melesat tak kasat mata dari ujung telunjuk Wafir. Energi itu melecut kencang sampai Wali tak sadar Wafir sudah melepaskan serangan kepadanya, tepat di jiwanya.

Sampai dada kiri Wali tiba-tiba berdarah. Ia tak melihat sebuah serangan apa pun. Hingga ia tidak bisa menyadari apa pun kecuali kematiannya sudah dekat. Rasa sakit dan sesak di dada membuncah bersamaan dengan selaksa pancuran darah yang keluar dari jantung. Pertarungan pun selesai.

Wafir memenangkan pertarungan.

Ia pun bergegas untuk mengambil darah Wali, lalu menyuntikkannya ke dirinya sendiri. Ia iba dengan Wali yang tewas dengan mata melotot. Karena itu, ia menutupkan matanya. 

Wafir bangkit, lalu pergi meninggalkan mayat tersebut seraya meminta maaf. "Semoga Tuhan memberikan pengadilan yang sebenar-benarnya untukmu, Bang Wali."

Namun, baru saja Wafir mengambil lima langkah, sebuah portal lagi-lagi menelannya. Dugaannya atas kemenangan terlalu cepat. 

Wafir lupa masih ada Penjaga Neraka tiga utama yang masih berkeliaran di Neraka.


Neraka, 8 Februari 0021

2 Ramadan 1500 H

Bạn đang đọc truyện trên: AzTruyen.Top